Cerpen : Muhammad Iqbal Baraas SENJA DI BULAN NOPEMBER Juragan kula’an mayat. Mayat tiga container 40 feet datang ke kampung kami. Kampung kalang kabut seperti rumah lebah yang terbakar api, semburat. Semburat semua orang berloncotan. Loncat dari tiap tiap kepala yang tak mengenali badannya. Badan yang juga merasa risih untuk menemui matanya. Mata yang ngeri menyongsong adegan asing. Asing yang mungkin pertama dan terakhir. Terakhir dari seribu mimpi yang celaka. Celaka andaikata tiga container itu tak segera dibongkar, mayat mayat jadi busuk, memang ada frezer di dalamnya, tapi sampai seberapa tahan frezier mampu nahan, belum lagi bensinnya juga sudah sangat mahal. Mahal buat juragan juga sebuah bisnis, dimana kula’an dengan semurah murahnya akan mendapatkan keuntungan sebesar besarnya. Besar dan kecilnya mayat juga tak mempengarui harga, juragan mborong. Mborong dengan ukuran dan bentuknya yang berbeda, warna kulit berbeda tak m...
Media Informasi dan Komunikasi Masyarakat Banyuwangi