Pages

Tampilkan postingan dengan label Moderasi Beragama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Moderasi Beragama. Tampilkan semua postingan

Buka Bersama Hj. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid di Banyuwangi: Menjalin Kebersamaan dengan Masyarakat Kecil

 


Banyuwangi (Warta Blambangan) Hj. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid kembali menggelar kegiatan sahur bersama di Banyuwangi pada Kamis (13/3/2025). Acara yang berlangsung di Pendopo Sabha Swagata ini dihadiri oleh berbagai tokoh agama, tokoh masyarakat, serta para juru parkir dan petugas kebersihan.

Bupati Banyuwangi, Hj. Ipuk Fiestiandani, beserta Wakil Bupati Banyuwangi turut hadir dalam kegiatan ini. Selain itu, tampak pula anggota DPRD, ulama Kabupaten Banyuwangi, serta berbagai organisasi masyarakat. Hadir pula dr. Cinta Mulia Abdurrahman Wahid, yang mendampingi ibunda tercinta dalam kegiatan yang telah menjadi agenda rutin selama bulan Ramadan ini.

Dalam sambutannya, Bupati Banyuwangi menyampaikan rasa hormat dan apresiasinya atas kehadiran Hj. Shinta Nuriyah di Banyuwangi. "Kami mengucapkan selamat datang kembali. Sudah lama sekali Ibu tidak hadir di sini. Alhamdulillah tahun ini kita bisa bersama kembali. Kegiatan sahur bersama ini menjadi momen yang penuh makna, terutama karena melibatkan masyarakat kecil, termasuk perempuan dan anak-anak," ujarnya.

Lebih lanjut, Bupati juga menyoroti pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak di Banyuwangi. "Kami terus berupaya agar perempuan di Banyuwangi mendapatkan hak dan perlindungan yang layak. Kita ingin memastikan bahwa perempuan dapat berkontribusi dalam membangun generasi yang berkualitas," tambahnya.

Sahur Bersama, Bukan Sekadar Buka Puasa

Dalam kesempatan tersebut, Hj. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid menjelaskan bahwa kegiatan yang digelarnya bukan sekadar buka bersama, melainkan sahur bersama.

"Apa yang saya lakukan sore ini bukan buka bersama, tetapi sahur bersama. Karena buka puasa itu maknanya membatalkan puasa, sedangkan sahur bersama ini adalah saat untuk membuka pintu langit di sepertiga malam," ungkapnya. 


Ia juga mengenang kunjungannya tahun sebelumnya di Banyuwangi, di mana ia menggelar buka bersama di Pura Agung Blambangan dan Alas Purwo.

"Saya di Jakarta biasa sahur bersama kuli bangunan di kolong jembatan atau tempat lainnya. Pernah juga sahur di rumah pemulung yang rumahnya dari kardus, serta bersama TKI dan TKW di Hongkong," kenangnya.

Hj. Shinta Nuriyah juga menekankan bahwa Indonesia merupakan negara dengan masyarakat yang majemuk, termasuk di Banyuwangi yang memiliki keberagaman etnis seperti Jawa, Madura, Osing, dan Mandar. Demikian pula dalam hal agama, perbedaan yang ada harus menjadi kekuatan untuk mempererat persaudaraan.

Kegiatan buka bersama ini diakhiri dengan sholat magrib berjamaah, menandai kebersamaan yang erat antara pemerintah, tokoh agama, serta masyarakat kecil di Banyuwangi.

Lapas Banyuwangi Gelar Tabligh Akbar Peringatan Isra Mi’raj, Warga Binaan Antusias Mengikuti

Banyuwangi, (Warta Blambangan) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi menggelar tabligh akbar dalam rangka memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw. Kegiatan yang berlangsung di aula utama lapas ini diikuti dengan penuh antusias oleh warga binaan, Rabu (12/02/2025)

Hadir sebagai penceramah, Ustadz Fauzan Anshori dari Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi. Dalam tausiyahnya, ia membahas hikmah Isra Mi’raj serta bagaimana peristiwa luar biasa tersebut dapat menjadi motivasi bagi umat Islam, termasuk warga binaan, untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah.

Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan keagamaan seperti tabligh akbar ini merupakan bagian dari pembinaan mental dan spiritual bagi warga binaan. Ia berharap peringatan Isra Mi’raj dapat memberikan pelajaran berharga bagi mereka dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan.b


"Isra Mi’raj bukan sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga membawa pesan mendalam tentang kesabaran, ketekunan dalam ibadah, serta keyakinan terhadap pertolongan Allah. Kami berharap para warga binaan dapat menjadikan momen ini sebagai refleksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik," ujarnya.

Dalam tausiyahnya, Ustadz Fauzan Anshori menjelaskan bahwa Isra Mi’raj merupakan perjalanan agung yang menjadi bukti kekuasaan Allah Swt. Salah satu hikmah utama dari peristiwa ini adalah perintah shalat lima waktu yang langsung diterima oleh Nabi Muhammad Saw.

"Shalat bukan hanya kewajiban, tetapi juga sarana komunikasi langsung antara hamba dengan Allah. Bagi warga binaan, shalat bisa menjadi cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampunan, serta petunjuk agar kelak bisa menjalani kehidupan yang lebih baik," jelasnya.

Selain membahas tentang shalat, Ustadz Fauzan juga mengajak warga binaan untuk menjadikan Isra Mi’raj sebagai motivasi untuk berubah, meningkatkan hubungan dengan Allah, serta memperbaiki hubungan dengan sesama manusia. Ia menegaskan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri dan kembali ke jalan yang lebih baik.

Tabligh akbar ini mendapat sambutan positif dari para warga binaan. Salah satu peserta, Ahmad (35), mengaku sangat bersyukur bisa mengikuti kegiatan ini.

"Saya merasa mendapatkan pencerahan dan semakin termotivasi untuk memperbaiki diri. Isra Mi’raj mengajarkan bahwa setiap manusia bisa berubah menjadi lebih baik asalkan ada niat dan usaha," ungkapnya.

Kegiatan ini diakhiri dengan doa bersama, diharapkan dapat memberikan ketenangan hati serta semangat baru bagi warga binaan dalam menjalani kehidupan ke depan.

Seni dan Budaya Banyuwangi, Kunci Perekat Kerukunan Lintas Agama

 BANYUWANGI,(Warta Blambangan) Rumah Kebangsaan Basecamp Karangrejo (RKBK) Banyuwangi menjadi destinasi penting dalam kunjungan 41 anggota Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) serta pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Mojokerto pada Jumat (13/12/2024). Kunjungan ini menjadi ajang berbagi pengalaman tentang harmoni keberagaman yang telah sukses terbangun di Banyuwangi, daerah yang dikenal sebagai miniatur Indonesia dengan keberagaman etnis, agama, dan budaya.  



Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) yang juga utusan FKUB Kabupaten Mojokerto, Drs. H. Mahfudz Said, M.Pd, sekaligus juga salah satu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mojokerto, memimpin rombongan bersama Kepala Bakesbangpol Kabupaten Mojokerto, Drs. Nugraha Budhi Sulistya, M.Si.


Dalam kesempatan itu, Kepala Bakesbangpol Mojokerto menyampaikan apresiasinya yang tinggi atas penyambutan hangat dari Rumah Kebangsaan. Dalam sambutannya, dia menyatakan, kunjungan ini bukan sekadar studi, tetapi sebuah langkah konkrit untuk membangun kolaborasi yang lebih erat antara dua kabupaten dalam upaya memperkuat kerukunan dan moderasi beragama. "Kami melihat bagaimana inovasi Banyuwangi dalam membangun harmoni sosial dapat menjadi inspirasi yang berharga untuk diterapkan di Mojokerto," ujar Nugraha.


Sedangkan Mahfudz Said dalam sambutannya, mengapresiasi keberhasilan Banyuwangi menjaga keharmonisan dalam keberagaman. “Banyuwangi adalah bukti nyata bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan penghalang. Kehidupan harmonis di sini memberikan pelajaran berharga bagi kami,” ujar Mahfudz.  



Acara ini dipandu oleh Hakim Said, Ketua RKBK Banyuwangi. Selain rombongan Bakesbangpol dan FKUB Mojokerto, kegiatan juga dihadiri berbagai elemen masyarakat lintas agama dan budayawan, termasuk Aekanu Haryono, Ki Pramoe Sakti, Pdt. Herman, dosen UBI Dr. Setyo Utomo, Ketua Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS) Moch. Hairon, serta Ketua Lentera Sastra Banyuwangi, H. Syafaat.  


Dalam sesi dialog, H. Syafaat berbagi pengalaman bersama Wakil Ketua FKUB Mojokerto, H. Nur Rokhmad, terkait membangun komunikasi lintas budaya dan agama, baik di tanah air maupun saat bertugas sebagai pembimbing ibadah haji.  


Hakim Said menjelaskan bahwa RKBK didesain sebagai ruang dialog dan kajian bersama untuk menyelesaikan masalah sosial dengan prinsip “3KO: Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi.” 


“Dengan pendekatan santai sambil menikmati kopi, kami percaya semua persoalan bisa diselesaikan lewat dialog,” ungkap Hakim, yang juga alumni PKPA angkatan ke-2 tahun 2006 di Universitas Jember.  


Kelurahan Karangrejo, tempat RKBK berada, merupakan simbol harmoni keberagaman, dihuni oleh berbagai etnis dan agama. Lokasi ini juga menjadi tempat berdirinya kelenteng Hoo Tong Bio, salah satu kelenteng terbesar di Indonesia. Inspirasi harmoni juga terlihat di daerah lain, seperti Kampung Pancasila di Desa Patemon, yang menjadi contoh moderasi beragama, dan Desa Yosomulyo dengan slogan “Desaku Beda Tapi Mesra.”  


Aekanu Hariyono dari Dewan Kesenian Blambangan menegaskan peran seni dan budaya dalam memperkuat harmoni. “Seni adalah perekat sosial yang menyatukan semua elemen masyarakat,” katanya. Sementara itu, Moch. Hairon menambahkan bahwa komunitas seni sering terlibat dalam kegiatan lintas agama untuk mempromosikan dialog dan persatuan.  


RKBK, yang diresmikan beberapa tahun lalu, kini menjadi pusat kegiatan moderasi beragama di Banyuwangi. “Kunjungan ini memberikan banyak pelajaran. Semoga semangat kebersamaan di Banyuwangi dapat menginspirasi daerah lain di Indonesia,” tutup Mahfudz Said.  



Dua Finalis Pemilihan Inisiator Muda Moderasi Beragama Madrasah Tingkat Nasional Ikuti Kemah MORAMA II


Banyuwangi (Warta Blambangan) Sebanyak 2 peserta terbaik dari Pemilihan Inisiator Muda Moderasi Beragama Madrasah tingkat nasional mengikuti kegiatan Kemah Moderasi Beragama MORAMA II yang berlangsung di Bumi Perkemahan Jeongmara, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi madrasah yang terpilih dari berbagai daerah di Indonesia, dengan tujuan untuk memperkuat semangat moderasi beragama di kalangan generasi muda.



Dua siswa dari Kabupaten Banyuwangi berhasil lolos 40 terbaik dalam ajang bergengsi ini. Mereka adalah perwakilan dari MAN 2  Banyuwangi di Kecamatan Genteng dan MAN 3 Banyuwangi yang berlokasi di Kecamatan Stono.

Salah satu peserta, Inesya Dwi Puspita, mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan ini dan berharap doa serta dukungan dari semua pihak agar dapat menjadi yang terbaik di ajang tersebut.


“Kami memohon doa restu dari seluruh warga Banyuwangi agar bisa memberikan yang terbaik untuk daerah kami dan menjadi inisiator muda yang berprestasi dalam moderasi beragama,” ungkap Inesya dengan penuh harapan.


Selama kegiatan kemah, para Inisiator Muda Moderasi Beragama juga berkesempatan melakukan wawancara khusus terkait moderasi beragama dengan beberapa pejabat penting, termasuk Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Kementerian Agama RI dan Kepala Subbagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Wawancara ini diharapkan dapat memperkaya wawasan para peserta mengenai pentingnya moderasi dalam menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia.


Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Dr Chaironi Hidayat menyampaikan bahwa Kegiatan Kemah MORAMA II ini menjadi momentum penting dalam membentuk generasi muda madrasah yang tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga memiliki jiwa moderasi yang kuat untuk menjaga keberagaman dan persatuan bangsa.

Tampilan MTsN 1 Banyuwangi di Morama II


Banyuwangi (Warta Blambangan) Dalam rangkaian pembukaan Kemah Moderasi Beragama yang digelar di Bumi Perkemahan Jeongmara, Kecamatan Songgon, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Banyuwangi menampilkan drama teater kisah legenda Sri Tanjung. Pertunjukan ini berhasil memukau para peserta kemah dan tamu undangan yang hadir pada Jumat, (13/10/2024).



Kisah Sri Tanjung, legenda rakyat dari Banyuwangi yang sarat dengan pesan kesetiaan dan keadilan, diangkat sebagai simbol persatuan dan kekuatan moral yang relevan dengan semangat moderasi beragama. Para siswa MTsN 1 Banyuwangi tampil memukau dengan akting yang menghayati, kostum yang indah, serta tata acara yang memikat. Mereka berhasil membawa para penonton kembali ke masa lalu dengan alur cerita yang emosional dan penuh makna.


Acara pembukaan ini turut dihadiri oleh Kepala Bagian Tata Usaha (TU) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam (PAIS), Kepala Bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Penais Zawa), serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Dr. Chaironi Hidayat.


Setelah pertunjukan, para pejabat Kemenag yang hadir menyempatkan diri untuk berfoto bersama dengan para pemain teater MTsN 1 Banyuwangi. Momen ini menjadi tanda apresiasi atas penampilan yang luar biasa dari para siswa dalam menyemarakkan pembukaan Kemah Moderasi Beragama tahun ini.


Dr. Chaironi Hidayat mengungkapkan rasa bangga atas kreativitas dan semangat yang ditunjukkan oleh para siswa MTsN 1 Banyuwangi. "Kisah Sri Tanjung yang mereka bawakan hari ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memberikan pelajaran penting tentang kejujuran, kesetiaan, dan nilai-nilai luhur yang harus terus kita jaga dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam upaya kita menjaga kerukunan dan moderasi beragama," ujarnya.


Kemah Moderasi Beragama dengan peserta lebih dari 1500 peserta di bumi perkemahan Jeongmara ini akan berlangsung selama tiga hari, dengan berbagai kegiatan edukatif dan kebudayaan yang diharapkan dapat memperkuat nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi di kalangan generasi muda.

Kepala Kemenag Banyuwangi Hadiri Pentas Seni Api Unggun pada Hari Kedua Kemah Moderasi Beragama II

 Banyuwangi (Warta Blambangan) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Choironi Hidayat, bersama istri menghadiri Pentas Seni (Pensi) Api Unggun pada hari kedua Kemah Moderasi Beragama (Morama) II yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Jeongmara, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (12/10/2024). Acara yang menjadi salah satu puncak kegiatan kemah ini diikuti dengan antusias oleh peserta Pramuka dari berbagai agama, menunjukkan keberagaman dan semangat moderasi beragama.



Dalam kesempatan tersebut, Kepala Kemenag Kab. Banyuwangi menyampaikan apresiasi atas kekompakan dan semangat kebersamaan yang ditunjukkan oleh seluruh peserta. "Pentas seni malam ini menjadi simbol harmonisasi keberagaman di tengah kita. Semoga moderasi beragama terus tumbuh dalam setiap jiwa generasi muda kita," ungkap Choironi.


Pentas seni ini menampilkan berbagai pertunjukan dari peserta Pramuka dengan latar belakang agama yang berbeda. Berbagai seni tari, nyanyian, dan penampilan kreatif lainnya menambah semarak suasana api unggun malam itu.



Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Kasi Pendma) Kemenag Banyuwangi serta Moh. Hakim Said dari Rumah Kebangsaan Banyuwangi, yang juga turut memberikan dukungan terhadap upaya penguatan moderasi beragama melalui kegiatan kepramukaan.


Acara api unggun dan pentas seni di hari kedua kemah Morama II ini diharapkan mampu menjadi momen yang menginspirasi generasi muda dalam mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan dan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari.


Morama II ini sendiri berlangsung selama tiga hari dan diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang agama dan budaya, menekankan pentingnya kerukunan dan persatuan di tengah perbedaan.


Chaironi Hidayat Nyanyikan Lagu Slank dalam Pensi Morama II

Banyuwangi (Warta Blambangan) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Dr. Chaironi Hidayat, menjadi pembuka acara Pentas Seni (Pensi) Kemah Moderasi Beragama (Morama) II yang diselenggarakan di Bumi Perkemahan Jeongmara, Kecamatan Songgon, Jumat malam (11/10/2024). Ia memulai pentas seni tersebut dengan menyanyikan lagu "Ku Tak Bisa" yang dipopulerkan oleh Slank pada tahun 2004 dalam album PLUR.



Lagu yang memiliki lirik penuh makna tersebut disambut meriah oleh seluruh peserta kemah. Mereka tampak antusias ikut bernyanyi bersama, membuat suasana malam itu semakin semarak. Penampilan Dr. Chaironi tak hanya memberikan hiburan, namun juga membangkitkan semangat kebersamaan dan persaudaraan di antara peserta.


Pentas seni ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Kemah Moderasi Beragama II, yang bertujuan mempererat kerukunan dan toleransi di antara peserta, yang berasal dari berbagai latar belakang agama dan kepercayaan.


"Kehadiran dan partisipasi aktif seluruh peserta di pentas seni ini merupakan bukti bahwa perbedaan bukanlah penghalang, tapi justru memperkaya kita dalam keberagaman," ungkap Chaironi dalam sambutannya setelah penampilannya.


Acara ini turut dihadiri oleh beberapa pejabat Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur  dan peserta dari berbagai agama di Banyuwangi, yang semuanya larut dalam semangat moderasi beragama dan harmoni yang diusung dalam kegiatan ini.


Kemah Moderasi Beragama II akan berlangsung hingga Minggu, dengan berbagai kegiatan edukatif dan interaktif yang diharapkan dapat memperkuat moderasi beragama di kalangan generasi muda.

Pembukaan Kemah Moderasi Beragama (Morama) II: Penguatan Nilai Kebersamaan dan Toleransi di Banyuwangi

Banyuwangi,(Warta Blambangan) Kemah Moderasi Beragama resmi dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Dr. H. Santoso, di Bumi Perkemahan Jeongmara, Kecamatan Songgon, Jumat (11/10/2024). Acara ini diikuti lebih dari 1.500 peserta dari berbagai latar belakang agama, baik dari kalangan siswa Pramuka, penyuluh agama, maupun Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi.



Dalam sambutannya, Dr. H. Santoso menekankan pentingnya nilai-nilai moderasi beragama yang sudah tersirat dalam Dasa Darma Pramuka. "Pramuka sudah menanamkan prinsip kebersamaan, gotong-royong, dan toleransi, yang selaras dengan konsep moderasi beragama," jelasnya.


Ia juga menyoroti kekayaan budaya dan agama di Banyuwangi yang dihuni oleh beragam suku dan bahasa, seperti Osing, Jawa, Madura, serta beragam agama yang dianut oleh penduduknya. "Di Banyuwangi, kita hidup dalam keberagaman. Perbedaan ini bukan untuk dipertentangkan, melainkan untuk disyukuri dan dikelola dengan bijak melalui moderasi beragama," tambah Pejabat yang pernah menduduki jabatan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi tersebut.


Kemah Moderasi Beragama ini menjadi wadah untuk mempraktikkan toleransi dan penguatan sikap moderat dalam kehidupan beragama. Para peserta diajak untuk berinteraksi dan saling mengenal melalui kegiatan-kegiatan yang mengedepankan semangat persatuan.


Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, seperti Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Dr. Chaironi Hidayat, Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam Dr. H. Moh. Amak Burhanuddin, Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Drs. Mufi Imron Rosyadi, dan Pembimbing Masyarakat Katolik Aries Papudi.


Sebagai bagian dari acara, Dr. H. Santoso memimpin pembacaan Deklarasi Moderasi Beragama, yang diikuti dengan antusias oleh seluruh peserta. Deklarasi ini menegaskan komitmen untuk terus menjaga kerukunan antarumat beragama dan mengamalkan moderasi dalam setiap aspek kehidupan.


Dengan diselenggarakannya kemah ini, diharapkan semakin banyak generasi muda dan masyarakat luas yang terlibat aktif dalam membangun harmoni dan toleransi di tengah kemajemukan bangsa.

Begini Cara Buat Kartu Nikah Digital untuk Pernikahan Sebelum dan Sesudah 2020!

Banyuwangi (Warta Blambangan) Untuk pernikahan sebelum tahun 2020, kamu perlu datang ke KUA tempat menikah membawa buku nikah asli/fotokopi sebelum diproses lebih lanjut oleh petugas. 


Untuk pernikahan tahun 2020 dan setelahnya, cukup scan QR code di Buku Nikah saja, ya. Nanti Kartu Nikah digital kamu akan muncul.

#kemenag #bimasislam #sahabatreligi #kua #kartunikah

Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur Sampaikan Konsep Moderasi Beragama di Kantor Kemenag Banyuwangi

Banyuwangi (Warta Blambangan) Kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf (Penais Zawa) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Mufi Imron Rosyadi memberikan pembinaan kepada Penyuluh Agama Islam di aula bawah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi yang diikuti oleh Penyuluh Agama Islam PNS, PPPK maupun perwakilan Penyuluh Agama Islam Non PNS, Jumat (15/03/2023) dengan tema “Meningkatkan wawasan Kebangsaan dan Moderasi Beragama”. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Chaironi Hidayat dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kabupaten Banyuwangi yang berada di ujung Pulau Jawa ini dihuni dengan masyarakat multi etnis, multi budaya dan multi agama, namun mereka dapat hidup berdampingan secara rukun tanpa adanya gesekan yang berarti. 

Penyuluh Agama Islam yang merupakan tokoh masyarakat mempunyai peran penting dalam rangka ikut serta menjaga harmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat dengan bahasa agama yang mudah diterima. Menyinggung performa penyuluh, Roni (panggilan Chaironi Hidayat) menyampaikan bahwa penyuluh merupakan cerminan ASN Kementerian Agama. “sosok Penyuluh Agama merupakan tokoh panutan yang menjadi cerminan ASN Kementerian Agama secara keseluruhan” kata Roni. 
Dalam pembinaannya, Mufi Imron Rosyadi menyampaikan bahwa Bangsa Indonesia memiliki keaneka ragaman yang kompleks, heteroginitas, majemuk dari sisi bahasa, etnis, budaya, agama dan kemajemukan bisa menjadi kekayaan bangsa Indonesia potensi baik jika dikelola dengan baik tetapi bisa menjadi sesuatu yang mengancam disharmoni di masyarakat, jika tidak dikelola dengan baik. Karenanya Kabid Penamas Zawa berpesan agar para penyuluh menjadi garda terdepan pemerintah dalam menjaga harmonisasi dalam hubungan bermasyarakat. “menurut penelitian, - Indeks keagamaan, dari 30 negara bahwa Indonesia penduduk paling religius, Prof. Husen askary, bahwa negara yang paling banyak mengaplikasikan nilai-nilai islam justru bukan negara islam, tapi negara Firlandia, Swedia, Norwegia, Belgia, Indonesia urutan 61, arab saudi urutan 91 dan kuwait urutan 111” katanya.

Mufi juga mengingatkan tentang tugas kementerian Agama yakni Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara, dan untuk tugas penerangan Agama menjadi tanggung jawab para penyuluih yang bukan hanya melakukan penyuluhan secara tatap muka saja, tetapi dapat juga melalui platform digital. “Penyuluhan mampu menembus batas ruang dan waktu dalam waktu cepat, dapat dilakukan tanpa biaya dan energi yang besar, karena pengguna Medsos setiap tahunnya terus bertambah dan dapat diakses di mana aja dan kapan saja” katanya. 

Menyinggung tentang Moderasi beragama, Mufi menyampaikan bahwa Bukan agamanya yang harus dimoderasi, melainkan cara pandang dan sikap umat beragama dalam memahami dan menjalankan agamanya yang harus dimoderasi dan dengan moderasi beragama, seseorang tidak ekstrem dan tidak berlebih-lebihan saat menjalani ajaran agamanya. Lebih lanjut Mufi menyampaikan bahwa Moderasi Beragama bukan hal absurd yang tak bisa diukur. Keberhasilan Moderasi Beragama dalam kehidupan masyarakat Indonesia dapat terlihat dari tingginya empat indikator utama berikut ini serta beberapa indikator lain yang selaras dan saling bertautan.

Balai litbang Agama Semarang Adakan Lomba Moderasi Begama, Hadiahnya Capai Rp 100 Juta

Semarang (Warta Blambangan) Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang dalam menyambut Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika tahun 2013, mengadakan lomba dalam rangka 'Ekspos Inovasi Moderasi Beragama Tahun 2023', hal ini disampaikan Anshori Jepala Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang di ruang kerjanya Selasa (01/08/2023).



Anshori mengajak, seluruh elemen masyarakat untuk ikut partisipasi dalam perlombaan tersebut.

"Ikutilah lomba-lomba dalam rangkaian kegiatan Ekspos Inovasi Moderasi Beragama Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI," ajaknya.

Lebih lanjut, pihaknya telah menyiapkan hadiah menarik dengan total Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah)
"Ada empat kategori lomba yang kita selenggarakan," imbuhnya.

Empat lomba tersebut yakni, Lomba Kampung Moderasi, Lomba Sekolah dan Madrasah Moderasi, Lomba Rumah Ibadah Moderasi dan Tiktok Challenge Moderasi Beragama.

Batas pendaftaran & pengiriman karya adalah:
1. Lomba Kampung, Sekolah, Madrasah dan Rumah Ibadah Moderasi 15 Agustus 2023.
2. Tiktok Challenge 11 Agustus 2023, Pengumuman pemenang 15 September 2023.

Adapun syarat dan ketentuan lomba sebagai selengkspnya sebagai berikut :
Dalam mengirimkan inovasi moderasi beragama, peserta
mengacu pada kerangka dan pengertian moderasi
beragama yang telah disusun Kementerian Agama RI
dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kampung moderasi merupakan kampung/desa dengan
praktik moderasi beragama yang tercermin dalam struktur
sosial dan interaksi masyarakatnya, di dalamnya terdapat 


unsur sebagai berikut:
a. Warga lintas agama;
b. Pengurus lembaga desa/kelurahan/kampung
mengakomodasi warga lintas agama;
c. Terdapat lebih dari satu jenis rumah ibadah;
d. Tersedia ruang publik yang dapat dimanfaatkan lintas
agama;
e. Kegiatan kebudayaan/tradisi lintas agama;
f. Kegiatan kebangsaan lintas agama;
g. Kegiatan sosial lintas agama;
h. Kegiatan pembinaan kemasyarakatan;
i. Kegiatan gotong royong lingkungan dan rumah ibadah
lintas agama;
j. Partisipasi kegiatan peringatan hari besar agama non-
ritual secara lintas agama;
k. Spasial tanpa sekat agama;
l. Kegiatan keagamaan semua agama difasilitasi;
m. Tidak menonjolkan ciri agama tertentu;
n. Keberadaan simbol-simbol kebangsaan;
o. Penanda/informasi/himbauan bermoderasi.
2. Sekolah moderasi merupakan sekolah dengan praktik
moderasi beragama dalam penyediaan fasilitas dan
aktivitas di sekolah, di dalamnya terdapat unsur sebagai
berikut: 


a. Sivitas guru lintas agama: 
● struktur kelembagaan sekolah melibatkan semua
guru lintas agama;
● menyediakan guru agama sesuai agama yang
dianut peserta didik (sesuai peraturan yang
berlaku).
b. Kurikulum:
● intra: terdapat materi moderasi dalam mata
pelajaran insersi (mis: agama, PPKn); pendekatan
pembelajaran kreatif yang mendorong penguatan
moderasi (dalam dan luar kelas, mendorong sikap
menghormati, toleran, demokratis);
menyelenggarakan program, pendidikan,
pelatihan dan pembekalan tertentu dengan tema
khusus tentang moderasi beragama; penanaman
nilai moderasi dalam keseharian (hidden curriculum);
● ekstra: kepengurusan organisasi siswa beragam
agama; ada organisasi keagamaan siswa; ada
organisasi kepramukaan/bela negara/PMR; ada
kegiatan budaya.
c. Prestasi sekolah/siswa/guru:
● keikutsertaan kegiatan terkait
kerukunan/moderasi beragama;
● inisiatif sekolah memperkenalkan moderasi
beragama;
● prestasi lomba dalam bidang kebangsaan.
d. Lingkungan:
● aktif/rutin kegiatan yang bernuansa kebangsaan;
● kegiatan keagamaan semua agama difasilitasi;
● memperkenalkan budaya dan tradisi lokal;
● tidak menonjolkan ciri keagamaan tertentu;
● keberadaan simbol-simbol kebangsaan;
● penanda/informasi/himbauan bermoderasi.
3. Madrasah moderasi merupakan madrasah dengan
praktik moderasi beragama dalam penyediaan fasilitas
dan aktivitas di madrasah, di dalamnya terdapat unsur
sebagai berikut:
a. Kurikulum:
● intra: terdapat materi moderasi dalam mata
pelajaran insersi (mis: agama, PPKn); pendekatan
pembelajaran kreatif yang mendorong penguatan
moderasi (dalam dan luar kelas, mendorong sikap
menghormati, toleran, demokratis);
menyelenggarakan program, pendidikan,
pelatihan dan pembekalan tertentu dengan tema
khusus tentang moderasi beragama; penanaman
nilai moderasi dalam keseharian (hidden
curriculum);
● ekstra: ada organisasi keagamaan siswa; ada
organisasi kepramukaan/bela negara/PMR; ada
kegiatan budaya.
b. Prestasi sekolah/siswa/guru:
● keikutsertaan kegiatan terkait
kerukunan/moderasi beragama;
● inisiatif madrasah memperkenalkan moderasi
beragama;
● prestasi lomba dalam bidang kebangsaan.
c. Lingkungan:
● aktif/rutin kegiatan yang bernuansa kebangsaan;
● memperkenalkan budaya dan tradisi lokal;
● keberadaan simbol-simbol kebangsaan;
d. Penanda/informasi/himbauan bermoderasi.
4. Rumah Ibadah Moderasi merupakan rumah ibadah dengan
praktik moderasi beragama berupa dukungan, kerjasama,
dan fasilitas lintas agama, yang di dalamnya minimal memiliki
unsur sebagai berikut:
a. Rumah ibadah yang berdekatan dan saling
mendukung;
b. Fasilitas rumah ibadah untuk kepentingan lintas
agama;
c. Rumah ibadah ramah musafir lintas agama;
d. Pembinaan keagamaan dan moderasi beragama;
e. Aktivitas untuk kegiatan kebangsaan;
f. Aktivitas untuk kegiatan budaya dan tradisi;
g. Partisipasi lintas agama dalam pembangunan,
pemeliharaan, dan kegiatan non-ritual.
5. Tiktok Challenge merupakan lomba penyampaian edukasi
pesan moderasi beragama melalui platform Tiktok. Konten
video yang diunggah memuat minimal salah satu indikator
moderasi beragama.


B. Ketentuan Umum
1. Ketentuan Lomba Kampung Moderasi, Sekolah dan
Madrasah Moderasi, dan Rumah Ibadah Moderasi
sebagai berikut:
a. Setiap unit kampung/sekolah/madrasah/rumah
ibadah yang akan mengikuti lomba inovasi
moderasi beragama dapat lengsung mendaftar
kepada panitia dan tidak dipungut biaya;
b. Peserta bertanggung jawab penuh terhadap narasi
inovasi moderasi beragama yang dikirimkan.
Panitia tidak bertanggung jawab jika terdapat
gugatan hak cipta;
c. Narasi inovasi moderasi beragama tidak
mengandung unsur pornografi, ujaran kebencian,
bertentangan dengan norma hukum, agama, dan
kesusilaan yang berlaku, serta menyinggung SARA
(suku, agama, dan ras); serta tidak mengandung
muatan politik praktis;
d. Narasi inovasi moderasi beragama yang dikirimkan
menjadi hak milik panitia dan dapat secara bebas
digunakan dalam kegiatan ataupun publikasi
Kementerian Agama;
e. Batas pendaftaran dan pengiriman karya adalah 15
Agustus 2023;
f. Pengumuman pemenang akan diumumkan pada
15 September 2023 dan dipublikasikan pada kanal
media sosial Balai Litbang Agama Semarang;
g. Pemenang mendapat kesempatan untuk
mempresentasikan inovasi moderasi beragama
pada kegiatan Ekspos Moderasi Beragama Balai
Litbang Agama Semarang yang dijadwalkan pada minggu ketiga s.d. keempat bulan September 2023
di salah satu lokasi yang telah ditentukan
(Yogyakarta, Mataram dan Banjarmasin);
h. Panitia berhak melakukan diskualifikasi jika
ditemukan pelanggaran;
i. Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak
dapat diganggu gugat.
2. Ketentuan Lomba Tiktok Challenge
a. Lomba terbuka untuk umum (individu maupun
kelompok) dan bersifat gratis;
b. Peserta wajib mengikuti akun Tiktok @blasemarang
(https://www.tiktok.com/@blasemarang?lang=id-ID);
c. Peserta hanya diperbolehkan
mengirim/mengunggah 1 video untuk 1 akun, disertai
caption yang relevan, mention akun Tiktok
@blasemarang dan mencantumkan hashtag
#supportkmbaakemenag #balitbangdiklatkemenag
#blasemarang;
d. Video yang dikirim merupakan karya asli peserta dan
belum pernah diikutsertakan dalam lomba
sebelumnya;
e. Peserta bertanggung jawab penuh terhadap karya
yang dikirimkan. Panitia tidak bertanggung jawab jika
terdapat gugatan hak cipta;
f. Karya tidak mengandung unsur pornografi,
bertentangan dengan norma hukum dan kesusilaan
yang berlaku, serta menyinggung SARA (suku,
agama, dan ras) dan tidak mengandung muatan
politik praktis;
g. Karya yang dikirimkan menjadi hak milik panitia dan
dapat secara bebas digunakan dalam kegiatan atau
pun publikasi Kementerian Agama;
h. Periode pengunggahan video pada platform Tiktok
dimulai pada 24 Juli s.d. 13 Agustus 2023;
i. Pengumuman pemenang akan dipublikasikan pada
kanal media sosial Balai Litbang Agama Semarang;
j. Panitia berhak melakukan diskualifikasi jika
ditemukan pelanggaran;
k. Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak bisa
diganggu gugat.
C. Ketentuan Khusus
1. Lomba Inovasi Moderasi Beragama (Kampung
Moderasi, Sekolah dan Madrasah Moderasi, dan
Rumah Ibadah Moderasi) memiliki ketentuan sebagai
berikut:
a. Partisipan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
• Desa yang diajukan tidak pernah terjadi konflik
agama dan/atau sosial lainnya setelah Desember
2019 (terbit buku MB);
• Sekolah/madrasah yang diajukan tidak terjadi kasus
bullying, pelecehan seksual, dan terlibat tawuran
pelajar setelah desember 2019;
• Rumah ibadah yang diajukan telah memiliki legalitas
IMB rumah ibadah untuk yang dibangun setelah
tahun 2006;
• Narasi dan materi lainnya yang disampaikan tidak
Mengandung unsur pornografi, ujaran kebencian,
menyinggung SARA, bertentangan dengan norma
hukum/agama/susila, dan tidak berisi muatan politik
praktis;
• Data-data yang disampaikan adalah data dan
informasi yang sebenar-benarnya bukan
manipulatif.
b. Mengirimkan Narasi Inovasi Moderasi Beragama
dengan sistematika sebagai berikut:
● Halaman 1 berisi identitas unit
(kampung/sekolah/rumah ibadah) dan
gambar/ikon moderasi beragama pada unit
tersebut;
● Halaman 2 pengantar dari unit (seperti: kepala
desa/lurah, kepala sekolah, pengelola rumah
ibadah);
● Halaman 3 pernyataan data yang
disampaikan adalah sebenar-benarnya;
● Halaman isi: berisi deskripsi implementasi
moderasi beragama pada unit yang diusulkan
(bisa disertakan foto dan data yang relevan).
c. Berkas persyaratan yang dikumpulkan:
● Narasi Inovasi Moderasi Beragama berupa
file pdf (ketentuan poin a) dengan nama
cara:
Nama
file
BentukLomba_NamaUnit_ Asal Provinsi_Narasi
contoh KampungModerasi_DesaKalipancur_JawaTengah_Narasi
● Video (boleh lebih dari 1) yang mendukung
deskripsi praktik moderasi beragama di unit
yang diusulkan dengan cara:
Nama
file
BentukLomba_NamaUnit_ Asal Provinsi_Video
contoh KampungModerasi_DesaKalipancur_JawaTengah_Video
● Evidence (boleh lebih dari 1) yang
mendukung (dokumen monografi/profil,
pemberitaan di media, hasil penelitian,
SK/piagam/bukti keikutsertaan kegiatan MB,
SK/piagam penghargaan terkait
kerukunan/harmoni/perdamaian, RPP/silabus
terkait pembelajaran, sertikat IMB rumah
ibadah, foto-foto situasi, kegiatan, dan
lainnya yang mendukung pembuktian
terwujudnya moderasi beragama) berupa file
pdf dengan cara:
Nama
file
BentukLomba_NamaUnit_ Asal Provinsi_Evidence
contoh KampungModerasi_DesaKalipancur_JawaTengah_Evidence
d. Berkas persyaratan Lomba Inovasi Moderasi
Beragama tersebut dikirim dengan mengisi
formulir pada link:
https://bit.ly/FormPengumpulanBerkas-
LombaInovasiMB paling lambat 15 Agustus
2023, dengan mengisi keterangan sebagai
berikut:
● Nama lengkap pengirim;
● Alamat;
● Nomor HP yang bisa dihubungi, serta
● Bentuk Lomba yang diikuti.
e. Pemenang berhak memperoleh hadiah berupa
sertifikat, piala, dan dana pembinaan sebagai
berikut:
Kategori lomba Kampung Moderasi dan Rumah
Ibadah Moderasi:
● Juara I : @ Rp 15.000.000,- (masing-masing
bentuk lomba)
● Juara II : @ Rp 10.000.000,- (masing-
masing bentuk lomba)
● Juara III : @ Rp 5.000.000,- (masing-masing
bentuk lomba)
Kategori lomba Sekolah Moderasi dan
Madrasah Moderasi:
● Juara I : @ Rp 10.000.000,- (masing-masing
bentuk lomba)
● Juara II : @ Rp 6.000.000,- (masing-masing
bentuk lomba)
● Juara III : @ Rp 4.000.000,- (masing-masing
bentuk lomba)
f. Dana pembinaan akan diberikan setelah
dipotong pajak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Lomba Inovasi Moderasi Beragama (Tiktok Challenge)
dibuat dalam bentuk video dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Video menggunakan format MP4 dengan rasio 9:16 (portrait) dan diunggah pada platform
Tiktok;
b. Konten video memuat indikator moderasi
beragama dengan durasi maksimal 60 detik;
c. Video hasil karya tersebut dikirim dengan
mengisi formulir pada link
https://bit.ly/FormPengumpulanBerkas-
LombaInovasiMB paling lambat 11 Agustus
2023 dengan mengisi keterangan sebagai
berikut:
● Nama lengkap pengirim;
● Alamat;
● Nomor HP yang bisa dihubungi,
● Bentuk Lomba yang diikuti, serta
● Nama akun Tiktok
d. Periode pengunggahan video pada platform
Tiktok dimulai pada 24 Juli s.d. 13 Agustus
2023;
e. 5 Pemenang berhak memperoleh hadiah berupa
sertifikat dan uang pembinaan masing-masing
sebesar Rp 2.000.000,-. (Tim)

Launching KMB, Kemenag Kab Banyuwangi Serahkan Sertifikat Halal Milik Warga Hindu.

 Banyuwangi (Warta Blambangan) Ada yang istimewa saat Launching KMB (Kampung Moderasi Beragama) secara Nasional, Rabu (26/07/2023) yang dilakukan secara Hybrid.

 

Banyuwangi dibagi dalam 3 titik yang sudah diterapkan, salah satunya di Desa Yosomulyo Kecamatan Gambiran.

Dalam kesempatan tersebut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Dr Moh Amak Burhanudin juga menyerahkan Sertifikat Halal milik UMKM di desa tersebut milik warga yang Beragama Hindu.
Amak menyampaikan bahwa hal yang terpenting dalam produk halal bukan diproses oleh siapa, tetapi diproses dari apa dan bagaimana prosesnya.

Sebagai penanda ditetapkannya KMB di Desa Yosomulyo Kecamatan Gambiran, bertempat di Balai Kebajikan Paññavisaradha, Amak menyerahkan Piagam Pengesahan Desa Yosomulyo sebagai KMB di Kabupaten Banyuwangi.
"disini ada satu keluarga dengan 3 Agama yang berbeda dan dapat hidup rukun" kata Amak.
Melalui saluran Zoometing, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki menyampaikan, pembentukan KMB merupakan langkah untuk membangun perdamaian di tengah kemajemukan.

“Pembentukan Kampung Moderasi Beragama merupakan langkah positif untuk mempromosikan perdamaian, toleransi, serta menjaga kerukunan dan keberagaman di masyarakat kita,” ujar Wamenag.

Wamenag mengatakan, program KMB melibatkan banyak pihak yang secara aktif mengambil peran dalam membangun sikap moderat. Hal itu, imbuhnya, membuktikan bahwa masyarakat mampu menciptakan perubahan positif.



“Kolaborasi dengan lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, tokoh-tokoh agama, dan masyarakat umum memberi kekuatan dan keberlanjutan dalam mencapai tujuan program ini,” ujarnya.

Wamenag juga berharap, program KMB dapat menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia untuk terus membangun kehidupan yang harmonis dan toleran di tengah kemajemukan.
Sekretaris Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi Syafaat menyampaikan bahwa Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi dengan berbagai pertimbangan, telah memutuskan 3 Desa sebagai KMB dan telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi  dan hari ini secara serentak diserahkan SK dan Piagam penetapan.
"Desa Rogojampi diserahkan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Moh. Jali  untuk di Desa Sukorejo Kecamatan Bangorejo diserahkan Ketua Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi H. Mastur, dan di Desa Yosomulyo Kecamatan Gambiran diserahkan sendiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi" kata Syafaat.
Dalam kesempatan tersebut juga dibacakan Ikrar komitmen bersama 4 Indikator terciptanya Kampung Moderasi
beragama :
1. Komitmen Kebangsaan dengan menjaga kebhinekaan dan Negara kesatuan Republik Indonesia.
2. Toleransi , dengan menghargai perbedaan , kesetaraan dan bersedia bekerja sama.
3. Anti Kekerasana, dengan menolak tindakan yang menggunakan cara-cara kekerasan.
4. Penerimaan terhadap tradisi: ramah dalam penerimaan tradisi dan budaya lokal yang tidak bertentangan dengan l pokok ajaran Agama 
(Team)


Kemenag Kab. Banyuwangi Launching KMB di Kecamatan Rogojampi


Banyuwangi (Warta Blambangan) Desa Rogojampi Kecamatan Rogojampi-Banyuwangi adalah satu-satunya tempat di Kabupaten Banyuwangi  yang mempunyai 6 jenis tempat ibadah dari semua agama yang diakui di Indonesia. Dengan keberagaman  dan kerukunannya, pantas bila disebut sebagai minitaur Indonesia. karena itu, Plh Kepala Kantor Kabupaten Banyuwangi kabupaten Banyuwangi H. Moh. Jali  bersama Pokja Kampung Moderasi Beragama (KMB)  melaunching Desa  Rogojampi menjadi rintisan KMB. Acara Launching rintisan KMB sendiri, bertempat di aula Tik Liong Tian – Tri Dharma Rogojampi, Kamis (13/7/2023) pagi 

Ketua Pokja KMB Kecamatan Rogojampi yang juga kepala Kantor KUA, H.Rosyidin,  mengungkapkan rasa syukurnya, karena kegiatan launching rintisan KMB di Desa Rogojampi dapat berjalan baik.

“Kita sengaja letakkan di desa Rogojampi, sebagai pilot project bagi daerah lain di kecamatan Rogojampi. Bagaimana kegiatan kampung moderasi ini bisa berjalan dengan lebih baik, maka perlu dukungan dari semua pihak. Pada launching hari ini, penilaian salah satu indikasinya adalah bagaimana dukungan dari masyarakat,' ungkapnya.

“Selain itu, di Desa Rogojampi sejak lama telah mengadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya kolaborasi antar umat beragama, salah satunya melalui forum silaturahmi Forsiltogamas atau Forum Silahturahmi tokoh agama dan masyarakat di Rogojampi,” sambungnya. Rosyidin menambahkan, jika nantinya juga diadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh komponen umat beragama. “Kegiatan hari ini, adalah salah satu program dari revitalisasi dari kantor Kementerian Agama, dimana disetiap kecamatan memang harus membuat sebuah forum atau KMB, dan di Rogojampi ini, bisa menjadi contoh dan diduplikasi oleh daerah lainnya,” tandasnya. edangkan H.Nanang Nur Ahmadi, selaku ketua Forsiltogamas (Forum Silahturahmi Tokoh Agama dan Masyarakat) merespon baik dengan adanya launching rintisan KMB. “Kampung Moderasi Beragama ini adalah sarana untuk membangun komunikasi antar umat beragama. Kebetulan ada lengkap bermacam agama dan ada 6 tempat ibadahnya. Jadi Rogojamp ini merupakan miniatur Indonesia. Layak di launching sebagai kampung moderasi beragama oleh Menteri Agama,” ujar Nanang. Diungkapkan oleh Nanang,  sebelum adanya deklarasi KMB, di Rogojampi sudah mulai dulu ada namanya forum umat yakni Forsiltogamas, kerukunan sudah terjaga mulai dulu di Rogojampi.

“Sebelumnya kita sudah melakukan kegiatan lintas agama bersama, diantaranya santunan bagi anak yatim muslim maupun non muslim, bersama semua ormas Islam yang lain, tidak pandang bulu yang sumber dananya dari gotong royong. Juga mengadakan kegiatan pengobatan gratis, yang kami acarakan pada waktu itu di kantor kecamatan yang melibatkan seluruh pihakq lintas agama di wilayah kecamatan Rogojampi,” terangnya.

Masih H.Nanang, bahkan Fosiltogamas juga mengadakan berbagi untuk saudara-saudara di Lapas Banyuwangi. “Intinya kita ingin bersinergi, ingin membangun komunikasi yang baik di semua sektor dan kami berharap dengan adanya moderasi beragama, Banyuwangi makin damai rukun dan aman,” pungkas Nanang

Menurut data, jumlah pemeluk agama terbesar di Desa Rogojampi adalah Agama Islam yaitu sebanyak 99,75 persen dari total jumlah penduduk, Agama Kristen sebanyak 0,06 persen, Katolik 0,08 persen, dan Hindu sebanyak 0,06 persen, serta pemeluk Agama Budha sebanyak 0,05 persen. Sedangkan keberadaan sarana ibadah di Desa Rogojampi yang ada Masjid dan Musholla, sarana ibadah yang lain seperti Gereja, Pura dan Wihara.

Selain Ketua Pokja KMB Kab Banyuwangi H. Mastur beserta Syafaat sebagai sekretaris Pokja KMB, beberapa anggota juga hadir seperti Penyelenggara Zakat dan Wakaf, Penyelenggara Bimbingan Masyarakat Katolik, serta Plh Penyelenggara Bimbingan Masyarakat Hindu.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi moh. Amak Burhanudin melalui seluler menyampaikan bahwa secara Nasional Launching akan dilaksanakan tanggal 27 Juli 2023 secara hybrid. 

“Insyaalah KMB di Kabupaten Banyuwangi salah satu yang unik dan menarik yang mempunyai ciri khas tersendiri” kata Amak.

Grajagan Sebagai Miniatur Kebinekaan

 Banyuwangi (Warta Blambangan) Di Desa Grajagan Kecamatan Purwoharjo ada 5 Tempat Ibadah dari 5 umat beragama, hal ini disampaikan oleh Camat Purwoharjo Taufik ketika dirinya menghadiri acara silaturahim dengan Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi di Balai Desa Grajagan, Senin (10/07/2023).


Taufik juga menyampaikan bahwa beberapa waktu lalu ada kegiatan Festival Pengantin Nusantara, dimana dalam pelaksanaannya didukung oleh keamanan ormas lintas Agama.

Penyelenggara Katolik pada Kemenag Banyuwangi Aries Papudi yang juga anggota Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi menyampaikan bahwa selain keberagamaan tersebut  ada yang khas bagi umat Katolik Banyuwangi, yakni adanya gua maria yang ada di desa ini.


Ketua Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi Mastur menyampaikan bahwa perbedaan merupakan sebuah keniscayaan. Lebih lanjut Mastur menyampaikan bahwa Kabupaten di ujung Pulau Jawa ini dihuni oleh berbagai macam etnis dengan berbagai budaya yang berbeda.

"Pancasila sudah final sebagai landasan berbangsa dan bernegara", kata Mastur

Plh. Kepala KUA Kecamatan Purwoharjo Gufron Musthofa menyampaikan bahwa Rintisan KMB Kecamatan Purwoharjo siap menjadi KMB. Begitupun dengan Kepala Desa Grajagan Supriyono, yang menyampaikan bahwa dalam kegiatan kemasyarakatan yang diikuti oleh semua umat beragama.

"Antara Masjid dan Gereja berdekatan, mereka saling menghormati dan membantu ketika ada kegiatan keagamaan", katanya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Moh Amak Burhanudin yang sedang melaksanakan ibadah haji melalui sambungan seluler menyampaikan bahwa di Desa Grajagan ini memang ada yang khas dan layak ditetapkan menjadi KMB.

Tentang penilaian KMB, Syafaat, Sekretaris Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi menyampaikan bahwa ada 3 KMB di Kabupaten Banyuwangi yang akan di launching oleh Menteri Agama Republik Indonesia pada tanggal 27 Juli 2023.

Penyelenggara Zakat dan Wakaf Mustain Hakim menyampaikan bahwa tahun 2023 merupakan tahun Kerukunan Umat Beragama, dan di Desa Grajagan ini persaratan KMB telah terpenuhi. Hadir dalam kegiatan tersebut Penyuluh Agama Islam wilayah Kecamatan Purwoharjo dan tokoh agama serta tokoh masyarakat. (syaf/yas)

Melirik Pokja KMB Kecamatan Songgon

 B


anyuwangi (Warta Blambangan) Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi mengadakan silaturahim bersama Pokja KMB Kecamatan Songgon, Jumat (07/06/2023). Penyuluh Agama Islam pada KUA Kecamatan Songgon bersama anggota Pokja KMB Kecamatan Songgon hadir dalam kegiatan tersebut.

Kepala KUA Kecamatan Songgon Fathurrahman menyampaikan bahwa dengan adanya KMB, akan memperkuat silaturahim yang telah lama terjalin di masyarakat.
"Kecamatan Songgon mempunyai sejarah yang tak terlupakan dalam sejarah berdirinya Kota Banyuwangi, yakni perang Puputan Bayu", kata Fathur 


Ketua Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi yang juga Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam H Mastur menyampaikan bahwa KUA Kecamatan Songgon merupakan KUA Revitalisasi yang telah lama disediakan Rumah Moderasi.

"Keharmonisan masyarakat dalam kehidupan dengan keanekaragaman etnik, budaya dan agama harus tetap kita jaga agar tetap rukun", ungkapnya.

Sekretaris Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi menyampaikan bahwa berdasarkan data yang tersimpan, dengan adanya keunikan yang dimiliki, KMB Kecamatan Songgon dengan posko di Desa Sumberarum berpotensi untuk ditetapkan sebagai KMB.

Salam kesempatan yang sama Kepala Desa Sumberarum Ali Nurfatoni yang desanya ditetapkan sebagai Rintisan KMB oleh Pokja KMB Kecamatan Songgon menyampaikan bahwa kerukunan umat di wilayahnya merupakan warisan leluhur yang perlu untuk dilestarikan. (syaf/yas)

Moderasi Beragama Desa Sumbersewu

Banyuwangi (Warta Blambangan) Bagi masyarakat Desa Sumbersewu Kecamatan Muncar, hidup rukun dengan tetangga yang berbeda merupakan hal yang biasa, hal ini  disampaikan Arisman Kepala Desa Sumbersewu Kecamatan Muncar, Selasa (04/07/2023) di posko Rintisan KMB Kecamatan Muncar ketika menerima kunjungan Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi.


Arisman menyampaikan bahwa kehadiran Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi merupakan sebuah kebanggaan, karena sebelum adanya KMB, di Desa Sumbersewu telah terbentuk Forum Umat Beragama.
"ketika perayaan hari besar keagamaan, umat yang tidak merayakan juga membantu kelancaran pelaksanaannya" kata Arisman.

Ketua Pokja KMB Kecamatan Muncar Abdul Fatah menyampaikan bahwa dipilihnya Desa Sumbersewu sebagai Rintisan KMB Kecamatan Muncar dengan mengingat desa ini multi kultur, ada dua  kegiatan keagamaan besar yang dilakukan oleh dua umat beragama yang berbeda di desa ini, yakni takbir keliling yang dengan pesta kembang api setiap Idhul Fitri, serta Pawai ogoh-ogoh para perayaan nyepi yang diikuti umat Hindu se Kabupaten Banyuwangi.

Plh. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi H. Moh. Jali menyampaikan bahwa  di Indonesia dihuni oleh berbagai etnis dan agama
"Desa Sumbersewu layak dijadikan Kampung Moderasi Beragama" kata Jali.
Ditetapkannya Rintisan KMB di Desa Sumbersewu sangat pas dengan adanya keanekaragaman yang ada di desa tersebut dan dapat hidup rukun.
"dengan adanya saling menghargai, akan memberikan berkah"  kata Jali.


Tokoh Agama Desa Sumbersewu H. Imam Mustaqim menyampaikan bahwa dengan adanya Rintisan KMB ini akan lebih memperkuat Moderasi Beragama di desanya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam H. Mastur selaku Ketua Pokja KMB didampingi Syafaat sebagai Sekretaris serta beberapa anggota seperti Penyelenggara Bimas Katolik Aries Papudi, Plh. Penyelenggara Bimas Hindu Mamik Sutiyasning. Dan Ketua MUI Kabupaten Banyuwangi KH. Ahmad Yamin, Lc.

Aris Papudi menyampaikan bahwa bahwa dilihat dari data isian, di Desa Sumbersewu ada keunikan dalam moderasi, yakni pelaksanaan tawur Agung (pesta ogoh-ogoh) dibantu oleh semua warga tanpa memandang perbedaan agama.

Kerika  ada kegiatan umat Hindu, keamanan dibantu Banser, sedangkan kerika  kegiatan umat islam, pengamanan dibantu para Pecalang.

Mastur  menyampaikan bahwa dalam Moderasi Beragama, kita harus fanatik terhadap agama kita, namun harus menghormati orang yang berbeda keyakinan kepada kita.
"tetangga yang baik adalah yang dapat memberikan kedamaian kepada tetangganya" kata Mastur. (Team)

Penilaian Rintisan KMB Desa Sukorejo Kecamatan Bangorejo

Banyuwangi (Warta Blambangan) Kepala Desa Sukorejo Kecamatan Bangorejo Syamsudin menyampaikan bahwa di Desa Sukorejo telah terbiasa melakukan kegiatan bersama tanpa memandang perbedaan agama. Hal ini Camat di posko KMB ketika menerima Tim KMB Kabupaten Banyuwangi, Senin (03/07/2023).

Camat Bangorejo Ahmad Laini menyampaikan bahwa kegiatan KMB sangat baik untuk menjaga kerukunan umat beragama.

Ketua pokja KMB Kabupaten Banyuwangi Mastur menyampaikan bahwa dari 24 Rintisan KMB ini akan dipilih 3 untuk ditetapkan menjadi KMB.

"direncanakan tanggal 15 Juli 2023 akan di launching secara nasional KMB" katanya.

Sikap menganggap musuh yang harus dimusuhi harus kita hilangkan, dengan mengingat sebuah keragaman merupakan sebuah keniscayaan.

"kami sangat berterima kasih atas kerukunan yang ada diwilayah Desa Sukorejo" katanya.

Lebih lanjut Mastur menyampaikan bahwa di Indonesia Pancasila sudah final sebagai landasan bernegara.

Sikap moderat atau ditengah tengah sangat dipentingkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kepala KUA Kecamatan Bangorejo Yusron Suhaimi menyampaikan bahwa masyarakat sangat antusias ketika untuk membangun komunikasi melalui posko KMB.

Tentang Penilaian KMB, Sekretaris Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi Syafaat menyampaikan bahwa semua data dan kegiatan KMB ada pada sistem pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.

Melalui saluran seluler, Dr. Moh. Amak Burhanudin, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Kepala Desa yang telah memberikan fasilitas untuk posko KMB diwilayah desanya.

"Moderasi beragama merupakan kunci kerukunan dan toleransi beragama guna meneguhkan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)" kata Amak.

Pejabat asal kediri tersebut berharap semua rintisan KMB di masing-masing kecamatan dapat berperan aktif dalam launching KMB yang akan dilakukan serentak oleh Menteri Agama Republik Indonesia, terutama bagi KMB yang ditetapkan oleh Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi. 

Lebih lanjut Amak juga mohon doa terutama masyarakat Banyuwangi, agar Jamaah Haji Banyuwangi yang selesai melaksanakan ritual haji, tetap sehat hingga kembali ke tanah air dan mendapatkan predikat Haji Mabrur.

Dalam penilaian KMB tersebut, selain dihadiri Ketua Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi, juga beberapa anggota seperti Penyelenggara Bimas Katolik Aries Papudi dan Plh Penyelenggara Bimas Hindu Nanik Sutiyasning juga turut hadir.(Team)

Posko KMB Yosomulyo Gelar Doa Lintas Agama Untuk Kedamaian Bangsa

Banyuwangi, (Warta Blambangan) Posko KMB Yosomulyo Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi, kembali mengadakan kegiatan yang diikuti oleh semua unsur warga masyarakat dari berbagai agama yang ada di dsa tersebut, Minggu, (11/06/2023), pukul 19.00 di Balai Kebajikan Pannavisaradha. Umat Buddha.

Kegiatan doa ini juga bersamaan dengan acara Atthami Puja, yakni perayaan setelah 7 hari peringatan hari raya Waisak. Kegiatan ini diawali puja oleh umat Budha di vihara Dhamma Harja Sidorejo Wetan desa Yosomulyo Kec. Gambiran Kab. Banyuwangi. Setelah melakukan puja bersama kemudian umat Budha mengadakan acara makan bersama, nah di sini ada yang unik, sajian makanan di acara Atthami Puja ini adalah ketupat, dimana di wilayah lain tidak ada atau bahkan di negara lain juga tidak ada. Yang selanjutnya disebut riyoyo kupatan waisak.

"Berbeda boleh, namun carilah titik temu. Pemerintah desa Yosomulyo dalam mewujudkan hal itu akan mengadakan doa bersama , doa untuk Negeri. Dimana masing-masing umat agama diberi waktu perhari untuk melakukan doa sesuai kepercayaannya. Misal satu hari untuk doa bersama umat agama Islam, di hari berikutnya dilanjutkan doa bersama umat agama lainnya", Joko Utomo, Kepala Desa Yosomulyo.

Begitu juga dengan yang disampaikan Bambang Suryono, Camat Gambiran yang hadir dalam kegiatan tersebut. 


"Saya terharu, begitu kompaknya semua umat lintas agama hadir dalam satu acara dengan rukun penuh toleransi. Yosomulyo saya anggap sebagai miniatur Indonesia dalam hal keberagaman agamanya. Mari kerukunan ini, kita share ke medsos agar menularkan ke saudara umat beragama di seluruh Indonesia", ungkap Bambang Suryono.

Di dalam acara doa lintas agama ini, menghadirkan tokoh masing-masing agama dan penganut kepercayaan. Adapun tokoh agama yang diundang meliputi tokoh Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu dan penganut kepercayaan jawa Cokro Nogo. Untuk kesempatan pertama doa untuk kedamaian Bangsa disampaikan oleh tokoh agama Islam diwakili oleh Gufron Musthofa. (kepala KUA Gambiran)

"Kupatan hari raya Waisak ini saya sebut Kupat Moderasi. Karena bentuk dari pengamalan indikator moderasi beragama berupa menghormati/penerimaan terhadap budaya", jelas Gufron. (Haris)

 
Copyright © 2013. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Template Modify by Blogger Tutorial
Proudly powered by Blogger