Audit Stunting, ditemukan kasus kehamilan anak usia 15 tahun.
NDARU
NDARU
oleh : Faiz Abadi
Cahaya itu datang ketika terlelap dalam tidur
Untukmu Mas karebet
Untuk Danang Sutawijaya
Untukmu siapa saja pada garda terdepan
Keris Nogososro, Setan Kober, Rompi onto kusumo menyaksikan
Begitu pula diri kita
Hanyalah orang biasa
Tetapi saat sekutu membakar Surabaya
Kita akan hadir
Merah putih tetaplah harus berkibar
NKRI adalah darah merah dan putih
Dinasti politik sejak dari dulu
Joko Tingkir adalah titisan Majapahit
Danang Sutawijaya meneruskan kejayaan bangsa lewat Mataram
Dinasti politik sejak dari dulu
Politik dinasti adalah wahyu keprabon milineal
Tak mengapa istri sekalipun
Meneruskan kejayaan
Ini soal demokrasi
Trik politik, intrik, korporasi hak siapa saja
Sejak Majapahit, Demak, Pajajaran luruh dalam kurun waktu
Sebenarnya kita sama
Titisan darah mereka
Buat apa turun di jalan
Demo mengganggu roda ekonomi
Berapa juta orang kalian rugikan
Apalagi harus ada kematian sia-sia
Tutuplah cerita tentang darah yang tumpah
Apalagi harus meledakkan diri
Hingga kini tak berarti
Malah cibiran bertubi-tubi
Phobia dimana-mana
Karena nyawa tak berdosa lenyap begitu saja
Di Bali, di tempat -tempat ibadah
Adakah kebenaran tersampaikan
Harus dengan paksaan
Itu karena tidak mengenal
Ndaru
Sejak dari dulu
Saksikan saja
Koak Garuda selamanya di angkasa
Kibarkan bendera
Bhineka tunggal ika
Ndaru adalah wahyu keprabon
Jika bukan untukmu
Biarlah
Kelak akan tiba waktunya
Jangan ada lagi pertumpahan darah
Mei 2020
Mei 2020
oleh : Unu Masnun
Palu takdir sudah terketuk
Siap berkelana meniti waktu
Alur sudah terbuka
Ruang hari membuka jalan
Siapa melewati nya
Dan bukan jalan di belakang
Yang berusaha selalu diintip
Membentang cakrawala
Menyambut kabut yang mulai terkikis
Arah cahaya memancar
Pendarnya sudah menyelusup
Dari balik himpitan masa
Angin
Angan
Ingin
Menjelma pelangi 🌈
Kebaman, Juni 2021
FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA REMAJA PUTRI PESERTA PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI BESI (PPAGB) DI KOTA BEKASI ERMITA ARUMSARI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA REMAJA PUTRI PESERTA PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI BESI (PPAGB) DI KOTA BEKASI ERMITA ARUMSARI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Sebanyak 99.3 persen contoh tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan anemia seperti malaria, tuberculosis, dan kecacingan (dalam jangka waktu sebulan yang lalu). Sebagian besar contoh memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. Sebanyak 52.0 persen contoh memiliki aktivitas fisik olahraga ringan. Persentase contoh anemia yang melakukan aktivitas olahraga sedang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan contoh tidak anemia. Hampir separuh contoh jarang mengkonsumsi ikan segar (47.3%) dan daging ayam (48.5%). Telur ayam paling sering dikonsumsi oleh contoh setiap hari (10.3%). Semakin jarang telur ayam dan telur bebek dikonsumsi maka kecenderungan anemia akan semakin kecil (p<0.1). Frekuensi lauk nabati berkisar 0-6 kali seminggu. Lauk nabati dikonsumsi kurang dari 20 persen contoh dengan frekuensi setiap hari. Kurang dari 5 persen contoh mengkonsumsi sayuran setiap hari. Sayuran hijau seperti bayam lebih jarang dikonsumsi oleh contoh yang anemia (43.2%). Semakin jarang waluh dan sawi dikonsumsi maka kecenderungan anemia akan semakin kecil (p<0.1). Kurang dari 12 persen contoh mengkonsumsi buah-buahan setiap hari. Semakin jarang pepaya dikonsumsi maka kecenderungan anemia akan semakin kecil. Lebih dari separuh contoh tidak pernah mengkonsumsi makanan jajanan (bakso, mie, dan gorengan). Contoh anemia lebih sering mengkonsumsi teh dan kopi. Hampir separuh contoh (44.8%) tidak pernah mengkonsumsi susu. Contoh anemia lebih sering mengkonsumsi suplemen Hasil korelasi Spearman menunjukkan bahwa faktor risiko yang secara signifikan mempengaruhi status anemia adalah usia, status menstruasi, frekuensi konsumsi telur ayam, telur bebek, waluh, dan sawi. Hasil regresi logistik menunjukkan remaja putri yang berada pada kisaran usia 13-15 tahun memiliki kecenderungan untuk mengalami anemia 2.73 kali lebih besar dibandingkan remaja putri yang berusia 10-12 tahun (p=0.001). Remaja putri yang berstatus gizi kurus cenderung untuk mengalami anemia 8.32 kali lebih besar dibandingkan remaja putri yang berstatus gizi gemuk (p=0.006). Remaja putri yang berstatus gizi normal memiliki kecenderungan 6.73 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibandingkan remaja putri yang berstatus gizi gemuk (p=0.013). RINGKASAN ERMITA ARUMSARI. Faktor Risiko Anemia pada Remaja Putri Peserta Program Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB) di Kota Bekasi. Di bawah bimbingan Dodik Briawan Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui faktor risiko anemia remaja putri peserta program Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB) di Kota Bekasi. Tujuan khusus dari penelitian adalah : (1) mengkaji kadar hemoglobin dan status anemia remaja putri, (2) mengkaji usia dan status gizi antropometri remaja putri, (3) mengkaji pola menstruasi remaja putri, (4) mengkaji riwayat penyakit remaja putri, (5) mengkaji perilaku hidup bersih dan sehat remaja putri, (6) mengkaji aktivitas fisik remaja putri, (7) mengkaji frekuensi konsumsi pangan sumber zat besi remaja putri, (8) menganalisis faktor risiko anemia remaja putri. Desain penelitian adalah cross-sectional study yaitu data baseline dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi untuk pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB). Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP VII dan SMK Teratai Putih Global 2. Pemilihan didasarkan kesediaan sekolah mengikuti program serta keaktifan puskesmas yang dekat dengan lokasi sekolah untuk mengumpulkan data pengukuran hemoglobin. Waktu pengambilan data dilakukan pada November 2007-Februari 2008. Contoh sejumlah 400 orang terdiri dari 200 orang siswi SMP VII dan 200 orang siswi SMK Teratai Putih Global 2. Usia contoh berkisar 10-18 tahun. Pengambilan contoh dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan kesediaan siswi mengikuti program dan adanya izin dari orangtua. Data yang dikumpulkan berupa data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Data dikumpulkan melalui tiga cara (wawancara, pengukuran langsung, pemeriksaan laboratorium). Wawancara langsung saat pengumpulan data menggunakan kuisioner yang berisi data usia, aktivitas fisik, pola menstruasi, riwayat penyakit, perilaku hidup bersih dan sehat, dan frekuensi konsumsi pangan. Data antropometri dan status gizi diketahui melalui pengukuran berat dan tinggi badan. Penentuan kadar hemoglobin dilakukan dengan pengambilan sampel darah dan dianalisis dengan metode Cyanmethemoglobin. Analisis korelasi Spearman dilakukan untuk melihat besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Regresi Logistik dilakukan untuk mengetahui faktor risiko yang paling berkaitan dengan status anemia. Rata-rata kadar hemoglobin adalah 12.4 g/dl (7.2-16.0 g/dl). Lebih dari separuh contoh (61.7%) tidak mengalami anemia. Terdapat 6.0 persen contoh mengalami anemia sedang. Secara keseluruhan 38.3 persen contoh mengalami anemia. Rata-rata usia adalah 13.7 tahun (10-18 tahun). Proporsi ter
penanggulangan anemia gizi untuk remaja putri dan wanita usia subur
penanggulangan anemia gizi untuk remaja putri dan wanita usia subur
Disusun
oleh Kelompok C4 :
1.
Antonius Priambodo (14700157)
2.
Cindyesti Larissa (14700159)
3.
Yusuf Selawijaya (14700161)
4.
Febriana Trisna Fitri (14700163)
5.
Fashfachish
Shofchal (14700165)
6.
Gita Qatrunnada (14700169)
7.
Mery Rizqiana Putri (14700171)
8.
Silvya Mahmuda (14700173)
Pembimbing
Tutor: dr. Sukma Sahadewa,M.Kes
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Berbagai istilah sehubungan dengan anemia dan KEK (kekurangan energi kronis)
Anemia gizi : adalah kekurangan hemoglobin (dalam darah) yang disebabkan
karena kekurangan zat gizi yang di
perlukan untuk di pembentukan Hb tersebut. di indonesia sebagian besar anemia ini
disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut anemia kekurangan zat
besi atau Anemia gizi besi .
Remaja putri : adalah nama peralihan dari anak menjadi dewasa di tandai
dengan perubahan fisik dan mental. Perubahan fisik ditandai dengan berfungsinya
alat reproduksi seperti menstruasi (umur 10 - 19 tahun).
Wanita usia subur (WUS) : adalah wanita pada masa atau periode dimana dapat
mengalami proses reproduksi. Ditandai masih mengalami menstruasi (umur 15-45
tahun).
Tablet tambah darah ( besi-folat) : adalah tablet untuk suplementasi
penanggulangan anemia gizi yang setiap tablet mengandung fero sulfat 200 mg
atau setara 60 mg besi elemental daei 0,25 mg asam folat .
komunikasi , informasi edukasi (KIE) : adalah berbagai kegiatan yang
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan , sikap dan perilaku yang dalam hal
ini berkaitan dengan anemia gizi dan suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) .
LILA : ukuran lingkar lengan kiri atas .
Risiko kekurangan energi kronis ( KEK) : adalah keadaan dimana remaja
putri/wanita mempunyai kecenderungan menderita KEK. Seseorang dikatakan
menderita risiko KEK bilamana LILA <23,5 Cm.
KEK : adalah keadaan dimana remaja putri / wanita mengalami kekurangan
gizi ( kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun .
B.
Tujuan
dan sasaran program anemia
1.
Tujuan
a. Umum : Meningkatkan
status kesehatan dan gizi remaja putri dan wanita usia subur dengan mengurangi
prevalensi anemia gizi.
b.
Khusus : 1. Meningkatkan
kinerja petugas kesehatan dalam upaya penanggulangan anemia gizi.
2. Meningkatkan
partisipasi dan kerjasama antara sektor kesehatan dengan sektor pendidikan,
keagamaan, organisasi dan LSM untuk penanggulangan masalah anemia gizi.
3. Meningkatkan
kesadaran remaja putri dan wanista usis subur serta keluarganya akan pentingnya
meningkatkan status kesehatan dan gizi dengan mencegah masalah anemia sedini
mungkin.
4. Melaksanakan
suplementasi TTD untuk remaja putri dan wanita usia subur secara mandiri.
5. Menurunkan
prevalensi Anemia Gizi pada wanita usis subur khususnya remaja putri
6. Meningkatkan
pengelahuan-sikap remaja putri dan wanita usis subur tentang anemia dan tablet
tambah darah
7. Meningkatkan jumlah
TTD yang dikonsumsi oleh remaja putri dan wanita usis subur (kepatuhan)
(sumber : http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/pnacp844.pdf
, http://www.kalbemed.com/Portals/6/KOMELIB/GENITO-URINARY%20SYSTEM/Obsgyn/Ferofort/pedoman%20anemia%20gizi.pdf)
2.
Sasaran
a. Langsung
: Remaja Putri dan Wanita Usia Subur
b. Tidak
Langsung :
1. Remaja
Putra
2. Guru/pendidik
3. Pemuka
agama
4. Ketua
Organisasi Kepemudaan
5. Ketua
Organisasi dan LSM
6. Ketua
federasi pekerja sektor non formal
7. Petugas
kesehatan (puskesmas)
8. Tempat
kerja
9. Distributor
10. Masyarakat
umum
C. Kegiatan operasional penanggulangan
anemia gizi untuk remaja putri dan wanita usia subur
Kegiatan
penanggulangan anemia gizi untuk remaja putri dan wanita usia subur adalah
melakukan promosi atau kampanye tentang anemia kepada masyarakat luas,
ditunjang dengan kegiatan penyuluhan kelompok serta konseling yang ditujukan
secara langsung pada remaja putri dan wanita usia subur melalui wadah yang
sudah ada di masyarakat seperti sekolah, pesantren, tempat kerja (formal atau
informal), organisasi dan LSM bidang kepemudaan, kesehatan, keagamaan dan
wanita. Untuk alternatif penyelesaian masalahnya dapat dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Suplementasi
Zat Besi
Pemberian suplemen zat besi
menguntungkan karena dapat memperbaiki status hemoglobin dalam waktu yang
relatif singkat. Di Indonesia pil besi yang umum digunakan dalam suplementasi
zat besi adalah frrous sulfat.
2. Meningkatkan
Konsumsi Pangan Mengandung Zat Besi
Faktor utama yang menyebabkan terjadinya
anemia besi adalah kurangnya konsumsi
zat besi yang berasal dari makanan, atau rendahya absorbsi zat besi yang ada
dalam makanan. Ketersediaan zat besi dari makanan yang tidak mencukupi
kebutuhan tubuh akan mengakibatkan tubuh mengalami anemia besi. Konsumsi
makanan yang cukup jumlahnya dan macamnya akan menjamin kesehatan. Makanan yang
banyak mengandung zat besi adalah bahan makanan yang berasal dari hewani.
3. Mengatur
Pola Makan
Dengan memperhatikan pola makan,
diharapkan kebutuhan zat besi pada masing-masing individu dapat terpenuhi
sebagaimana yang dibutuhkan, dengan cara menerapkan pola makan yang baik dan bergizi seimbang.
D. Pembinaan dan pengawasan petugas
lintas sector
1. Kecamatan :
Sekolah/Puskesmas/tempat
kerja/organisasi kesehatan, wanita,
pemuda dan keagamaan :
a.
Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kepada Remaja Putri/Wanita.
b.
Menyediakan paket penyuluhan/kurikulum kesehatan dan gizi untuk Remaja Putridan
Wanita.
c.
Melaksanakan koordinasi dengan
camat oleh jajaran
kesehatan, pendidikan,agama dan
instansi terkait untuk kelancaran pelaksanaan program.
d.
Mengadakan koordinasi dengan tempat tersedianya Tablet Tambah Darah.
e.
Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan gizi serta konseling.
2.. Daerah Tingkat II
:Kantor Depdikbud, Kandepkes, Dinkes, dan Kantor Depag Kabupaten/ Kotamadya :
a. Melaksanakan
pengadaan dan pendistribusian paket penyuluhan/ kurikulum untuktiap kecamatan.
b. Melaksanakan
koordinasi dengan Pemda Tingkat II Kabupaten/ Kotamadya daninstansi terkait
serta LSM.
c. Melakukan koordinasi
dengan Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau distributortentang distribusi Tablet
Tambah Darah.
d.
Mengadakan pemantauan ke
sekolah/pesantren/tempat
kerja/organisasi
bidangkesehatan/wanita/kepemudaan/keagamaan.
3. Daerah Tingkat I :
a. Merencanakan kebutuhan
paket penyuluhan/kurikulum kesehatan
dan gizi,pengadaan dan
distribusi untuk tiap kabupaten/kotamadya.
b. Melakukan koordinasi
dengan Pemda Tingkat I Propinsi dan instansi terkait serta LSM.
c. Melakukan koordinasi
dengan Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau distributortentang distribusi Tablet
Tambah Darah.
d. Melakukan pemantauan
ke Daerah Tingkat
II Kabupaten/Kotamadya dan Kecamatan
4. Pusat :Depdikbud,
Depkes, dan Depag :
a. Melakukan koordinasi
dalam penyusunan paket penyuluhan/kurikulum kesehatandan gizi, pengadaan dan
distribusi untuk tiap propinsi.
b. Melakukan koordinasi
dengan produsen tentang
penyediaan Tablet Tambah Darah.
c. Melaksanakan
koordinasi dengan lintas sektor lain (Depsos, BKKBN) serta LSM tentang
pengembangan dan pelaksanaan Program Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja
Putri dan WUS.C/Anemia/1/AnmGiz
d. Melakukan pemantauan
ke Daerah Tingkat
I Propinsi, Daerah Tingkat II Kabupaten/Kotamadya dan Kecamatan.
E.
Evaluasi
program
Untuk
mengetahui perkembangan dan keberhasilan program Penanggulangan Anemia Gizi
untuk Remaja Putri/WUS, perlu dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Kegiatan
evaluasi meliputi :
A.Kelancaran
logistik dan dana.
B.Pelaksanaan
kegiatan penyuluhan, pembinaan deteksi dini dan konseling.
C.Survei
Cepat Kelainan Gizi.
D.Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT).
E.Penelitian
atau studi.
Ø Indikator
keberhasilan antara lain :
A.Meningkatkan
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku (PSP) Remaja Putri/Wanita tentanganemia gizi.
B. Cakupan
distribusi dan konsumsi Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri/Wanita.
C. Kepatuhan
minum Tablet Tambah Darah.
D.
Menurunnya prevalensi anemia pada Wanita Usia Subur khususnya Remaja Putri.
Hasil
evaluasi sangat bermanfaat sebagai bahan perencanaan lebih lanjut.
(sumber : http://docplayer.info/160293-Pedoman-penanggulangan-anemia-gizi-untuk-remaja-putri-dan-wanita-usia-subur.html
(diakses: rabu,09 Maret 2016 pukul 20:52))
F. Contoh leaflet/flayer terhadap
penanggulangan terhadap anemia gizi untuk remaja putri dan wanita usia subur
v CARA
MENCEGAH DAN MENGOBATI ANEMIA
a. Meningkatkan
Konsumsi Makanan Bergizi
1. Makan
makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging,
ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua,
kacang-kacangan, tempe)
2. Makan
sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun singkong,
bayam, jeruk dan tomat) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat
besi dalam usus.
b. Menambah
pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD)
c. Mengobati
penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti : kecacingan,
malaria, dan penyakit TBC.
PROGRAM PENANGGULANGAN ANEMIA
PADA REMAJA PUTRI DAN WANITA MEMERLUKAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM RANGKA
KEMANDIRIAN
REMAJA
PUTRI DAN WANITA DIANJURKAN MINUM TABLET TAMBAH DARAH AGAR SENANTIASA
SEHAT, SEGAR BUGAR, BERSERI, DAN BERSEMANGAT