Pages

Tampilkan postingan dengan label Warta Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Warta Berita. Tampilkan semua postingan

Putri Indonesia Hadir, Banyuwangi Menyulam Mimpi dalam Ethno Carnival

BANYUWANGI (Warta Blambangan) Angin musim kemarau membawa kabar dari timur. Sebuah perhelatan budaya akan digelar kembali di bumi yang diberkahi matahari pagi pertama: Banyuwangi. Sabtu, 12 Juli 2025, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) kembali melangkah di jalan raya kota, menyulam mitos dan warisan menjadi busana, gerak, dan rupa yang memukau. Tahun ini, BEC bukan sekadar arak-arakan kostum megah—ia adalah nyanyian tentang akar dan angin, tentang tubuh yang dilahirkan oleh tradisi.

Dalam helatan yang masuk kalender Karisma Event Nusantara (KEN) ini, satu nama yang kini memancarkan cahaya dari pentas dunia akan turut hadir: Firsta Yufi Amarta Putri. Putri Indonesia 2025 yang juga menyandang gelar Miss Supranational Asia dan Oceania 2025, akan berjalan di antara gemuruh tepuk tangan, menyapa tanah kelahirannya—sebuah panggung tempat jati diri ditenun kembali.v


Firsta bukan hanya membawa mahkota; ia membawa cerita. Cerita tentang anak muda Indonesia yang lahir dari pergelangan kampung, namun menatap cakrawala dunia. Dan kini, ia pulang. Bukan untuk sekadar menampakkan wajah, tetapi untuk menyambung nyawa perayaan yang telah melampaui batas seni dan pariwisata—sebuah perayaan jiwa.

“Yang membedakan BEC dari karnaval lain,” ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, dalam sapanya, “adalah keberanian dan kekayaan narasi. Setiap tema bukan sekadar estetika, melainkan refleksi dari nadi masyarakat Banyuwangi sendiri.”

Tahun ini, BEC mengangkat tema “Ngelukat”—sebuah filosofi lokal yang menggambarkan pembersihan diri, siklus hidup, dan keutuhan spiritual manusia. Dari kandungan ke pelaminan, dari tangisan pertama hingga janji di pelaminan, setiap kostum yang melenggang di aspal kota adalah tafsir dari perjalanan manusia yang disandingkan dengan ritual adat yang masih hidup.

BEC bukan sekadar pertunjukan. Ia adalah kitab terbuka, yang setiap lembarnya ditulis oleh petani, perajin, ibu, dalang, pemuda, dan seluruh masyarakat Banyuwangi yang mencintai akar budaya mereka sendiri. BEC adalah orkestra tubuh, di mana para peraga bukan hanya model, tapi utusan zaman yang menyuarakan bahwa modernitas tak mesti menanggalkan tradisi.

Tak hanya karnaval yang akan menghiasi akhir pekan. Banyuwangi juga menghadirkan Sekarkijang Creative Fest 2025, sejak Kamis hingga Sabtu (10-13 Juli 2025), di Taman Blambangan—jantung kota yang kini menjadi altar inovasi. Dalam helatan ini, puluhan UMKM menyajikan hasil kreativitas mereka: dari batik yang dicelup oleh tangan ibu-ibu pengrajin, kopi yang disangrai dengan doa dan dedikasi, hingga kerajinan kulit yang bercerita tentang ketekunan dan waktu.

Bank Indonesia Perwakilan Jember turut mendukung gerakan ini. Bukan hanya pameran, Sekarkijang Creative Fest juga diramaikan seminar nasional bertajuk “UMKM Go Export”, talk show, bazar kuliner, hingga senam aerobik bersama yang menyatukan raga dan semangat.

Dalam empat hari itu, Banyuwangi tak sekadar menjadi panggung. Ia menjadi taman bagi ide, rumah bagi warisan, dan jendela bagi dunia untuk menyaksikan Indonesia dari sisi yang paling otentik—dari akar, dari rakyatnya sendiri.

Firsta, BEC, dan Sekarkijang hanyalah bagian dari narasi besar Banyuwangi: bahwa modern bukan berarti melupakan. Bahwa kemajuan bukan berarti menghapus jejak. Bahwa menjadi Indonesia, adalah menyambung yang purba dengan yang kini. Dan dari ujung timur Jawa, sebuah suara kembali menggema: “Kami ada. Kami hidup. Kami berkarya.”

Banyuwangi bukan hanya destinasi. Ia adalah narasi. Ia adalah puisi yang dibaca di tengah riuh, tapi menggema sampai ke senyap hati para penontonnya.

Penguatan Majelis Taklim Banyuwangi: Dorong Peran Strategis dalam Masyarakat

Banyuwangi (Warta Blambangan) Dalam upaya memperkuat peran majelis taklim sebagai pranata sosial keagamaan yang strategis, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi menggelar kegiatan Penguatan Majelis Taklim Kabupaten Banyuwangi, yang dilangsungkan di aula MAN 1 Banyuwangi, Selasa (20/5/2025).

Kegiatan ini dihadiri oleh para pengurus Kelompok Kerja Majelis Taklim (KKMT) Kabupaten Banyuwangi serta perwakilan majelis taklim dari berbagai kecamatan yang telah terdaftar secara resmi. Dalam sambutannya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi yang diwakili oleh Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, H. Mastur, S.Ag., M.Pd.I., menegaskan bahwa majelis taklim memiliki posisi penting dalam membentuk karakter masyarakat yang religius dan harmonis.

“Majelis taklim adalah salah satu pranata sosial keagamaan yang diorganisir melalui Peraturan Menteri Agama. Kegiatan hari ini bertujuan untuk memperkuat peran tersebut agar kebermanfaatannya semakin terasa di tengah masyarakat,” ujarnya. 


Ia juga mengimbau agar seluruh majelis taklim yang belum terdaftar segera melakukan pendaftaran melalui Kantor Urusan Agama (KUA) di kecamatan masing-masing. “Di setiap KUA sudah ada penyuluh agama Islam yang siap memandu proses pendaftaran dan pembinaan,” tambah Mastur.

Diskusi dan penguatan dalam kegiatan ini dimoderatori oleh Syafaat, S.H., M.H.I. dari Seksi Bimas Islam. Adapun narasumber pertama adalah Dr. H. Lukman Hakim, S.Ag., M.H.I., Rektor Universitas Islam Ibrahimy Banyuwangi (UNIIB) Genteng. Dalam pemaparannya, ia menyoroti pentingnya pengelolaan majelis taklim yang baik dan terstruktur.

“Program-program yang terstruktur akan lebih efektif dalam menjangkau lebih banyak orang, terutama generasi muda, dalam memperkuat iman, akhlak, dan kepedulian sosial,” ungkap Dr. Lukman. Ia menekankan bahwa efisiensi sumber daya, sinergi antar komunitas, dan pengelolaan kelembagaan yang profesional akan membawa dampak positif yang signifikan.

Namun, ia juga mencatat tantangan yang dihadapi majelis taklim saat ini, seperti kurangnya minat generasi muda terhadap kegiatan keagamaan dan keterbatasan sumber daya di beberapa majelis.

Narasumber kedua, Agus Baehaqi, S.Ag., M.I.Kom., Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam Universitas Islam Mukhtar Syafaat (UIMSYA) Blokagung, menyoroti dinamika dakwah di era digital. 


“Perkembangan teknologi dan media sosial menjadi tantangan sekaligus peluang. Majelis taklim perlu beradaptasi dengan cara dakwah yang lebih kreatif dan relevan agar tetap menarik bagi generasi muda,” jelasnya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh pengurus majelis taklim di Banyuwangi semakin memahami urgensi legalitas, manajemen kelembagaan, serta penguatan konten dakwah yang adaptif terhadap perubahan zaman. Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi pun berkomitmen untuk terus mendampingi dan membina majelis taklim sebagai mitra strategis dalam membangun masyarakat yang religius, cerdas, dan damai.

Bimbingan Manasik Haji di Kabat Bahas Serba-Serbi Ibadah dan Teknologi Pendukung

Banyuwangi, (Warta Blambangan) — Bimbingan manasik haji di Aula Pondok Pesantren Darul Latif Ar Rosyid, Kecamatan Kabat, tidak hanya fokus pada penyampaian tata cara ibadah haji dan umroh, tetapi juga membahas berbagai hal penting yang menyertai pelaksanaan ibadah, termasuk ziarah dan pemanfaatan aplikasi digital pendukung ibadah.

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kabat menyampaikan bahwa manasik haji harus mencakup pembekalan menyeluruh agar jamaah lebih siap secara fisik, mental, dan spiritual. “Manasik bukan sekadar simulasi ibadah, tetapi juga pemahaman menyeluruh yang menunjang kekhusyukan selama di tanah suci,” ujarnya.

Dua narasumber hadir dalam kegiatan tersebut. Abdul Azis, Kepala KUA Kecamatan Banyuwangi, memandu langsung praktik manasik haji dan umroh di halaman pesantren. Ia merupakan pembimbing ibadah haji yang telah berpengalaman mendampingi jamaah selama beberapa musim haji. 


Sementara itu, Syafaat, ASN dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi yang juga berpengalaman sebagai ketua kloter, menyampaikan materi tentang serba-serbi ibadah haji. Ia menjelaskan kegiatan ziarah yang bisa dilakukan di sekitar Masjid Nabawi, seperti ke Masjid Quba, Bukit Uhud, dan Raudhah, serta pentingnya melaksanakan sholat sunnah dan berdoa di tempat-tempat tersebut.

Syafaat juga menekankan pentingnya pemanfaatan aplikasi digital seperti aplikasi Haji dan Umroh, aplikasi Haramain, hingga layanan terjemahan khutbah dalam bahasa Indonesia di Masjidil Haram. Selain itu, disampaikan pula informasi mengenai salat jenazah setelah salat fardhu di Haramain dan orientasi lokasi dengan Google Maps untuk mempermudah mobilitas jamaah.

Salah satu peserta, Wahidni, mengaku sangat terbantu dengan informasi terkait penggunaan aplikasi. “Paparan tentang penggunaan aplikasi sangat bermanfaat. Kami jadi tahu bagaimana memaksimalkan fasilitas teknologi untuk menunjang ibadah,” ujarnya.

Bimbingan ini menjadi bagian penting dalam mempersiapkan para calon jamaah haji agar dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan penuh makna di tanah suci.

Stadion Sayu Wiwit Banyuwangi

 Stadion Sayu Wiwit Banyuwangi

Oleh; Syafaat 


Waktu saya ditanya soal stadion di Banyuwangi, saya malah bengong. Bukan karena saya tidak tahu ada stadion di Banyuwangi. Tapi karena saya tidak tahu, atau lebih tepatnya, tidak pernah memperhatikan, namanya: Stadion Diponegoro.

Saya kira, itu di Semarang. Atau paling tidak di Jogja. Tapi ternyata: di Banyuwangi.

Teman saya, yang orang Jakarta, tidak percaya. “Serius, stadion Diponegoro itu di Banyuwangi? Bukan di Jawa Tengah?”

Saya hanya bisa mengangguk pelan. Tapi dalam hati bertanya-tanya: kenapa ya?

Banyuwangi ini tempat yang kaya tokoh sejarah. Bahkan kisah heroiknya seringkali lebih berdarah daripada perang Diponegoro itu sendiri. Ada Sayu Wiwit. Ada Rempeg Jogopati. Ada Minak Jinggo. Bahkan kalau mau lebih dramatis, ada Pangeran Tawang Alun yang konon bisa berubah jadi harimau. 


Tapi nama stadion kita? Diponegoro. Bukan Jogopati, bukan Jinggo, bukan Sayu Wiwit.

Saya tidak sedang ingin menggugat Pangeran Diponegoro. Beliau tokoh besar. Pahlawan nasional. Disegani Belanda. Dijadikan jalan utama hampir di semua kota di Indonesia.

Tapi justru karena beliau begitu besar dan begitu umum, maka tidak terasa lokal.

Kalau Banyuwangi ingin dikenang sebagai Banyuwangi, kenapa justru memilih nama yang membuat kita dianggap bagian dari Jawa Tengah?


Kita ini kadang lebih takut pada format, daripada kehilangan identitas.

Saya juga tidak tahu sejak kapan stadion itu bernama Diponegoro. Tidak ada prasasti. Tidak ada catatan sejarah. Seperti kebanyakan nama-nama fasilitas publik di negeri ini: datang begitu saja, tanpa diskusi, tanpa penjelasan, tanpa filosofi.

Mungkin karena waktu itu sedang tren nasionalisme. Semua ingin bernuansa perjuangan. Jadilah Diponegoro.

Tapi zaman sekarang, orang mulai kembali mencari jati diri lokal. Ingin tahu siapa leluhurnya. Ingin bangga dengan kisah di tanah sendiri. Maka aneh rasanya kalau fasilitas sebesar stadion, tempat ribuan orang bersorak, justru memakai nama dari luar.

Saya tidak bilang kita harus ganti nama stadion itu sekarang juga. Tapi bolehlah kita mulai bertanya. Mulai berdiskusi. Bukan karena kita anti nasionalisme, tapi karena kita juga cinta pada sejarah kita sendiri.

Toh, Minak Jinggo juga punya kisah perang yang tak kalah seru. Sayu Wiwit juga simbol keberanian perempuan. Rempeg Jogopati juga gugur dalam perang. Apa kurang heroik?

Di tengah upaya pemerintah daerah menggaungkan pariwisata berbasis budaya, nama stadion seharusnya menjadi bagian dari narasi besar itu. Bukan malah jadi titik disonansi.

Coba bayangkan turis datang ke Banyuwangi. Mereka kagum dengan Gandrung. Terkesima oleh ritual Seblang. Terpana dengan pawai Etnik Nusantara. Tapi lalu melihat stadion: Diponegoro.

"Lho, ini masih di Jogja atau sudah nyasar ke Jawa Timur?"

Itu bukan soal kecil. Itu soal narasi. Soal bagaimana kita menyusun cerita tentang diri kita sendiri.

Setiap nama adalah narasi. Dan narasi adalah kekuatan.

Saya ingat waktu ke Korea Selatan. Mereka bisa membuat desa kecil menjadi destinasi wisata hanya karena satu legenda lokal. Nama-nama tempat dijaga, dilestarikan, dibungkus ulang jadi bagian dari cerita yang dijual ke dunia.

Kita? Nama stadion saja bisa salah alamat.

Saya pernah mengusulkan agar nama stadion diubah. Bukan dengan cara gegabah. Tapi lewat sayembara. Libatkan masyarakat. Tanyakan kepada budayawan, sejarawan, dan pelajar. Biarkan mereka berdiskusi: nama siapa yang paling layak menjadi simbol semangat sportivitas Banyuwangi?

Kalau hasilnya tetap Diponegoro, saya akan terima dengan lapang dada. Tapi kalau ternyata masyarakat ingin nama lokal, ya mari kita pikirkan bersama.

Itu bukan soal fanatisme daerah. Itu soal menghargai sejarah sendiri. Soal membangun kepercayaan diri budaya.

Bayangkan stadion bernama Stadion Sayu Wiwit. Akan ada patungnya di pintu masuk. Akan ada mural perjuangannya di tembok luar. Lalu setiap pertandingan, announcer akan mengucap: "Selamat datang di Stadion Sayu Wiwit, tanah keberanian dan pengorbanan."

Itu bukan sekadar sepak bola. Itu adalah edukasi. Setiap anak yang datang, setiap penonton yang lewat, akan bertanya: siapa dia? Apa jasanya? Lalu mulailah lahir rasa memiliki.

Itulah yang membedakan fasilitas publik yang berkarakter, dan yang sekadar tembok beton berumput hijau.

Saya tahu, ada juga yang akan mencibir. "Ah, itu cuma nama. Yang penting kualitas lapangan dan prestasi klubnya."

Saya tidak menolak kualitas. Tapi siapa bilang identitas tidak penting?

Orang boleh main bagus di stadion mana saja. Tapi ketika mereka bermain di stadion yang membawa nama pahlawan lokal, ada semangat berbeda yang ikut turun ke lapangan.

Coba lihat stadion di Eropa. Hampir semua punya cerita. Old Trafford. Camp Nou. Anfield. Semuanya bukan sekadar nama. Ada kisah, ada makna, ada semangat.

Saya tulis ini bukan untuk marah-marah. Bukan pula untuk menyalahkan siapa-siapa. Saya hanya sedang rindu pada sebuah tempat yang bernama sesuai dengan jiwanya.

Stadion itu tempat semua orang berkumpul. Tempat air mata tumpah. Tempat sejarah kecil diciptakan. Maka layaklah ia punya nama yang merepresentasikan tanah tempat ia berdiri.

Kalau tidak, kita akan terus seperti ini: asing di negeri sendiri.

Saya tidak sedang membayangkan perubahan besar. Saya hanya sedang membayangkan sebuah papan nama baru. Dengan ukiran kayu jati. Di bawahnya tertulis:

**"Stadion Rempeg Jogopati. Tempat semangat perjuangan terus menyala."

Atau...**

**"Stadion Sayu Wiwit. Di sini keberanian perempuan dikenang selamanya."

Lalu anak-anak sekolah datang. Membaca. Bertanya. Bangga.

Dan kita, tidak lagi harus menjelaskan kepada teman: "Iya, stadion Diponegoro itu... di Banyuwangi."

Itulah mimpi kecil saya. Dari pinggir lapangan. Di antara deru sorak dan bau rumput basah. Karena stadion bukan hanya untuk menendang bola. Tapi juga untuk menanam sejarah.

Meniti Jalan Menuju Masa Depan: Bimbingan Remaja di MA Mabadiul Ihsan

Banyuwangi (Warta Blambangan) Mentari pagi menyambut halaman Madrasah Aliyah (MA) Mabadiul Ihsan Karangdoro dengan semangat baru. Hari itu, Selasa (11/03/2025), sebanyak 70 siswa berkumpul dengan penuh antusiasme, mengikuti kegiatan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS). Mereka datang dengan harapan, siap menyerap ilmu dan motivasi dari para narasumber yang telah berpengalaman dalam pembinaan keagamaan dan moral remaja.

H. Gufron Musthofa, Kepala KUA Kecamatan Gambiran, berbicara dengan penuh ketegasan, mengingatkan para siswa bahwa karakter yang kuat adalah kunci untuk menghadapi tantangan hidup. Sementara itu, Sulis Nuhriyati Saudiyah, Penyuluh Agama Islam dari KUA Kecamatan Tegaldlimo, menambahkan bahwa menjalani kehidupan dengan nilai-nilai keislaman bukan hanya tentang ritual ibadah, tetapi juga membentuk akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dalilatus Saadah, penyuluh lainnya dari KUA Kecamatan Gambiran, mengajak para siswa untuk menjadikan masa remaja sebagai periode emas dalam membangun masa depan. 


Dari bangku peserta, mata-mata muda menyala penuh perhatian. Mereka mendengarkan dengan saksama, seolah mencatat setiap nasihat ke dalam hati mereka. Rohmatullah Dimyati, pengasuh madrasah, membuka sesi dengan sambutan yang menohok. “Remaja harus memiliki tekad kuat untuk meraih cita-cita. Dunia ini penuh dengan godaan, tetapi hanya mereka yang memiliki keteguhan hati yang akan berhasil,” katanya, suaranya bergema di aula madrasah.

Nabil Muhammad, Kepala MA Mabadiul Ihsan, turut memberikan pesan yang dalam. Dengan nada tenang namun penuh makna, ia mengingatkan bahwa perjalanan meraih impian tidaklah mudah. “Perjuangan dan tirakat adalah kunci. Akan ada tantangan—rasa malas, lingkungan yang kurang baik—tetapi dengan tekad yang kuat, kalian bisa melewatinya,” ujarnya.

Seiring berjalannya acara, semangat para siswa semakin menggelora. Kegiatan ini bukan sekadar penyampaian materi, tetapi juga menjadi refleksi bagi mereka tentang arah yang ingin dituju. Dalam hati, mungkin ada yang mulai menetapkan tekad baru, menguatkan langkah untuk tidak mudah menyerah.

Saat acara berakhir, siswa-siswa itu melangkah keluar dengan pikiran yang lebih terbuka. Mereka sadar, perjalanan menuju kesuksesan tidak pernah mudah, tetapi dengan nilai-nilai Islam sebagai pedoman dan semangat pantang menyerah, jalan itu akan lebih terang. Di bawah langit Tegalsari yang teduh, mereka membawa pulang satu pesan: masa depan adalah milik mereka yang berani berjuang.

Cahaya Ramadan di Balik Jeruji: Warga Binaan Lapas Banyuwangi Rutin Khatam Al-Quran

BANYUWANGI –(Warta Blambangan) Bulan Ramadan membawa berkah dan semangat bagi warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi. Di balik jeruji, mereka mengisi hari-hari dengan kegiatan positif, salah satunya adalah khataman Al-Quran yang dilakukan secara rutin.

Di masjid dan musholla dalam lingkungan Lapas yang berlokasi di Jalan Letkol Istiqlah, para warga binaan yang tergabung dalam Pondok Pesantren At-Taubah dengan penuh kekhusyukan membaca Al-Quran. Uniknya, dalam sehari, mereka mampu menyelesaikan khataman hingga empat kali, baik di siang hari maupun setelah sholat tarawih. 


Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar membaca Al-Quran, tetapi juga menjadi ajang pembelajaran bersama. "Mereka saling mengoreksi bacaan satu sama lain agar semakin fasih dan memahami makna dari ayat-ayat yang dibaca," tuturnya, Selasa (4/3).

Program pembinaan berbasis pondok pesantren ini telah menjadi unggulan di Lapas Banyuwangi. Selain menambah wawasan keagamaan, kegiatan ini juga membentuk karakter dan memberi bekal moral bagi warga binaan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik setelah bebas nanti.

“Harapan kami, mereka bisa kembali ke masyarakat dengan semangat baru, membawa nilai-nilai positif yang didapat selama di sini,” tambah Mukaffi.

Khataman Al-Quran di Lapas Banyuwangi bukan sekadar tradisi Ramadan, tetapi juga menjadi simbol perubahan dan harapan. Di tengah keterbatasan, mereka menemukan jalan kembali menuju kehidupan yang lebih baik, dengan bekal spiritual yang lebih kuat. (*)

Judul: Takjil Gratis dari Polresta Banyuwangi Ludes Diserbu Warga dalam Hitungan Menit

Banyuwangi – Ratusan paket takjil yang dibagikan oleh Polresta Banyuwangi dan Bhayangkari ludes dalam waktu singkat, diserbu warga dengan antusias. Kegiatan ini berlangsung di depan Mapolsek Genteng pada Selasa (4/3/2025), sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat di bulan suci Ramadan.

Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, S.I.K., M.Si., M.H., yang didampingi oleh Wakapolresta AKBP Teguh Priyo Wasono, S.I.K., Ketua Bhayangkari Cabang Kota Ny. Nova Rama Samtama Putra, serta sejumlah pejabat utama dan anggota polsek rayon setempat, turun langsung membagikan takjil kepada para pengendara yang melintas. 


"Alhamdulillah, antusiasme warga sangat tinggi. Dalam waktu kurang dari 30 menit, takjil yang kami siapkan sudah habis," ujar Kombes Pol Rama Samtama Putra.

Menurutnya, kegiatan ini merupakan wujud kepedulian Polresta Banyuwangi dalam berbagi kebahagiaan dengan masyarakat, khususnya di bulan Ramadan.

“Kami ingin berbagi kebahagiaan dengan masyarakat di bulan suci ini. Semoga takjil yang dibagikan dapat bermanfaat bagi mereka yang sedang dalam perjalanan dan menantikan waktu berbuka puasa,” tambahnya.

Salah seorang penerima takjil, Agus, mengungkapkan rasa syukurnya atas inisiatif ini. "Alhamdulillah, senang sekali dapat takjil gratis dari Pak Polisi. Ini sangat membantu saya yang sedang dalam perjalanan pulang," ujarnya.

Kegiatan berbagi takjil ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Banyak yang berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan di tahun-tahun mendatang.

Stok Aman hingga Lebaran, Bupati Ipuk Minta Stabilitas Harga Terus Dipantau

BANYUWANGI (Warta Blambangan) Menjelang Ramadan dan Lebaran, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memastikan stok bahan pokok di wilayahnya aman dan mencukupi. Meski demikian, ia menegaskan pentingnya pemantauan harga agar tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat.

“Alhamdulillah stok bahan pokok kita aman, cukup hingga Lebaran nanti. Namun, kami terus memantau agar stabilitas harga tetap terjaga dan tidak mengalami lonjakan yang merugikan masyarakat,” ujar Ipuk pada Selasa (4/3/2025). 


Pemkab Banyuwangi, bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), PT Pos Indonesia, dan instansi terkait lainnya, rutin menggelar operasi pasar. Langkah ini bertujuan untuk menyediakan bahan kebutuhan dengan harga yang relatif terjangkau serta mengendalikan inflasi.

“Selain ketersediaan stok, yang terpenting adalah harga tetap stabil. Karena itu, kami meminta dinas terkait dan tim pengendali inflasi untuk terus memantau perkembangan harga bahan pokok di pasaran,” tambah Ipuk.

Kepala Bulog Cabang Banyuwangi, Dwiana Puspitasari, mengungkapkan bahwa stok beras yang tersedia di gudang Bulog saat ini mencapai 67.356 ton. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan konsumsi masyarakat Banyuwangi yang berkisar 14.399 ton per bulan. Dengan demikian, stok beras dipastikan aman hingga empat bulan ke depan.

“Bahkan, kami siap mendistribusikan beras ke daerah lain yang mengalami defisit. Apalagi, saat ini sudah memasuki musim panen, sehingga stok beras akan terus bertambah dan mencukupi hingga awal tahun depan,” jelas Dwiana.

Selain beras, ketersediaan komoditas pangan lainnya juga mencukupi. Stok gula pasir di gudang Bulog mencapai 30 ton, tepung terigu sebanyak 2 ton, dan minyak goreng sebanyak 60.000 liter. Dwiana memastikan bahwa stok ini bisa ditambah sesuai kebutuhan pasar.

“Kami juga telah melakukan operasi pasar sejak Februari 2025 di beberapa titik, seperti Kantor Pos Banyuwangi dan Genteng. Dalam waktu dekat, operasi pasar akan diperluas ke 14 titik lainnya,” lanjutnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda, mengungkapkan bahwa selain beras, stok pangan lainnya juga surplus. Daging ayam ras surplus 239 ton, telur ayam 231 ton, dan daging sapi 12,96 ton.

Berdasarkan data prognosa neraca ketersediaan pangan Maret 2025, cabai rawit mengalami surplus 789,79 ton, cabai besar 767,17 ton, dan bawang merah 291,54 ton. Jagung dan kedelai juga tersedia dalam jumlah yang cukup.

Ketersediaan elpiji pun dalam kondisi aman. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan Banyuwangi, Nanin Oktaviantie, menyatakan bahwa kebutuhan elpiji 3 kg sebanyak 19.340.000 tabung per tahun selalu terpenuhi.

Dengan berbagai langkah ini, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berkomitmen untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok agar masyarakat dapat menjalani Ramadan dan Lebaran dengan tenang dan nyaman. (*)

Semarak Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan di Al Hilal 2 Banyuwangi


 

Warta Blambangan - Banyuwangi (1/11/2024) – Semarak peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan 2024 dirasakan dalam acara bertajuk “Raih Asa dan Wujudkan Cita” yang dibuka pada Jumat, 1 November 2024, di Masjid Al Hilal 2 Banyuwangi. Setelah salat Jumat, kegiatan yang digagas oleh Perkumpulan Komunitas Gotong Royong ’45 bekerjsama IWAPI Cabang Banyuwangi ini resmi dimulai dan meramaikan suasana di Masjid Al Hilal 2 Banyuwangi.

Acara pembuka diawali dengan lomba Tahfidz dan Qiro’ah antar anak-anak SD, MI, TPA, dan TPQ se-Kabupaten Banyuwangi. Sebanyak 88 peserta dari berbagai kecamatan ikut ambil bagian dalam lomba ini,

Tidak hanya itu, kemeriahan acara semakin terasa dengan digelarnya bazar UMKM, yang diikuti oleh UMKK Sinergi Gotong Royong 45, IWAPI Ranting Banyuwangi, UMKM Difabel Aura Lentera, hingga UMKM Takmir Masjid Al Hilal yang rata-rata menjual aneka macam jajanan, makanan dan minuman.

Setelah salat Maghrib, acara ditutup dengan pengumuman pemenang lomba Tahfidz yang disambut dengan suka cita. Para pemenang adalah:

  • Juara 1: Hanin Alya Az Zahira dari TPA Roudlotul Athfal
  • Juara 2: Audridna Anwa’an Ni’amika dari MI Darul Huda
  • Juara 3: Syakila Azzahra dari TPA Nurul Musthofa

Kemeriahan acara “Raih Asa dan Wujudkan Cita” ini menjadi wujud nyata semangat gotong royong dan kebersamaan bagi mereka yang terlibat di dalamnya. (AW)



Pengamatan Fajar Shodiq di Banyuwangi


Banyuwangi (Warta Blambangan) Rukyatul fajar untuk penentuan waktu subuh dilakukan tim Rukyatul hilal di pantai Desa Sumber Kencono Kecamatan Wongsorejo oleh Tim Hisan dan Rukyah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Kamis (05/09/2024).

M. Fauzi dari Kanwil Kemenag Prov Jawa Timur menyampaikan Bahwa Fajar Shodiq di Banyuwangi pada tanggal 05 September 2024 terbit pukul 4:3 menit, dan sebelum pukul 4 sudah kelihatan.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Dr. Chaironi Hidayat menyampaikan bahwa posisi Kabupaten Banyuwangi yang berada di ujung timur Pulau Jawa memungkinkan untuk melakukan Rukyatul fajar.

"ini sangat penting untuk penentuan waktu sholat subuh di Indonesia" kata Chaironi.

Lebih lanjut Chaironi menyampaikan bahwa ada dua tempat yang dengan mudah dipergunakan untuk Rukyatul fajar, selain di pantai, juga di puncak Gunung Menyan Kecamatan Kalibaru.

Julukan The Sun Rise of Java memang pas untuk Kabupaten ujung Timur Pulau Jawa ini, dan keunggulannya adalah dapat dilakukan pengamatan terhadap terbitnya matahari di tengah laut lepas.

Fauzi menyampaikan bahwa dengan pengamatan ini sebagai pembuktian dari penentuan waktu shalat.

Kanwil Kemenag DIY Kunker ke Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi

Banyuwangi (Warta Blambangan) Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur tak hanya terkenal dengan destinasi wisata alamnya yang memukau, tetapi juga dengan kekayaan wisata religi yang tak kalah menarik. Salah satu contohnya adalah Masjid Agung Baiturrahman, masjid bersejarah yang menjadi saksi bisu berdirinya kota Banyuwangi. Pada Rabu (4/9/2024), masjid yang berdiri megah di pusat kota ini menjadi tujuan kunjungan kerja (kunker) dari Kementerian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).



Kunjungan ini tidak sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga ziarah ke makam para Bupati (Adipati) Banyuwangi yang terletak di belakang Masjid Agung. Dipandu oleh Syafaat dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, rombongan disuguhi kisah sejarah berdirinya Banyuwangi dan perjalanan para pemimpin yang dimakamkan di sana.

Iwan Azis Siswanto, Sekretaris Masjid Agung Baiturrahman, menjelaskan tentang kemakmuran masjid yang pernah dinobatkan sebagai Masjid Paripurna Terbaik kedua di Indonesia. Selain kegiatan ibadah yang teratur, masjid ini juga dilengkapi dengan berbagai sarana prasarana yang memadai, menjadikannya sebagai pusat keagamaan yang aktif dan hidup.


Salah satu daya tarik utama bagi peserta kunker adalah sebuah Al-Qur’an berukuran besar 150 x 200 cm yang disimpan di lantai dua masjid. Al-Qur’an ini ditulis dengan rapi oleh Ustad Abdul Karim, seorang warga asli Kecamatan Genteng, dan dibaca di bulan Ramadhan. “Al-Qur’an ini adalah salah satu simbol keagungan dan keberagaman budaya yang masih terjaga dengan baik di Banyuwangi,” ujar Iwan Azis.


Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian   Agama Provinsi DIY, H. Muntolib, mengungkapkan kekagumannya terhadap manajemen Masjid Agung Baiturrahman yang dianggapnya bisa menjadi contoh bagi pengelolaan masjid-masjid lainnya di Indonesia. “Banyak hal yang dapat kita pelajari dari pengelolaan masjid ini, terutama dalam memakmurkan masjid dan menjaga tradisi keagamaan,” tuturnya.


Di akhir kunjungan, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Dr. Chaironi Hidayat, mengungkapkan rasa2 bangganya terhadap perubahan citra Banyuwangi yang kini jauh dari julukan ‘Kota Santet’. Ia lebih memilih menyebut Banyuwangi sebagai ‘Kota Internet’, mengingat ketersediaan fasilitas wifi gratis di berbagai tempat umum yang menandakan kemajuan teknologi di kabupaten paling timur Pulau Jawa ini.

Kunker Kanwil Kemenag Prov DIY ke KUA Kecamatan Banyuwangi

Banyuwangi (Warta Blambangan) Bidang Urusan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengadakan kunjungan kerja ke Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Banyuwangi, Rabu (04/09/2024).

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Dr. Chaironi Hidayat menyampaikan terimakasih atas kunjungan yang dilakukan Kanwil Kemenag Provinsi DIY beserta Kasi Bimas Islam dan Kepala KUA Kecamatan Revitalisasi se-Provinsi DIY dengan harapan membawa manfaat.

"ada 11 KUA Revitalisasi yang ada di Kabupaten Banyuwangi dan KUA Kecamatan Banyuwangi merupakan KUA Revitalisasi yang pertama kali" Kata Chaironi. 

Lebih lanjut Chaironi menyampaikan bahwa di Kabupaten Banyuwangi semuanya menggunakan digitalisasi, termasuk Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan Smart Kampung yang juga digunakan di Kantor Desa maupun Kelurahan.

"masyarakat dimudahkan dengan layanan digital mulai tingkat desa sampai tingkat kabupaten, termasuk pada Kementerian Agama" kata Roni.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi  DIY yang diwakili Kepala Bagian Tata Usaha H. Muntolib, S.Ag, MSI didampingi Kabid Urais Drs. H. Jauhar Mustofa, MSI menyampaikan bahwa KUA Kecamatan Banyuwangi dalam penilaian layanan masyarakat tahun 2023 merupakan KUA Revitalisasi terbaik se-Indonesia, sehingga perlu adanya Kunjungan Kerja dengan tujuan KUA Kecamatan di ujung timur Pulau Jawa ini. Kunjungan Kerja yang dilaksanakan ini untuk peningkatan layanan kepada masyarakat, terutama layanan pada KUA Kecamatan.

"Digitalisasi layanan di Kabupaten Banyuwangi layak untuk ditiru oleh Kabupaten lainnya di Indonesia" katanya.

Acara berlangsung gayeng dalam sesi tanya jawab yang dipandu H. Abdul Aziz, Kepala KUA Kecamatan Banyuwangi didampingi Ahmad Sakur Isnaini, Kepala KUA Kecamatan Sempu.

Di akhir acara, Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DIY menyerahkan Cinderamata yang diterima oleh Dr. H. Santoso. kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.

LPTQ Kab. Banyuwangi Akan Siapkan Peserta MTQ Provinsi Secara Maksimal

 MBanyuwangi (Warta Blambangan) Dalam rangka mempersiapkan kafilah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat provinsi, LPTQ Kabupaten Banyuwangi menggelar rapat koordinasi untuk pembinaan dan seleksi calon kafilah MTQ, Selasa (27/8/2024).


Rapat ini diadakan di aula Balesaji Banyuwangi dan dihadiri oleh para pembina, pengurus LPTQ termasuk Kementerian Agama Banyuwangi.



Kepala Kemenag Banyuwangi melalui Kasi Bimas Islam H. Mastur selaku Ketua panitia menyampaikan pentingnya persiapan matang guna mengharumkan nama Banyuwangi di ajang MTQ tingkat provinsi. 


"Kita harus bekerja sama untuk memastikan calon kafilah MTQ Banyuwangi mendapatkan pembinaan terbaik, sehingga mampu berprestasi", ungkapnya.


Dalam rapat tersebut, dibahas berbagai agenda penting, termasuk penjadwalan seleksi calon peserta MTQ, strategi pembinaan, dan dukungan fasilitas untuk para peserta. 


Sebagai informasi, seleksi dan pembinaan calon kafilah MTQ Kabupaten Banyuwangi akan dilaksanakan pada 31 Agustus 2024 mendatang bertempat di aula Kemenag Banyuwangi. 


Adapun cabang yang akan diseleksi meliputi, cabang Tartil, MTQ Kanak-Kanak, Remaja, Dewasa, Qiraat Mujawwad, dan Qiraat tartil remaja, dewasa.  Sedangkan di cabang tahfidz, meliputi MHQ 1  juz & 5 juz tilawah, MHQ 10, 20, 30 juz, serta tafsir Alquran. Dalam Agenda itu akan melibatkan para pembina yang berpengalaman di bidangnya.

Adapun untuk KTI Al-Qur'an akan diadakan seleksi tersendiri dengan mengingat waktu pengerjaan KTI Al-Qur'an adalah delapan jam.


Peserta terbaik yang terpilih akan mendapatkan pelatihan intensif sebelum diberangkatkan ke kompetisi tingkat provinsi Jawa Timur tahun 2025 di Kabupaten Jember.


Diharapkan dengan persiapan yang matang, Kabupaten Banyuwangi dapat berprestasi gemilang dalam ajang MTQ tingkat provinsi yang akan datang

Pelantikan PC-ISNU Banyuwangi

Banyuwangi (Warta Blambangan) Pelantikan Pengurus Cabang ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama) masa khitmah 2024-2028 di Pendopo Sabha Swagata Banyuwangi, Sabtu (24/08/2024), dihadiri Sekretaris PW-ISNU Provinsi Jawa Timur, hadir dalam kegiatan tersebut jajaran Forpimda, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Kepala Dinas Sosial PP dan KB, Ketua Yayasan Lentera Sastra Banyuwangi dan pengurus ormas dan lembaga keagamaan yang ada di Kabupaten Banyuwangi.



Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestisndani menyampaikan ucapan selamat kepada para pengurus.

Lebih lanjut Ipuk menyampaikan bahwa pembangunan akan berjalan dengan baik dan cepat bila dilakukan sinergis dengan banyak pihak. Termasuk dengan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Banyuwangi  yang diharapkan bisa menjadi mitra strategis pemerintah dalam berbagai bidang. 

"NU sebagai organisasi besar juga memiliki tanggung jawab besar. Karenanya, kami berharap para cendekiawan dan segenap pengurus PC ISNU bersedia bermitra dengan kami dalam pemberdayaan umat," harap Ipuk

Istri Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas berharap PC-ISNU Kabupaten Banyuwangi dapat memunculkan talenta muda dibidang intelektual di Kabupaten Banyuwangi.

Ipuk  berharap PC-ISNU sebagai lembaga intelektual dapat menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT, sebagaimana ikrar yang diucapkan dalam pelantikan. 


Kepengurusan PC-ISNU Kabupaten Banyuwangi dari berbagai latar belakang profesi, seperti beberapa Rektor Perguruan Tinggi dan beberapa dosen bergelar doktor, pengacara hingga birokrat,

Abdul Aziz, Ketua PC-ISNU Kabupaten Banyuwangi menyampaikan bahwa PC-ISNU Kabupaten Banyuwangi akan bekerja secara maksimal untuk memberikan sumbangsih pikiran dari kaum intelektual di Kabupaten Banyuwangi.

Abdul Aziz mengatakan ISNU sebagai kelompok intelektual memiliki kewajiban untuk hadir di tengah masyarakat dan memberikan kontribusi yang signifikan.

"Kami siap berkolaborasi, baik dengan pemkab maupun organisasi lintas sektor dalam mewujudkan SDM yang kompeten. Kami juga sudah siapkan berbagai program pemberdayaan sosial dan pendidikan," ujar Aziz. (Tim)

Pencipta Shalawat Badar, Kepala Kankemenag Kab Banyuwangi era Enam Puluhan Terima Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden


Jakarta (Warta Blambangan) Pencipta Shalawat Badar, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi era Enam Puluhan KH. Ali Manshur menerima anugerah kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Joko Widodo, Rabu (14 Agustus 2024) sore di Istana Negara, Jakarta. 

Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan diberikan Presiden menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI kepada 64 tokoh bangsa atas kontribusi di berbagai bidang selama ini.

Selain dari kalangan budayawan, para penerima anugerah Presiden berasal dari kalangan menteri dan wakil menteri KIM, pejabat lembaga tinggi negara, pejabat pimpinan lembaga pemerintah dan non-kementerian, pejabat TNI dan Polri, WNI dengan latar belakang profesi.

Penghargaan untuk KH Ali Manshur dituangkan dalam Kepitusan Presiden Nomor 107/TK/TH 2024 Tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma. Penghargaan diterima oleh KH Ahmad Syakir Ali, putra sulung KH Ali Manshur yang didampingi putra bungsu, Gus Saiful Ali

"Saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah berinisiatif dan bekerja keras untuk memberikan perhatian pada Shalawat Badar dan proses penciptaannya, sehingga mendapat pengakuan resmi dari Presiden," ungkap Kiai Syakir.

Acara ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan peringatan HUT Ke-79 RI sebagai bentuk penghargaan negara atas kontribusi besar yang telah diberikan para tokoh tersebut dalam berbagai bidang selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Kiai Ali Manshur menerima Bintang Budaya Parama Dharma bersama Seniman kebudayaan, Alm. Fahrudin Roesli atau populer dikenal musisi Harry Roesli.

Dikutip dari Antara, berikut daftar penerima dan kategori anugerah Tanda Jasa dan Kehormatan Republik Indonesia dari Presiden Jokowi, tahun 2024:

1. Medali Kepeloporan:

- Pendiri Media Group Surya Paloh

2. Bintang Republik Indonesia Utama:

- Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan

- Menko Perekonomian Airlangga Hartarto

3. Bintang Mahaputera Adipradana:

- Menhan Prabowo Subianto

- Menko Polhukam Hadi Tjahjanto

- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo

- Mantan Panglima TNI (Purn) Jenderal Andika Perkasa

- Mantan Panglima TNI (Purn) Laksamana Yudo Margono

- Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F Paulus

- Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad

- Wakil Ketua DPR RI Rachmad Gobel

- Menteri BUMN Erick Thohir

- Menteri Investasi Bahlil Lahadalia

- Mendikbudristek Nadiem Makarim

- Menaker Ida Fauziah

- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

- Menteri ESDM Arifin Tasrif

- Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar

- Menteri PPN/Kepala Bapenas Suharso Monoarfa

- Menkop UKM Teten Masduki

- Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Puspayoga

- Jaksa Agung ST Burhanuddin

- Anggota Wantimpres Muhammad Luthfi Al Yahya

- Anggota Wantimpres Putri Kus Wisnu Wardani

- Gubernur Lemhanas Agus Widjojo

4. Bintang Mahaputera Utama

- Menparekraf Sandiaga Uno

- Menag Yaqut Cholil Qoumas

- Menkes Budi Gunadi Sadikin

- Mensos Tri Rismaharini

- Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono

- Mantan KSAD (Purn) Jenderal Dudung Abdurachman

- Mantan KSAU Marsekal (Purn) Fadjar Prasetyo

5. Bintang Mahaputera Pratama

- Menpan RB Azwar Anas

- Menkominfo Budi Arie Setiadi

6. Bintang Mahaputera Nararya:

- Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono

- Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah

- Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani

- Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat

- Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid

- Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono

- Wakil Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin

- Menpora Dito Ariotedjo

- Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia Sri Woerjaningsih

- Peneliti Ahli Utama BRIN Yohanes Purwanto

7. Bintang Mahaputera:

- Mantan Kapolri (Purn) Jenderal Idham Aziz

8. Bintang Jasa Utama:

- Wamendag Jerry Sambuaga

- Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto

- Anggota Wantimpres Gandi Sulistyanto

- Wamendagri John Wempi Wetipo

- Wamenkeu Suahasil Nazara

- Wamen LHK Alue Dohong

- Wamen BUMN II Kartika Wirjoatmodjo

- Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo

- Ketua LPSK Hasto Atmojo

- Kepala BP2MI 2014-2019 Nusron Wahid

- CEO dan Founder PT DCI Indoneisa TBK Otto Toto Sugiri

9. Bintang Jasa Pratama:

- Wamenhan Herindra

- Wamenlu Pahala Nugraha Mansury

- Wamenkes Dante Saksono Harbuwono

- Wamentan Harvick Hasnul Qolby

- Ketua Dokter Kepresidenan 2016-2020 Abdul Aziz Rani

- Stafsus Presiden Arif Budimanta

10. Bintang Budaya Parama Dharma:

- Alm KH Ali Manshur Shiddiq (Pecipta Solawat Badar)

- Alm Djauhar Zaharsyah Fahrudin Roesli (Seniman kebudayaan)

Selain Keppres Bintang Budaya Parama Dharma, Presidem Jowowi juga menerbitkan sejumlah Keputusan Presiden, yakni Keppres 103/TK/TH 2024 Tentang Penganugerahan Tanda Jasa Medali Kepeloporan, Keppres 104/TK/TH 2024 Tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia Utama.

Selanjutnya, Keppres 105/TK/TH 2024 Tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera, Keppres 106/TK/TH 2024 Tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Jasa, Keppres 108/TK/TH 2024 Tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang.


Diskusi Pojok KJJT di Warung NKRI Bahas Peran Pers dalam Menjaga Kondusifitas Pemilu

BANYUWANGI – (Warta Blambangan) Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) wilayah Banyuwangi menggelar Diskusi Pojok KJJT dengan tema “Peran Pers Dalam Pemilu: Untuk Menjaga Transparansi, Keadilan, dan Integritas, Bukan Menjadi Humas atau Tokoh Politik”, pada Kamis (08/08/2024).

Acara yang digelar di Warung NKRI Bakesbangpol Kabupaten Banyuwangi ini, dihadiri oleh rekan-rekan wartawan dari berbagai media, praktisi pers, penulis, sastrawan, serta perwakilan Humas TNI-Polri.


Dalam sambutannya, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Banyuwangi, Drs. R. Agus Mulyono, M.S,i., menyampaikan apresiasi atas inisiatif KJJT mengadakan diskusi ini sebagai wadah silaturahmi antara wartawan dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

"Kami berharap forum ini dapat menambah wawasan umum serta jurnalistik, demi menjaga kondusivitas wilayah dengan tetap mengedepankan integritas dan profesionalisme sesuai dengan UU Pers," ujar Agus Mulyono.

Ketua KJJT Banyuwangi, Ricky Sulivan, menegaskan bahwa peran media adalah menyampaikan informasi yang netral dan tidak memihak. 

“Media tidak boleh menjadi humas pasangan calon kepala daerah atau menjadi anggota partai politik tertentu. Kita harus menjaga independensi dan integritas dalam penulisan berita,” kata Ricky.

Setyo Bekti, SH. MH., perwakilan dari Humas Polresta Banyuwangi, menyampaikan, kegiatan diskusi seperti ini diharapkan dapat memperkuat sinergitas antara kepolisian dan media demi Banyuwangi yang kondusif.

"Saya berharap pertemuan seperti ini digelar secara rutin, untuk menambah wawasan tentang jurnalistik," terang Setyo.

Sementara Pegiat literasi, Maulana Affandi, SS., menyoroti pentingnya menjaga netralitas dan independensi media dalam peliputan berita pemilu. 

“Media harus mengatur suhu pemberitaan agar tidak terlalu panas atau terlalu dingin, bisa mengatur diksi dalam sebuah penulisan berita” jelasnya

Acara yang berlangsung selama tiga jam dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Jurnalis seperti Ari Bagus, Mbah Joni Cobra, Husein, Yahya Umar, secara bergantian mengajukan pertanyaan yang membuat diskusi semakin menarik, salah satunya membahas pentingnya uji kompetensi wartawan dan verifikasi media oleh Dewan Pers.

Sementara, M. Husein, dari kalangan penulis buku lebih menekankan pentingnya media dalam mengedukasi masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak benar.

H. Syafaat, Ketua Yayasan Lentera Sastra Banyuwangi, mengingatkan para jurnalis untuk berhati-hati dalam memilih kata dan mengkritik dengan cara yang santun, demi membangun Banyuwangi yang lebih maju.

Acara ini ditutup dengan pesan dari Maulana mengenai pentingnya pemilihan diksi dalam penulisan berita, agar tidak menimbulkan persepsi yang salah. Ia mengutip kata-kata John F. Kennedy: “Jika politik itu kotor, puisi akan membersihkannya; jika politik itu bengkok, sastra akan meluruskannya.”

Hasil dari diskusi ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan peran penting Pers dalam menjaga transparansi, keadilan, dan integritas dalam pemilu mendatang, serta mampu menjaga suhu politik agar tidak panas maupun tidak dingin.


_(Sumber: Humas KJJT Wilayah Banyuwangi)_

Perkuat Kemitraan Jurnalis dan Lembaga Pendidikan, KJJT Silaturahmi di Ketua MKKS SMP Negeri Banyuwangi


BANYUWANGI – (Warta Blambangan) Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMP Negeri Kabupaten Banyuwangi, M.Sodiq, menyambut baik kedatangan Tim KJJT wilayah Banyuwangi dalam rangka silaturahmi sekaligus sosialisasi program Pelatihan Jurnalistik di Kantor SMPN 1 Banyuwangi, pada Jum'at (26/07/2024). 


Salah satu tujuan dalam pertemuan tersebut, yakni untuk membangun dan memperkuat kemitraan antara jurnalis dan lembaga pendidikan. 


Pertemuan yang berlangsung hampir 1 (satu) jam itu, membahas berbagai topik yang terfokus dalam pengembangan program pelatihan jurnalistik dari Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) yang disambut baik oleh Ketua MKKS SMP Negeri Kabupaten Banyuwangi.


Dalam pembahasan program yang dipaparkan oleh tim KJJT, M.Sodiq menekankan pentingnya pendidikan jurnalistik bagi anak-anak khususnya dikalangan pelajar setingkat SMP.


“Program ini sangat bagus, karena selama ini belum pernah ada yang mengambil segmen tersebut dari kawan-kawan jurnalis," ujar M.Sodiq.


Edukasi kepada anak-anak akan lebih kuat dan berkembang bila berasal dari sumbernya langsung, yakni teman-teman jurnalis yang kompeten di bidangnya,” sambungnya.


Lebih lanjut M.Sodiq menambahkan, bahwa kebiasaan menulis sangat penting karena menulis adalah cara menyampaikan gagasan. Para pelajar dituntut untuk selalu mengeksplorasi kemampuan diri dengan membiasakan gemar membaca dan menuangkannya dalam tulisan yang layak dipublish ke masyarakat.


Ketua KJJT Wilayah Banyuwangi, Ricky Sulivan, yang didampingi beberapa pengurus, menyatakan harapannya untuk dapat bersinergi dengan lembaga pendidikan dalam mensukseskan program-program pendidikan di Kabupaten Banyuwangi.


"Kami berharap bisa berkolaborasi dengan baik, dan dapat mendukung program pendidikan bagi pelajar di Banyuwangi," harap Ricky.


"Kerjasama dalam bidang literasi dan edukasi jurnalistik ini, dapat meningkatkan kemampuan menulis dan berpikir kritis siswa. Serta membangun kebiasaan membaca dan menulis yang bermanfaat bagi masa depan pelajar," imbuhnya.


Dengan adanya program ini, diharapkan siswa-siswa di Kabupaten Banyuwangi dapat lebih teredukasi dan terinspirasi untuk mengembangkan kemampuan bakat literasi dan jurnalistik mereka sejak dini.


_(Sumber: Humas KJJT Banyuwangi)_

122 Siswa MI Darunnajah II Ikuti Wisuda

Banyuwangi (warta Blambangan)
MI Darunnajah II Tukangkayu berhasil mengwisuda santriwati 89 anak untuk hafal juz 30 dan 32 anak untuk hafal juz 1 pada angkatan III yang digelar di Aula Mts Darunnajah,Senin (4/3/2024). Kepala MI Darunnajah II,Majidatul Himmah,S.Ag menyampaikan program hafidz tiap hari mulai pukul 06.30-07.30.Usai sholat dhuha dan sarapan pelajaran umum hingga sholat dhuhur berjamaah.Juga ada kelas atas yang sampai jelang asyar.Sementara ektra dilaksanakan tiap Sabtu pukul 10.17-11.45 untuk tilawah,mewarnai,kaligrafi,puisi,pildacil,nasyid,pantomin hingga olahraga.Juga ada kegiatan tadabur alam serta ektra wajib pramuka.Bila ada lomba tentu ada tambahan jam p…

Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Peta Jalan Pola Asuh Pencegahan Stunting Kabupaten Banyuwangi



Banyuwangi (Warta Blambangan) Di Indonesia yang selalu menjadi rujukan Inovasi Pelayanan Publik, yakni Kabupaten Banyuwangi sehingga seringkali mendapat julukan "Gudangnya Inovasi". USAID ERAT salah satu strategi yang digunakan adalah Penyebaran, Adopsi, dan Pelembagaan yang lebih luas dari Inovasi, Praktik Baik yang dapat direplikasi untuk memperkuat Pemerintah Daerah. Misalkan dalam Penanganan Stunting di Banyuwangi punya Inovasi PAS (Puskesmas Asuhan Spesifik) dan BTS (Banyuwangi Tanggap Stunting) , hal tersebut disampaikan Mohamad Iksan Provincial Governance Advisor USAID ERAT-Jawa Timur dalam FGD Penyusunan Peta Jalan Pola Asuh Pencegahan Stunting Kabupaten Banyuwangi di Meeting room Hotel Aston Banyuwangi, Selasa (06/02/2024)yang diikuti perwakilan Puskesmas, Fatayat, Kelompok peduli dan Dinas dan Instansi terkait. 


Rumusan penurunan stunting ini penting dilakukan agar penanganan stunting dapat dilakukan secara menyeluruh dan dapat menjangkau seluruh masyarakat.

"kita tidak akan berbicara berapa anggaran yang kita miliki, tetapi bagaimana semua sumber daya dapat kita tingkatkan untuk penanganan stunting" katanya.

Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi Aries Setiawan ketika membuka acara berharap dengan keterlibatan semua komponen masyarakat, maka angka stunting dan kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi lebih cepat teratasi.

"angka stunting di Banyuwangi menurun, tetapi masih banyak yang menjadi tanggung jawab bersama' kata Aries.

Lebih lanjut Aries menyampaikan bahwa data yang skurat sangat penting untuk melakukan kebijakan terutama dalam menurunkan angka kemiskinan.

Diskusi santai yang dilakukan berjalan efektif, para peserta telah menyiapkan data dan rencana penurunan stunting dari lembaga masing-masing untuk dibahas bersama.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Chaironi Hidayat yang diwakili Syafaat dari Srkdi Bimbingan Masyarakat Islam menyampaikan bahwa Kemerdekaan Agama melalui KUA Kecamatan disamping telah melaksanakan deteksi dini stunting bagi calon manten dengan melampirkan data Elsimil bagi yang mendaftarkan perkawinan, juga melakukan sosialisasi penanganan stunting oleh 201 Penyuluh Agama Islam yang tersebar di 25 Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Hal ini dilakukan dengan mengingat penyebab utama Stunting adalah pola asuh yang kurang tepat.

Dalam FGD tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Amir Hamzah dan Bapeda Kabupaten Banyuwangi, yang memimpin diskusi.

Lentera Sastra Lepas Tukik di Sukamade

Banyuwangi (Warta Blambangan) Komunitas Lentera Sastra mengadakan kegiatan study literasi alam di pantai Sukamade Kecamatan Pesanggaran, Ahad (31/12/2023) bersama Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Chaironi Hidayat.


Malam sebelumnya para pegiat literasi ini observasi penyu yang sedang bertelur di pantai yang sama dengan dipandu Ranger dari konservasi Meru Betiri, dijelaskan pula tentang proses bertelurnya penyu dan usia dewasa penyu yang siap bertelur.

Di moment akhir tahun tersebut pegiat literasi melepas tukik dengan diiringi doa agar tukik dapat tbuh dewasa dan 20 tahun lagi dapat kembali ke pantai ini untuk bertelur, karena penyu merupakan salah satu hewan laut dengan daya ingat yang kuat, sehingga ketika mereka bertelur akan mencari pantai dimana dia dilahirkan, meskipun telah melanglang buana di samudera.


Roni menyampaikan bahwa kegiatan ini selain mempererat persaudaraan komunitas Lentera Sastra, menambah wawasan alam yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Dipilihnya pantai Sukamade dengan mengingat di pantai ini hampir setiap malam, penyu naik ke pantai.

"Keindahan alam Banyuwangi dapat di eksplore dalam karya sastra dengan baik ketika kita benar-benar merasa kenyatu dengan alam" kata Roni.

Ketua Komunitas Lentera Sastra Syafaat menyampaikan bahwa dengan kegiatan ini inspirasi dan imajinasi anggota komunitas Terminal Literasi Pegawai Kementerian Agama (Lentera Sastra) semakin tajam, terlebih dalam Hari Amal Bakti (HAB) ke 78 akan diterbitkan Antologi Puisi tentang Banyuwangi.

"Inspirasi dan imajinasi yang ditangkap dari alam akan kita sadur dalam karya puisi" kata Syafaat.

Lebih lanjut Syafaat menyampaikan bahwa kegiatan Lentera Sastra bukan hanya dibidang literasi saja, tetapi juga kegiatan sosial lainnya.

Dalam kegiatan ini peserta terbanyak dari MTsN 12 Banyuwangi di Kecamatan Wongsorejo pimpinan Herny Nilawati, yang berangkat bersama para Wakil Kepala.

Herny menyampaikan bahwa dengan kegiatan bersama para pegiat Lentera Sastra, akan termotivasi untuk lebih giat berliterasi.

"Guru-guru di MTsN paling Utara Kabupaten Banyuwangi ini sangat antusias dengan kegiatan yang diadakan Lentera Sastra, sehingga banyak yang berangkat, terlebih dengan alam Sukamade yang elok" katanya.

 
Copyright © 2013. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Template Modify by Blogger Tutorial
Proudly powered by Blogger