Pages

Tampilkan postingan dengan label Kriminal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kriminal. Tampilkan semua postingan

Talk Show HANI 2025 di Banyuwangi: Kolaborasi Lintas Sektor dan Lintas Agama Perangi Narkoba sebagai Musuh dalam Selimut

Banyuwangi, (Warta Blambangan) — Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menunjukkan keseriusannya dalam memerangi penyalahgunaan narkoba melalui pelaksanaan Talk Show Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 yang digelar di Hall Room STIKES Banyuwangi. Kegiatan edukatif ini diselenggarakan oleh Gerakan Mencegah dan Mengobati (GMDM) DPW Banyuwangi bekerja sama dengan Yayasan Anti Narkoba (YAN LPSS) Banyuwangi. Herman Sjahthi, M.Pd., M.Th., CBC bertindak selaku Ketua Pelaksana acara. 


Acara ini merupakan forum strategis yang mempertemukan unsur pemerintah, lembaga penegak hukum, institusi pendidikan, tenaga kesehatan, dan tokoh agama lintas iman. Dalam sambutannya, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Banyuwangi, M. Yanuar Bramudya, yang hadir mewakili Bupati, menekankan pentingnya sinergi dalam upaya pemberantasan narkoba.

> “Narkoba itu ada di sekitar kita, seperti musuh dalam selimut. Ini adalah musuh bersama yang harus kita lawan dengan kebersamaan dan kesadaran lintas sektor,” ungkapnya.

Talk show ini menghadirkan tiga narasumber utama dari institusi penegakan hukum, yaitu Kombes Pol. Faisol Wahyudi, S.I.K. (Kepala BNNK Banyuwangi), AKP Nanang Sugiyono, S.H., M.H. (Kasatresnarkoba Polresta Banyuwangi), dan Agus Hariono, S.H. (Kasi Pidana Umum Kejaksaan Negeri Banyuwangi). Ketiganya menguraikan tantangan penegakan hukum terhadap peredaran narkoba di wilayah Banyuwangi dan menyoroti tren penyalahgunaan yang mengancam kelompok usia produktif, khususnya generasi muda. 


Diskusi diperluas melalui kehadiran para panelis yang berasal dari lintas sektor. Mereka adalah Drs. R. Agus Mulyono, M.Si. (Kepala Bakesbangpol Banyuwangi), Amir Hidayat, M.Kes. (Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi), Dr. H. Soekardjo, S.Kep., MM, MBA (Ketua STIKES Banyuwangi), dan Achmad Shiddiq (Penyuluh Agama Islam dari KUA Kalipuro). Forum ini dipandu secara interaktif oleh Hakim Said, S.H. selaku moderator.

Kegiatan tersebut diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, guru, penyuluh agama Islam, Katolik, Hindu, dan Budha yang tergabung dalam binaan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi. Menurut Kepala Kantor Kemenag Banyuwangi, Dr. Chaironi Hidayat, kehadiran penyuluh lintas agama adalah bentuk konkret sinergi spiritual dalam membentengi generasi muda dari pengaruh negatif narkoba.

> “Kami hadirkan Penyuluh Agama Islam, Katolik, Hindu, dan Budha. Ini bentuk nyata sinergi spiritual lintas agama untuk menguatkan benteng moral generasi muda dalam melawan narkoba,” tegasnya melalui pernyataan daring.

Talk Show HANI 2025 juga menjadi ruang kolaboratif antara unsur masyarakat sipil dan pemerintah dalam mengembangkan strategi preventif berbasis edukasi dan nilai moral. Di penghujung acara, seluruh peserta menandatangani Deklarasi Bersama Stop Narkoba, sebagai simbol komitmen kolektif untuk menjauhi narkoba dan mengedukasi masyarakat sekitarnya.

Acara ini turut diperkuat dengan dukungan Rumah Kebangsaan Basecamp Karangrejo, yang sebelumnya menjadi ruang diskusi awal lintas komunitas terkait peringatan HANI. Seluruh rangkaian kegiatan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube sebagai bentuk keterbukaan dan perluasan jangkauan edukasi publik. Melalui pendekatan kolaboratif ini, Banyuwangi mempertegas dirinya sebagai wilayah yang aktif dalam membangun ketahanan sosial terhadap bahaya laten narkotika.

Tangis Pecah Sambut Jenazah Rizal, PMI Banyuwangi Korban Perdagangan Orang di Kamboja Bupati Ipuk: "Semoga Ini Jadi yang Terakhir!"

BANYUWANGI (Warta Blambangan) Suasana duka menyelimuti rumah sederhana di Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Senin dini hari (12/5/2025), jenazah Rizal Sampurna, pekerja migran Indonesia (PMI) nonprosedural yang meninggal secara tragis di Kamboja, akhirnya tiba di pangkuan keluarga.


Tangis histeris memecah kesunyian saat peti jenazah Rizal diturunkan dari mobil ambulans. Sulastri, sang ibu, nyaris tak mampu berdiri. Setelah sebulan lebih menanti kabar, akhirnya ia bisa memeluk kembali anaknya — meski hanya dalam peti tertutup.



“Alhamdulillah bisa pulang. Saya bersyukur,” lirihnya, dengan air mata yang tak berhenti mengalir.


Kepulangan jenazah Rizal menjadi peristiwa menyayat hati. Ia adalah potret buram buruh migran Indonesia yang berangkat dengan harapan, namun pulang dalam kepedihan. Diketahui, Rizal bekerja sebagai operator judi online setelah direkrut secara ilegal. Ia diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan meninggal sejak 17 Maret lalu — baru dikabarkan ke keluarga pada awal April.


Pemerintah Turun Tangan, Bupati Ipuk Berduka


Jenazah Rizal diantar langsung oleh perwakilan Kementerian Luar Negeri, Kementerian P2MI, aktivis pekerja migran, dan jajaran Pemkab Banyuwangi. Bupati Ipuk Fiestiandani hadir menyampaikan belasungkawa mendalam.


“Duka yang sangat mendalam untuk keluarga. Terima kasih untuk semua pihak, terutama KBRI Phnom Penh, yang bekerja keras memulangkan jenazah almarhum. Kami semua berharap — semoga ini yang terakhir, jangan ada lagi warga Banyuwangi yang menjadi korban,” tegas Bupati Ipuk dengan nada emosional.


Ipuk mengimbau agar masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri mengikuti jalur resmi agar keselamatan dan hak-haknya terjamin.


Dimakamkan Pagi Hari, Warga Antusias Mengiringi


Sekitar pukul 08.00 WIB, jenazah Rizal dimakamkan di TPU RW 1 Lingkungan Sukowidi. Puluhan warga, keluarga, dan kerabat datang melepas kepergiannya. Atmosfer haru tak terbendung. Bendera merah putih dibentangkan sebagai penghormatan terakhir kepada sosok muda yang pergi terlalu cepat, terlalu jauh.


Upaya Panjang dan Penuh Perjuangan


Pemkab Banyuwangi mengawal ketat proses pemulangan jenazah sejak awal. Awalnya seluruh biaya akan ditanggung Pemkab, namun melalui diplomasi intens KBRI Phnom Penh, pemerintah berhasil menekan pihak perusahaan di Kamboja agar bertanggung jawab atas seluruh pembiayaan pemulangan.


Jenazah diterbangkan dari Phnom Penh ke Jakarta, lalu menuju Bandara Juanda Surabaya, dan terakhir dijemput Pemkab menuju rumah duka.


Peringatan Keras bagi Masyarakat


Kasus Rizal menjadi pengingat keras: bahaya jalur migrasi ilegal masih mengintai. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk memperkuat edukasi dan perlindungan calon PMI.


"Kami akan terus mengedukasi masyarakat agar tidak mudah tergiur bujuk rayu sponsor ilegal. Ini bukan sekadar kasus hukum, ini nyawa anak bangsa," ujar salah satu aktivis perlindungan PMI yang ikut mendampingi keluarga Rizal.


Kini, setelah kepergian Rizal, satu pesan tertinggal kuat di benak warga Banyuwangi:


Jangan sampai ada Rizal-Rizal berikutnya.

Penganiayaan Brutal Gegerkan Tegalsari! Tetangga Dibacok hingga Jari Putus, Polisi Gerak Cepat Sikat Premanisme!

Banyuwangi (Warta Blambangan) Malam mencekam menyelimuti Dusun Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, pada Selasa (6/5/2025). Suasana tenang mendadak berubah menjadi horor ketika seorang pria lanjut usia, Juhartono (62), mendadak mengamuk dan membacok tetangganya sendiri dengan sebilah clurit tajam. Serangan sadis itu menyebabkan korban mengalami luka serius pada lengan, bahkan jari kelingkingnya putus seketika!


Kejadian mengerikan yang berlangsung sekitar pukul 21.00 WIB ini sontak menggemparkan warga setempat. Jeritan korban membelah malam, memanggil tetangga keluar rumah untuk memberikan pertolongan. Sementara itu, pelaku langsung kabur meninggalkan lokasi dengan darah dingin.


Ironisnya, aksi berdarah ini diduga dipicu dendam lama. Menurut keterangan warga, ketegangan antara pelaku dan korban telah berlangsung sejak pertengahan Ramadan. Kala itu, pelaku sempat menyerempet korban dengan motor usai salat tarawih. Meski sempat memanas, insiden itu dianggap selesai. Namun, siapa sangka, bara dendam itu ternyata berubah menjadi kobaran amarah mematikan.


Beruntung, jajaran Satreskrim Polsek Tegalsari di bawah komando Polresta Banyuwangi bergerak cepat. Dalam waktu singkat, pelaku berhasil diamankan. Barang bukti berupa clurit pun disita untuk proses penyidikan lebih lanjut. 



Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, S.I.K., M.Si., M.H., dengan tegas menyatakan bahwa pihaknya tidak akan memberi ruang sedikit pun bagi aksi kekerasan yang meresahkan masyarakat.


> “Ini bentuk nyata premanisme dan kekerasan jalanan yang harus diberantas sampai ke akar! Operasi Pekat II Semeru 2025 kami gelar bukan untuk main-main. Kami takkan mentolerir siapapun yang mencoba mengacaukan keamanan dan ketertiban. Hukum akan bicara,” tegasnya.




Lebih lanjut, Kapolresta mengajak seluruh masyarakat untuk tidak ragu melaporkan segala bentuk ancaman atau intimidasi di lingkungannya.


> “Premanisme tak boleh dibiarkan tumbuh! Kolaborasi masyarakat dan aparat adalah benteng pertama menjaga Banyuwangi tetap aman dan kondusif,” tambahnya.




Kasus ini kini memasuki babak penyidikan intensif. Pelaku terancam dijerat pasal penganiayaan berat dengan ancaman hukuman penjara bertahun-tahun.


Banyuwangi bersatu melawan kekerasan. Tidak ada tempat bagi pelaku kekejaman yang mengoyak kedamaian warga. (**)

Lentera Sastra Banyuwangi Matangkan Program Penulisan Cerita Pendek Bertema Sejarah Lokal

Purwoharjo, (Warta Blambangan) Yayasan Lentera Sastra Banyuwangi menunjukkan konsistensi dalam upaya pelestarian budaya melalui literasi berbasis kearifan lokal. Bertempat di kediaman Istiadah di Purwoharjo, pada Sabtu (26/4/2025), lembaga ini menyelenggarakan rapat koordinasi guna memfinalisasi konsep program penulisan cerita pendek dengan latar tempat bersejarah di Kabupaten Banyuwangi.


Kegiatan ini merupakan inisiasi awal dari program jangka panjang yang bertujuan mengintegrasikan kreativitas sastra dengan pelestarian sejarah daerah. Dalam forum tersebut, Nur Saewan, selaku Ketua Kelompok Kerja Guru (KKG) Bahasa Indonesia MTs Kabupaten Banyuwangi sekaligus pengurus Yayasan Lentera Sastra Banyuwangi, secara resmi ditunjuk sebagai koordinator pelaksana program.


Penunjukan Nur Saewan dinilai strategis mengingat kapasitas beliau dalam bidang pendidikan serta jaringannya yang luas di kalangan pendidik dan peserta didik. Dengan kepemimpinan tersebut, diharapkan keterlibatan aktif guru dan siswa dalam program ini dapat terfasilitasi secara optimal.



Ketua Yayasan Lentera Sastra Banyuwangi, Syafaat, dalam sambutannya menyampaikan bahwa program ini dirancang tidak hanya sebagai kegiatan insidental, melainkan sebagai gerakan berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa karya-karya terpilih dari lomba akan dihimpun dan diterbitkan dalam bentuk buku antologi. Sebagai bentuk apresiasi, setiap peserta akan memperoleh satu eksemplar buku tersebut secara gratis.


"Kami berkomitmen menciptakan ruang bagi pelajar dan masyarakat umum untuk mengekspresikan kecintaan terhadap Banyuwangi melalui karya cerita pendek. Produk dari program ini diharapkan menjadi kontribusi nyata terhadap dokumentasi sejarah lokal sekaligus penguatan identitas budaya," ujar Syafaat.


Dalam penyusunan konsep teknis, panitia menetapkan pembagian kategori peserta berdasarkan jenjang pendidikan, yakni kategori SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, serta kategori umum. Pembagian ini bertujuan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi.


Secara substantif, karya-karya yang dihasilkan akan mengangkat narasi tentang tempat-tempat bersejarah di Banyuwangi, seperti situs purbakala, bangunan kolonial, hingga lokasi perjuangan rakyat. Dengan pendekatan ini, program diharapkan tidak hanya memperkaya khazanah sastra lokal, tetapi juga meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya pelestarian sejarah.


Adapun jadwal resmi pendaftaran peserta, ketentuan lomba, serta kriteria penilaian akan diumumkan dalam waktu dekat. Proses seleksi dan penerbitan buku direncanakan rampung pada akhir tahun 2025, sehingga peserta memiliki rentang waktu yang memadai untuk menghasilkan karya berkualitas.


Melalui kolaborasi lintas sektor, Yayasan Lentera Sastra Banyuwangi optimistis program ini akan menjadi salah satu landasan strategis dalam memperkuat identitas budaya Banyuwangi melalui medium sastra.

Hari Kartini di MI Darun Najah II: Apel, Fashion Show, hingga Edukasi Bumbu Dapur

BANYUWANGI (Warta Blambangan) – Memperingati Hari Kartini, MI Darun Najah II Banyuwangi menggelar serangkaian kegiatan edukatif dan inspiratif, Senin (21/4/2025). Kegiatan dipusatkan di halaman madrasah, diawali dengan Apel Kartini yang dipimpin oleh Ustadzah Ika Rahmawati dan diikuti seluruh siswi serta guru.



Dalam apel tersebut, para peserta mengenakan kebaya dan mengikuti pembacaan kisah perjuangan R.A. Kartini. Ustadzah Ika menegaskan pentingnya meneladani semangat Kartini dalam bidang pendidikan. “Kesempatan meraih pendidikan kini terbuka lebar. Semangat Kartini harus ditanamkan agar perempuan terus maju,” pesannya.


Usai apel, para siswi tampil membawakan cerita Kartini dalam berbagai bentuk, mulai dari pidato, percakapan, hingga bercerita bebas. Kreativitas mereka ditunjang dengan properti menarik, serta disemarakkan hadiah bagi peserta aktif.


Suasana makin semarak dengan penampilan Fashion Show, kesenian tiawah, menyanyi, puisi, dan pidato Bahasa Arab, yang merupakan bagian dari penguatan ekstrakurikuler madrasah.


Kepala MI Darun Najah II, Majidatul Himmah, menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang untuk membangun kesadaran peran perempuan dalam masyarakat. “Kami ingin Kartini menjadi inspirasi agar siswi terus meningkatkan kualitas diri, terutama dalam pendidikan,” ujarnya.


Sebagai penutup, siswi diajak mengenal aneka bumbu dapur di masing-masing kelas. Mereka tidak hanya menyebutkan nama dan fungsi bumbu, tetapi juga mencium dan menyentuh langsung bahan-bahan tersebut. Guru turut menjelaskan manfaat kesehatan dari beberapa bumbu sebagai obat alami.


Melalui peringatan ini, MI Darun Najah II berharap semangat Kartini dapat terus hidup dalam diri generasi muda, khususnya para siswi sebagai calon perempuan tangguh masa depan.

Menteri Sosial Gus Ipul Apresiasi Penurunan Kemiskinan di Banyuwangi

BANYUWANGI (Warta Blambangan) Menteri Sosial Saifullah Yusuf memberikan apresiasi terhadap upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam menekan angka kemiskinan. Menurutnya, kinerja Banyuwangi dalam pengentasan kemiskinan patut dicontoh karena berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga di bawah rata-rata nasional.



“Saya apresiasi Kabupaten Banyuwangi yang kinerjanya bagus, termasuk penurunan kemiskinannya juga tinggi,” ujar Menteri yang akrab disapa Gus Ipul itu, saat melakukan kunjungan kerja di Banyuwangi, Jumat (18/4/2025).


Dengan berbagai program terarah yang dijalankan, angka kemiskinan di Banyuwangi tercatat turun dari 7,34 persen pada tahun 2023 menjadi 6,54 persen pada 2024. Capaian ini menjadi yang terendah sepanjang sejarah kabupaten ujung timur Pulau Jawa tersebut.


Tidak hanya itu, angka kemiskinan ekstrem juga mengalami penurunan signifikan, dari 0,43 persen pada 2023 menjadi 0,29 persen pada 2024.



Gus Ipul menjelaskan, pemerintah pusat menargetkan penurunan angka kemiskinan secara nasional secara bertahap. “Saat ini angka kemiskinan rata-rata secara nasional di angka 8,57 persen. Pemerintah menargetkan kemiskinan ekstrem 0 persen pada 2026 dan kemiskinan secara umum di bawah 5 persen pada 2029,” jelasnya.


Ia menambahkan, tiga provinsi dengan jumlah penduduk miskin tertinggi saat ini adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Untuk menekan angka tersebut, Kementerian Sosial mengimplementasikan berbagai program, salah satunya adalah pembangunan Sekolah Rakyat.


“Sekolah Rakyat adalah bagian dari upaya pemerataan akses pendidikan. Kami harapkan program ini akan signifikan dalam menurunkan angka kemiskinan,” tambah Gus Ipul. Banyuwangi menjadi salah satu daerah yang diharapkan dapat mengimplementasikan program ini pada tahun 2025.


Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan bahwa penanganan kemiskinan telah menjadi gerakan bersama di Banyuwangi. Menurutnya, program pengentasan kemiskinan melibatkan banyak pihak dan dirancang dengan pendekatan yang menyeluruh.


“Semua pihak terlibat dalam pengentasan kemiskinan di Banyuwangi. Kami memiliki banyak program, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Harapannya, kemiskinan di Banyuwangi bisa terus ditekan, sehingga selaras dengan target pemerintah pusat,” terang Ipuk.

PD-PKPNU Angkatan 40 Resmi Dibuka, NU Banyuwangi Siapkan Kader Pilihan untuk Menjawab Tantangan Zaman

Genteng, (Warta Blambangan) Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) angkatan ke-40 resmi dibuka di Pondok Pesantren Ibnu Sina, Genteng, Banyuwangi, Jumat (18/4/2025). Kegiatan kaderisasi ini menjadi momentum penting dalam penguatan ideologi, loyalitas, dan militansi kader-kader Nahdlatul Ulama (NU) di tengah dinamika sosial kebangsaan.



Acara dimulai dengan proses check-in peserta sejak pukul 13.00 WIB dan dibuka secara resmi melalui Khutbah Iftitah oleh Rois Syuriah PCNU Banyuwangi, Drs. KH Masykur Ali. Dalam tausiyahnya, beliau menegaskan bahwa kader NU adalah manusia-manusia terpilih dari yang dipilih.


> “NU bukan hanya untuk Indonesia, tapi untuk dunia yang damai. Panjenengan adalah orang-orang pilihan yang digembleng agar memiliki loyalitas tinggi. NU adalah simbol Islam rahmatan lil alamin, dan panjenengan adalah perwakilan dari semangat itu,” ujar KH Masykur Ali dengan semangat.




Ia juga mengungkapkan keistimewaan PD-PKPNU angkatan ke-40 karena dihadiri langsung oleh Sekretaris Jenderal PBNU sekaligus Menteri Sosial RI, Drs. Syaifullah Yusuf (Gus Ipul).


Sementara itu, Ketua PCNU Banyuwangi, KH Sunandi, menyampaikan bahwa kaderisasi bukan sekadar syarat administratif untuk menjadi pengurus, melainkan media mencetak kader pilihan yang siap menjaga ideologi ahlussunnah wal jamaah an-nahdliyah di tengah masyarakat.


> “Panjenengan adalah benteng pertama NU. Di akar rumput, masih banyak yang bertanya kenapa harus qunut, kenapa tarawih 20 rakaat. Panjenengan harus siap menjawab itu dengan ilmu dan akhlak,” tutur KH Sunandi.




Acara pembukaan juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, antara lain Wakil Bupati Banyuwangi, Ir. Mujiono, M.Si, yang menyampaikan apresiasi atas konsistensi NU dalam menjaga ukhuwah dan peran strategisnya dalam pembangunan daerah. Ia juga menyampaikan bahwa NU Banyuwangi telah berkontribusi signifikan terhadap capaian-capaian pembangunan, termasuk dalam bidang kesehatan.


> “Harapan hidup masyarakat Banyuwangi kini rata-rata mencapai 74 tahun, salah satunya berkat peran NU dalam mendukung program-program pemerintah daerah,” jelas Mujiono.




Wakapolresta Banyuwangi, AKBP Teguh Priyo Wasono, juga hadir memberikan dukungan dan menegaskan pentingnya sinergi antara NU dan aparat keamanan dalam menjaga harmoni sosial.


Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari berbagai elemen, termasuk panitia pelaksana di bawah koordinasi Gus Turmudi. Diharapkan para peserta PD-PKPNU mampu membawa semangat kebangkitan ulama dan umat, meneladani amaliah, pemikiran, serta perjuangan para muassis NU, demi terwujudnya masyarakat yang religius, toleran, dan berkemajuan

LKBH UNTAG Banyuwangi Siap Jalankan Layanan Hukum Gratis setelah Lolos Verifikasi Nasional

Banyuwangi (Warta Blambangan) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan Penandatanganan Perjanjian Pelaksanaan Bantuan Hukum Tahun Anggaran 2025 yang dirangkaikan dengan agenda pembinaan dan koordinasi Organisasi Bantuan Hukum (OBH) se-Jawa Timur. Acara digelar di Ruang Raden Wijaya, Jalan Kayoon No. 50–52 Surabaya, dan dihadiri oleh pimpinan OBH terakreditasi.

Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Timur, Haris Sukamto, A.K.S., S.H., M.H., membuka acara secara resmi dan menekankan pentingnya kolaborasi antarpemangku kepentingan dalam memperluas akses terhadap keadilan bagi masyarakat miskin dan rentan hukum. Ia menyampaikan bahwa pelaksanaan bantuan hukum merupakan bentuk kehadiran negara yang menjunjung nilai-nilai keadilan sosial. 


“Bantuan hukum bukan hanya amanat undang-undang, tetapi juga bentuk nyata dari tanggung jawab moral untuk memperjuangkan keadilan yang setara bagi semua,” ujar Haris dalam sambutannya.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum. Selain penandatanganan kontrak, forum ini juga menjadi wadah strategis untuk berbagi praktik baik serta membahas tantangan yang dihadapi dalam implementasi bantuan hukum di daerah, mulai dari aspek pendanaan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, hingga penguatan jejaring kerja sama dengan aparat penegak hukum.

Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi turut hadir sebagai salah satu OBH yang telah dinyatakan lolos re-akreditasi nasional oleh Kementerian Hukum dan HAM RI pada tahun 2024. Hal ini menjadi legitimasi penting bagi LKBH UNTAG untuk kembali melanjutkan kiprah dalam memberikan layanan hukum tanpa biaya bagi masyarakat kurang mampu.

“Kontrak kerja yang ditandatangani hari ini merupakan dasar pelaksanaan layanan bantuan hukum tahun 2025. LKBH UNTAG Banyuwangi siap menjalankan amanah tersebut sesuai pedoman teknis pelaksanaan,” ujar Saleh, S.H., selaku perwakilan lembaga.

Ia juga menginformasikan bahwa saat ini terdapat lima OBH terakreditasi yang aktif di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Kehadiran lembaga-lembaga ini menjadi bagian penting dari ekosistem perlindungan hukum yang inklusif dan berbasis keadilan sosial.

Di penghujung kegiatan, Kepala Kanwil menyampaikan pesan agar seluruh PBH tidak hanya terpaku pada pencapaian administratif, namun juga mengedepankan kualitas layanan, etika profesi, dan keberpihakan terhadap masyarakat pencari keadilan.

Dengan terjalinnya perjanjian dan pembinaan ini, diharapkan seluruh OBH di Jawa Timur, termasuk LKBH UNTAG Banyuwangi, dapat menjadi garda depan dalam penyediaan bantuan hukum yang profesional, transparan, dan akuntabel, terutama bagi kelompok rentan dan tidak mampu secara ekonomi.

Suguhan Gandrung dan Kenangan Desa di Waroeng Kemarang: Malam Penuh Cinta Budaya untuk Kepala PPKB FIB UI

Banyuwangi, (Warta Blambangan) Malam yang hangat di Waroeng Kemarang menjadi saksi pertemuan antara budaya lokal Banyuwangi dan apresiasi akademik dari tamu istimewa, Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya (PPKB) Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Dr. phil. Lily Tjahjandari, M.Hum., CertDA.



Dalam suasana khas pedesaan yang dikelilingi hamparan persawahan terasering, Lily dan rombongan disambut dengan pertunjukan tari Gandrung dan barong Osing. Lebih dari sekadar menikmati, Lily ikut menari dalam sesi Paju Gandrung, berbaur hangat bersama penampil dan masyarakat.


Salah satu momen paling menyentuh malam itu adalah ketika Lily membacakan puisi berjudul Sampur Gandrung, karya penyair muda Banyuwangi, Rissa Churia. Dengan suara lirih yang penuh penghormatan, puisi tersebut seolah menjembatani ruang antara tradisi dan refleksi, menggambarkan keanggunan sekaligus perjuangan perempuan Gandrung sebagai simbol budaya Osing.


Owner Waroeng Kemarang, Wowo Mirianto, dengan hangat menemani kunjungan tersebut. Ia menceritakan asal-usul nama Kemarang, yang dalam bahasa Osing berarti tempat nasi atau wakul—sebuah simbol kemakmuran. “Obsesi terhadap tradisi Osing membawaku pada satu nama yang disepakati keluarga: Kemarang. Tepatnya, Waroeng Kemarang,” ujarnya.


Wowo menegaskan bahwa warung tersebut bukan hanya tempat makan, tapi juga ruang kenangan. “Aku ingin menjadikan kenangan masa kecilku di Tamansuruh sebagai ikon restoran ini. Ornamen, konsep, bahkan menu adalah bagian dari nostalgia desa dan citra tradisi Banyuwangi,” tambahnya.


Waroeng Kemarang mengusung konsep perpaduan desa Banyuwangi dan atmosfer Ubud, Bali. Selain pemandangan alam, galeri lukisan yang berada di dalam kawasan warung turut menambah kekayaan estetika. Para tamu juga diajak menikmati kuliner khas seperti sego tempong, rujak soto, pelasan, uyah asem, sego janganan, pecel pitik, kopi lethek, hingga sumping dan kucur.


Turut mendampingi kunjungan tersebut, hadir pula Ketua Dewan Kesenian Blambangan Hasan Basri, budayawan Joyo Karyo Elvin Hendrata, seniman Handoko, Presiden Klub Persewangi dan  Syafaat dari Lentera Sastra Banyuwangi, serta beberapa tokoh lainnya.


Lily menyampaikan apresiasi dan kekagumannya. “Kami sangat terkesan dengan suguhan budaya dan keramahan Banyuwangi. Pembacaan puisi dan tarian Gandrung malam ini menjadi pengalaman tak terlupakan. Semoga kolaborasi budaya seperti ini bisa terus berlanjut,” ucapnya.


Waroeng Kemarang malam itu menjelma lebih dari sekadar rumah makan—ia menjadi panggung budaya, ruang kenangan, dan lentera harapan bagi pelestarian tradisi Osing.


Dirikan SSB Diponegoro United, Cetak Bakat Muda hingga Kancah ASEAN

BANYUWANGI (Warta Blambangan) Kepedulian terhadap generasi muda ditunjukkan anggota Polresta Banyuwangi, Aipda Selamet Hariyadi, dengan mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB) 


 Diponegoro United. Akademi ini telah menorehkan prestasi, bahkan membawa timnya berlaga di level Asia Tenggara.

Akademi yang dipimpin oleh Aipda Selamet ini membina pemain usia dini dari kelompok U-10 hingga U-16. Tidak hanya menjadi wadah pelatihan, akademi juga aktif mengirimkan tim ke berbagai kompetisi, termasuk Bali 7’s International Youth Tournament di Gianyar, yang mempertemukan klub-klub muda dari kawasan ASEAN.

“Dulu saya bermimpi membangun sekolah sepak bola. Sekarang, alhamdulillah, amanah itu bisa saya wujudkan,” ujar Selamet yang juga dikenal sebagai Koordinator Klub Bharawangi FC, Rabu (16/04/25).

Langkah inspiratif ini mendapat apresiasi dari Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra. Ia menyebut inisiatif tersebut sejalan dengan visi Polri yang humanis dan dekat dengan masyarakat.

“Apa yang dilakukan Aipda Selamet adalah wujud nyata dari semangat Polri untuk Masyarakat. Ini menunjukkan bahwa anggota Polri juga ikut membangun masa depan generasi muda,” ujar Kombes Rama.

Akademi Diponegoro United kini menjadi salah satu pusat pembinaan sepak bola usia dini yang diperhitungkan di Banyuwangi, sekaligus menjadi simbol kontribusi nyata aparat kepolisian di luar tugas utama menjaga keamanan. Selain mencetak atlet berprestasi, akademi ini juga membentuk karakter anak-anak lewat sportivitas dan kedisiplinan.


Bupati Ipuk Lantik Tujuh Pejabat Eselon II, Tegaskan Evaluasi Kinerja Setiap Enam Bulan

BANYUWANGI (Warta Blambangan) Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melantik tujuh pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau eselon II di lingkungan Pemkab Banyuwangi, Selasa sore (15/4/2025), di Kantor Bupati Banyuwangi. Dalam pelantikan tersebut, Ipuk menegaskan pentingnya inovasi dan kolaborasi serta menyatakan akan melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja para pejabat yang dilantik.


"Jadikan jabatan baru ini sebagai motivasi untuk berkinerja lebih baik lagi. Jangan malah jadi kendor. Terus berinovasi dan perkuat kolaborasi dengan berbagai pihak,” pesan Ipuk dalam sambutannya. Ia juga mengingatkan bahwa evaluasi kinerja akan dilakukan setiap enam bulan, dan pejabat yang tidak menunjukkan perkembangan akan diganti.



Tujuh pejabat yang dilantik antara lain I Komang Sudira Admaja sebagai Kepala Dinas Perhubungan, Suryono Bintang Samudra sebagai Kepala Dinas Perikanan, Dwi Handayani sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup, dan Yopi Bayu sebagai Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan.


Selain itu, Agus Mulyono dipercaya memimpin Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Abdul Latip sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian, serta Samsudin sebagai Kepala Badan Pendapatan Daerah. Sebagian besar dari pejabat yang dilantik sebelumnya menjabat sebagai sekretaris di instansi yang sama.


Dalam kesempatan yang sama, Bupati Ipuk juga melakukan mutasi terhadap sejumlah pejabat administrator. Di antaranya, Syaifudin yang sebelumnya menjabat Sekretaris DPM PTSP kini menjadi Sekretaris Dispenduk Capil. Sedangkan Agustinus Suko Basuki diangkat sebagai Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Kependudukan di Dispenduk Capil, setelah sebelumnya menjabat di Diskominfo.


Langkah ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Banyuwangi untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui penyegaran di level kepemimpinan birokrasi

Malam Sastra di Lesehan Jalan Brawijaya: Lentera Kata Menyinari Generasi Muda

Banyuwangi (Warta Blambangan) Malam  bersahaja di bawah temaram lampu-lampu jalan, tiga penulis Banyuwangi duduk dibkursi menjalin bersama pelajar SMA Negeri 1 Glagah. Mereka bukan duduk di ruang seminar berpendingin ruangan, melainkan di angkringan sederhana sebuah lesehan di Jalan Brawijaya, Senin malam, 14 April 2025. Di sanalah kata-kata tak hanya diucap, tetapi disulam menjadi jembatan antara generasi.


Moh. Husen, Joko Wiyono, dan Ketua Lentera Sastra Banyuwangi Syafaat, bukan sekadar datang membawa nama, tapi membawa nyala: api kecil yang hendak mereka titipkan ke tangan muda yang mulai meraba dunia sastra. Di tengah aroma wedang jahe dan gemerisik dedaunan, mereka membuka ruang dialog yang hangat, membiarkan puisi dan prosa mengalir di antara sruputan teh dan gelak tawa ringan.



Tiga siswa kelas XI—Zahwa Alina Putri, Kayla Nafisa Ramadhani, dan Adifio Agustin—bukan hanya menyimak, melainkan menyala. Mereka bertanya, menjawab, berbagi pandangan tentang sastra lokal Banyuwangi. Seolah malam itu mereka tak sekadar menjadi siswa, tapi calon penyair, calon pengisah zaman.


“Saya melihat benih-benih besar dalam diri anak-anak ini,” ucap Moh. Husen dengan sorot mata yang percaya. “Mereka punya rasa ingin tahu yang tulus. Tinggal bagaimana kita, generasi sebelumnya, menjadi tanah yang subur bagi tumbuhnya pohon-pohon kata mereka.”


Ketua Lentera Sastra Banyuwangi, dengan nada lembut namun tegas, mengajak para pelajar untuk terus membaca dan menulis. Bagi dia, sastra adalah jalan pulang—kepada budaya, kepada identitas. “Jangan malu mencintai daerahmu. Di balik setiap legenda dan cerita rakyat Banyuwangi, ada pintu menuju karya yang tak lekang zaman,” katanya.


Diskusi tak hanya berkutat pada teknik menulis atau nama-nama besar dunia literasi. Mereka bicara tentang dongeng yang dulu diceritakan nenek, tentang kisah-kisah lisan yang nyaris punah, tentang aroma hutan Blambangan yang bisa menjelma sajak.


Kegiatan ini bukan sekadar agenda. Ia adalah pernyataan: bahwa sastra di Banyuwangi belum mati. Ia hidup dalam tawa anak-anak muda, dalam semangat yang menyala di malam-malam sederhana, dalam ruang lesehan yang menjelma menjadi taman kata. Dan siapa tahu, dari tikar itulah akan lahir generasi penyair yang kelak menulis tentang negeri ini dengan cara yang paling jujur: lewat cinta dan kata.

Halal Bihalal Rumah Kebangsaan Karangrejo: Mengurai Silaturahmi, Merajut Kebangsaan

Banyuwangi (Warta Blambangan) Dalam hangatnya malam Sabtu (12/04/2025), Rumah Kebangsaan Karangrejo (RKBK) menjelma menjadi ruang batin yang terbuka bagi siapa pun yang merindukan silaturahmi dan kebersamaan. Di bawah langit yang bersahabat, aroma kopi dan percakapan akrab menyatu dalam suasana halal bihalal yang digelar oleh Moh Hakim Said, pemilik rumah yang juga penggerak semangat kebangsaan. 


Tak sekadar seremoni tahunan, malam itu adalah titik temu dari lintas latar: tokoh agama, pejabat pemerintahan, pemuka masyarakat, hingga para pendidik. Mereka datang membawa salam damai, tangan terbuka, dan niat yang sama: merawat persaudaraan dalam keberagaman.

Asisten 1 Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, M. Yanuar Bramudya, menyampaikan salam Idul Fitri sekaligus membuka ruang refleksi. “Kami tak selalu sempurna,” ucapnya jujur, “namun kritik dan masukan dari masyarakat adalah cahaya bagi kami untuk terus berada di jalan yang benar.” Kata-katanya sederhana namun mengandung harapan: bahwa pemerintah bukan menara gading, melainkan bagian dari denyut rakyatnya.

Senada dengan itu, Wakapolresta Banyuwangi, AKBP Teguh Priyo Wasono, S.I.K., memberikan penghormatan atas kepercayaan masyarakat. Baginya, keterlibatan banyak pihak dalam acara ini adalah cermin kekuatan kebersamaan. “Kebhinekaan bukan beban, tapi kekayaan,” tuturnya penuh keyakinan, seolah ingin menegaskan bahwa keamanan bukan hanya tugas aparat, tapi juga hasil dari rasa saling percaya di antara sesama warga.

Hadir pula perwakilan Kementerian Agama Banyuwangi, Syafaat, bersama kepala madrasah seperti Anwarudin (MTsN 7) dan Herny Nilawati (MTsN 12). Di tengah suasana yang penuh rasa, Ir. H. Wahyudi menorehkan pesan mendalam dalam sesi refleksi kebangsaan. “Pemimpin sejati adalah mereka yang terus membaca, belajar, dan mendengarkan,” katanya. Kalimat itu menggema, seperti doa yang merambat ke setiap hati yang hadir. 


Malam pun ditutup dengan doa bersama. Dalam balutan keberagaman, para hadirin saling bersalaman, tersenyum, dan berbagi cerita. Di antara gelas-gelas yang kosong dan hidangan yang mulai mendingin, ada satu hal yang tetap hangat: semangat untuk menjaga Banyuwangi sebagai tanah damai, tempat semua bisa pulang dan merasa diterima.

Dan di Rumah Kebangsaan Karangrejo, malam itu, kebangsaan bukan sekadar wacana. Ia hidup, menyapa, dan bernafas dalam pelukan silaturahmi yang tulus.

Tongkat Komando Lanal Banyuwangi Berpindah Tangan: Letkol Laut (P) Muhammad Puji Santoso Resmi Gantikan Letkol Laut (P) Hafidz

BANYUWANGI (Warta Blambangan) Dalam suasana penuh khidmat dan nuansa kebesaran militer, estafet kepemimpinan di tubuh Pangkalan TNI AL (Lanal) Banyuwangi resmi berganti. Letkol Laut (P) Muhammad Puji Santoso, M.Sc., kini memegang tongkat komando, menggantikan Letkol Laut (P) Hafidz, M.Tr.Opsla., yang telah menyelesaikan masa tugasnya.

Prosesi serah terima jabatan (Sertijab) berlangsung pada Rabu pagi, 9 April 2025, di Lobby Bawah Markas Komando Lantamal V, Perak, Surabaya. Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Pangkalan Utama TNI AL V (Danlantamal V), Laksma TNI Dr. Arya Delano, S.E., M.Pd., M.Han. 


Di hadapan para pejabat utama Lantamal V, prajurit pilihan, serta jajaran tamu undangan, momen sakral ini menjadi bagian dari tradisi organisasi militer—sebuah peristiwa yang menandai kesinambungan pengabdian dan transformasi kepemimpinan.

"Pergantian kepemimpinan bukan sekadar formalitas, tapi bagian penting dalam menjaga ritme dan dinamika organisasi. Ini juga menjadi ruang penyegaran dan regenerasi dalam tubuh TNI AL," ujar Laksma Arya Delano dalam sambutannya yang penuh semangat.

Kepada Letkol Hafidz, Arya menyampaikan apresiasi yang tulus atas dedikasi dan pengabdian selama menjabat sebagai Danlanal Banyuwangi. “Semoga sukses di penugasan berikutnya. Terima kasih atas kontribusinya,” katanya.

Sementara kepada Danlanal yang baru, Letkol Laut (P) Muhammad Puji Santoso, ia menyampaikan selamat datang dan selamat bertugas. “Lanjutkan hal-hal baik yang telah ditanamkan pendahulu, dan bawa Lanal Banyuwangi ke level yang lebih tinggi. Tantangan ke depan tidak ringan, tapi saya percaya, Anda siap menghadapinya,” ucapnya tegas.

Letkol Puji Santoso sendiri bukan sosok baru di lingkungan TNI AL. Ia telah malang melintang di berbagai penugasan strategis, dan dikenal sebagai perwira yang tangguh, disiplin, serta memiliki visi yang kuat dalam membina satuan. Penunjukannya sebagai Danlanal Banyuwangi diharapkan membawa semangat baru sekaligus memperkuat peran Lanal Banyuwangi sebagai garda maritim di ujung timur Pulau Jawa.

Upacara berlangsung dengan tertib dan penuh penghormatan. Derap langkah prajurit, deru komando, serta nuansa kebersamaan antara jajaran TNI AL dan tamu undangan, menjadi saksi berpindahnya amanah besar dari satu tangan ke tangan lainnya.

Kini, Lanal Banyuwangi menatap masa depan dengan komando baru—siap menjaga kedaulatan laut, mempererat sinergi dengan masyarakat, dan terus menjadi benteng pertahanan di kawasan perairan selatan. (*)


Seblang Olehsari: Tujuh Hari Penuh Magis dan Berkah bagi UMKM Banyuwangi

BANYUWANGI (Warta Blambangan) Di kaki Gunung Ijen yang hijau dan berkabut, Desa Olehsari kembali menghidupkan denyut tradisi kunonya: Seblang. Ritual yang digelar selama tujuh hari penuh, sejak 4 hingga 10 April 2025, tak hanya mengundang pesona magis dari penari dalam kondisi trance, tetapi juga membawa berkah nyata bagi denyut ekonomi rakyat kecil.

Sejak hari pertama ritual dimulai, kawasan sekitar panggung utama di Desa Olehsari ramai. Aroma bakso mengepul, deretan jajanan pasar tersaji rapi, anak-anak berlarian dengan balon di tangan, dan pengunjung tak henti berdatangan, menyaksikan tarian sakral sekaligus berbelanja aneka jajanan. 


Di antara para penjual yang setia menyambut datangnya malam Seblang, Zayyid Farihir Ridlo, pria 35 tahun penjual bakso keliling, tak kuasa menahan senyum. “Alhamdulillah, setiap hari bisa dapat Rp 900 ribu sampai Rp 1,5 juta. Naik tiga kali lipat dari hari biasa,” katanya sembari melayani pelanggan. Gerobaknya, yang biasanya hanya mondar-mandir di sudut desa, kini menjadi tempat antrean.

Tak jauh dari situ, Fadly Robbi Alfandi, penjual olahan sosis, tampak tengah membereskan lapaknya. “Hari terakhir ini ludes terjual. Alhamdulillah,” ucapnya. Ada rasa syukur yang tulus di balik kesibukannya.

Sebanyak 47 pelaku UMKM turut serta memeriahkan ritual tahunan ini. Mereka bukan sekadar berdagang, tetapi juga menjadi bagian dari semarak budaya yang menghidupkan desa. Produk yang mereka jual, dari makanan berat hingga mainan anak-anak, menjadikan arena Seblang tak hanya sakral, tapi juga semarak dan akrab.

Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, yang sempat hadir menyaksikan langsung prosesi Seblang, mengapresiasi tingginya antusiasme masyarakat. “Atraksi budaya seperti Seblang Olehsari ini adalah contoh nyata bahwa kekayaan tradisi bisa menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Ini bukan sekadar upacara, tapi juga peluang,” katanya.

Pemkab Banyuwangi, ujarnya, terus berkomitmen mendukung tradisi semacam ini—bukan hanya sebagai pelestarian budaya, tetapi juga sebagai stimulus ekonomi yang langsung dirasakan masyarakat, khususnya pelaku UMKM.

Sementara itu, Kepala Desa Olehsari, Joko Mukhlis, menegaskan betapa ritual ini dicintai bukan hanya oleh warga lokal. “Yang datang tak hanya dari Banyuwangi. Ada dari luar kota, bahkan luar negeri. Ini bukti bahwa Seblang telah menjadi warisan yang mendunia,” ucapnya bangga.

Tahun ini, Seblang kembali ditarikan oleh Dwi Putri Ramadani, gadis 21 tahun yang sudah beberapa kali dipercaya memerankan penari trance ini. Dalam balutan busana adat, ia menari selama tujuh hari berturut-turut—membawa pesan spiritual, pemulihan, dan harapan.

Seblang Olehsari tak hanya bicara soal kesakralan dan tradisi. Ia adalah napas desa, denyut ekonomi, dan bukti bahwa budaya yang dijaga dengan cinta akan selalu membawa berkah. (*).

Temu Kangen Alumni MTsN 3 Banyuwangi: Dari Grup WhatsApp ke Djawatan Benculuk

Banyuwangi (Warta Blambangan) Alumni Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Srono yang kini bernama MTsN 3 Banyuwangi tahun lulus 1988 menggelar acara temu kangen di kawasan wisata Djawatan, Benculuk, Banyuwangi, pada Sabtu, 5 April 2025. Kegiatan ini menjadi momen bersejarah karena untuk pertama kalinya para alumni yang selama ini hanya berkomunikasi lewat grup WhatsApp bisa bertemu secara langsung.

Ketua panitia temu kangen, Sri Endah Zukaikhtul Kharimah, menyampaikan bahwa selama ini interaksi para alumni terjalin secara virtual melalui grup WhatsApp, yang diisi dengan kegiatan rutin seperti Khotmil Qur’an dan berbagi informasi seputar kabar anggota grup.

“Alhamdulillah, akhirnya kita bisa bertatap muka secara langsung. Selama ini kita hanya saling sapa dan berbagi cerita lewat pesan di grup. Temu kangen ini menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi dan mengenang masa-masa indah di madrasah dulu,” ujar Sri Endah. 


Acara berlangsung dalam suasana hangat dan penuh keakraban. Para alumni saling berbagi cerita, mengenang guru-guru tercinta, dan merancang kegiatan bersama ke depan, termasuk rencana pembentukan paguyuban alumni.

Djawatan Benculuk dipilih sebagai lokasi kegiatan karena suasananya yang sejuk dan asri, cocok untuk berkumpul sambil menikmati alam. Selain temu kangen, acara juga diisi dengan sesi foto bersama, makan siang, serta tausiah singkat.

Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari jalinan silaturahmi yang lebih erat dan berkelanjutan di antara para alumni MTsN 3 Banyuwangi.


Gubernur Khofifah Liburan Santai Bareng Keluarga di Pulau Tabuhan Banyuwangi

Banyuwangi (Warta Blambangan) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengisi masa libur Lebaran 2025 dengan berlibur bersama anak, cucu, dan keluarga besarnya ke Pulau Tabuhan, Banyuwangi, Kamis (3/4/25). 


Pulau Tabuhan merupakan destinasi wisata unggulan di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, yang dikenal dengan hamparan pasir putih dan keindahan biota laut di perairannya.

Dalam kunjungannya, Gubernur Khofifah tidak hanya menikmati keindahan pantai, namun juga mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan dengan melepas puluhan tukik atau anakan penyu ke laut lepas.

“Alhamdulillah bisa membawa keluarga berkunjung ke Pulau Tabuhan sekaligus ikut melepas puluhan tukik. Harapannya, tukik-tukik ini bisa tumbuh besar di alam bebas dan menyelamatkan populasi penyu dari ancaman kepunahan,” ujarnya.

Khofifah menyampaikan bahwa kegiatan tersebut juga menjadi sarana edukasi bagi anggota keluarganya tentang pentingnya menjaga lingkungan dan ekosistem laut.

Gubernur bersama rombongan tiba di Banyuwangi menggunakan kereta api, kemudian melanjutkan perjalanan ke Pulau Tabuhan dengan Kapal Phinisi dari Pantai Grand Watu Dodol.

Menurutnya, kegiatan pelepasan tukik sejalan dengan program Jatim Lestari yang tercantum dalam Nawa Bhakti Satya, yaitu program pelestarian alam dan keberlanjutan lingkungan hidup.

“Penyu termasuk satwa dilindungi. Maka, menjaga ekosistemnya menjadi tanggung jawab bersama. Saya berharap kegiatan serupa bisa dilakukan di kawasan pesisir lainnya di Jawa Timur,” katanya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk turut serta dalam upaya konservasi laut dan menjaga habitat penyu demi kelestarian ekosistem laut di masa mendatang.


Forkopimda Jawa Timur Tinjau Arus Mudik di Pelabuhan Ketapang.¹

Banyuwangi (Warta Blambangan) Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol. Drs. Nanang Avianto, (tautan tidak tersedia), melakukan peninjauan langsung ke Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi, Jumat (4/4/2025). Dalam kunjungan ini, Kapolda Jatim menyampaikan bahwa situasi di Jawa Timur selama periode Lebaran terpantau aman dan terkendali.


Kapolda Jatim juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati, khususnya bagi mereka yang akan menyeberang dari Ketapang ke Gilimanuk atau sebaliknya. Selain itu, beliau juga menyoroti potensi cuaca buruk di beberapa daerah yang dapat memengaruhi perjalanan.



Dalam kesempatan ini, Kapolda Jatim juga menyampaikan rasa duka cita atas musibah yang terjadi di Trawas dan mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap kemungkinan bencana seperti banjir dan longsor.


Turut hadir dalam kunjungan ini adalah Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol. Rama Samtama Putra, Wakapolresta Banyuwangi AKBP Teguh Priyo Wasono, serta Pejabat Utama (PJU) Polresta Banyuwangi dan unsur Forkopimda.


Bupati Banyuwangi Hj. Ipuk Fiestiandani juga menambahkan bahwa pihaknya akan terus melakukan pemantauan intensif hingga liburan berakhir untuk memastikan perjalanan warga tetap aman dan nyaman.

Kapolresta Banyuwangi Tinjau Destinasi Wisata, Pastikan Keamanan Libur Lebaran

Banyuwangi (Warta Blambangan) – Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, S.I.K., M.Si., M.H., didampingi Kasat Lantas Kompol Elang Prasetyo, S.I.Kom., M.H., melakukan peninjauan ke sejumlah destinasi wisata di wilayahnya pada Kamis (3/4/2025).

Dalam kunjungannya, Kapolresta Banyuwangi menyapa wisatawan yang tengah menikmati libur Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Dengan sikap humanis dan penuh keakraban, Kapolresta berinteraksi langsung dengan masyarakat, memberikan salam, serta berbincang santai dengan para pengunjung.b


“Kami mengimbau para wisatawan untuk selalu mengutamakan keselamatan diri dan keluarga. Jika ada hal yang membutuhkan bantuan kepolisian, personel kami sudah disiagakan di lokasi wisata untuk memberikan pelayanan,” ujar Kombes Pol Rama.

Selain itu, Kapolresta Banyuwangi juga mengingatkan wisatawan agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di sekitar pesisir pantai. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi risiko ombak serta medan pantai yang licin.

“Jangan lengah saat bermain di tepi pantai, awasi anak-anak, dan selalu prioritaskan keselamatan,” tambahnya.

Kehadiran Kapolresta Banyuwangi di tengah wisatawan mendapat respons positif. Salah satu pengunjung bahkan memberikan makanan ringan sebagai bentuk apresiasi atas sikap ramah dan santun yang ditunjukkan oleh Kombes Pol Rama.

“Saya merasa terharu dan bangga dengan sikap beliau yang begitu humanis,” ujar pengunjung tersebut.

Polresta Banyuwangi berkomitmen untuk terus hadir di tengah masyarakat guna memberikan pelayanan yang optimal, memastikan keamanan, serta menciptakan suasana liburan yang nyaman bagi seluruh wisatawan. (***)


Kenangan Lama Bersemi Kembali di Reuni Akbar MTsN 3 Banyuwangi

Banyuwangi (Warta Blambangan) Banyuwangi – Reuni akbar alumni Madrasah Tsanawiyah Negeri Srono, yang kini bernama MTsN 3 Banyuwangi, berlangsung meriah pada Rabu (02/04/2025) di halaman madrasah tersebut. Acara ini mempertemukan alumni dari tahun kelulusan 1980 hingga 2000, yang datang dari berbagai daerah untuk bersilaturahmi dan mengenang kembali masa-masa sekolah.



Dalam kesibukannya, Wakil Bupati Banyuwangi, Ir. H. Mujiono, M.Si., yang merupakan lulusan tahun 1983, turut hadir dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, Mujiono menyampaikan bahwa alumni madrasah mempunyai andil besar dalam pembangunan di Kabupaten Banyuwangi. Ia juga mengapresiasi peran madrasah dalam membentuk karakter dan akhlak yang baik bagi para siswanya.


“Banyak alumni madrasah ini yang kini berkontribusi dalam berbagai bidang, baik di Banyuwangi maupun di luar daerah. Ini menunjukkan bahwa pendidikan di madrasah telah memberikan pondasi yang kuat bagi kita semua,” ujar Mujiono.


Tidak hanya alumni yang berdomisili di Banyuwangi, beberapa alumni yang bertugas di luar daerah juga menyempatkan hadir dalam acara ini. Salah satunya adalah Anisatul Hamidah, lulusan tahun 1988, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Anak, dan Keluarga Kabupaten Bondowoso. Ia mengaku senang bisa kembali ke almamaternya dan bertemu dengan rekan-rekan lamanya.


Ketua panitia pelaksana, Luqman Hakim, yang juga menjabat sebagai Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Pemkab Banyuwangi, menyampaikan bahwa reuni ini bertujuan untuk merekatkan tali silaturahmi dan mengingat kembali jasa lembaga pendidikan yang telah mendidik mereka dengan nilai-nilai Akhlakul Karimah.



“Ini adalah momentum berharga untuk memperkuat hubungan antarsesama alumni dan juga dengan madrasah. Kami berharap reuni ini dapat menjadi awal dari kegiatan-kegiatan lain yang bisa memberikan manfaat bagi almamater kita,” ungkap Luqman Hakim.


Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi awal berdirinya merupakan Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 4 tahun dan merupakan pendidikan keagamaan negeri pertama di Kabupaten Banyuwangi. Seiring perkembangan, lembaga ini kemudian berubah menjadi madrasah tsanawiyah yang fokus pada pendidikan keislaman serta kurikulum akademik umum.


Acara berlangsung dengan penuh kehangatan, diisi dengan berbagai kegiatan seperti ramah tamah, nostalgia, serta diskusi tentang kontribusi alumni bagi pengembangan madrasah dan masyarakat. Selain itu, sesi testimoni dari beberapa alumni sukses turut mewarnai acara. Mereka berbagi pengalaman dan inspirasi tentang bagaimana pendidikan di MTsN 3 Banyuwangi telah membentuk karakter dan keberhasilan mereka saat ini.


Tak hanya itu, para peserta juga diajak untuk berkeliling lingkungan madrasah, melihat perkembangan dan perubahan yang telah terjadi selama bertahun-tahun. Beberapa alumni bahkan terharu saat memasuki ruang kelas tempat mereka dulu belajar. Momen-momen ini menjadi pengingat akan perjalanan panjang yang telah mereka lalui bersama.


Sebagai bentuk kepedulian terhadap almamater, alumni juga sepakat untuk menggalang dana guna mendukung pengembangan fasilitas madrasah. Sumbangan yang terkumpul akan digunakan untuk perbaikan sarana dan prasarana, serta mendukung program pendidikan yang lebih baik bagi siswa-siswi saat ini.


Selain itu, alumni juga berencana untuk membentuk forum komunikasi alumni MTsN 3 Banyuwangi sebagai wadah berbagi informasi, pengalaman, serta kontribusi nyata dalam pengembangan madrasah. Forum ini diharapkan dapat menjadi sarana koordinasi yang lebih intensif dalam mendukung berbagai program pendidikan dan sosial yang melibatkan alumni.

Reuni ini ditutup dengan sesi foto bersama dan doa untuk keberkahan serta kelangsungan almamater tercinta. Para peserta pun berharap agar reuni serupa dapat terus diadakan di masa mendatang, sehingga silaturahmi antaralumni tetap terjaga dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang.

 
Copyright © 2013. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Template Modify by Blogger Tutorial
Proudly powered by Blogger