Pages

Tampilkan postingan dengan label Warta Syafaat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Warta Syafaat. Tampilkan semua postingan

Pembekalan Perwakafan bagi Pengadministrasi PPAIW

 Pembekalan Perwakafan bagi Pengadministrasi PPAIW



Salah satu jabatan dari Kepala KUA Kecamatan adalah sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW), karenanya pengetahuan dibidang Perwakafan bukan hanya harus dikuasai PPAIW, tetapi juga Pengadministrasi Perwakafan yang ada pada KUA Kecamatan. Hal ini disampaikan Imam Muklis, Penyelenggara Zakat dan Wakaf pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Senin (21/6) dalam acara sosialisasi pendaftaran Perwakafan yang dilaksanakan di aula bawah.

"Banyak Pengadministrasi


Perwakafan pada KUA Kecamatan yang tidak memahami sepenuhnya dibidang berwakafan, sehingga perlu sosialisasi dibidang Perwakafan" ungkapnya.

Lebih lanjut Imam Muklis menyampaikan bahwa pihaknya membuka konsultasi secara offline maupun online bagi Pengadministrasi maupun PPAIW.

Selanjutnya dalam kegiatan yang juga dihadiri Syafaat, dari Seksi Bimas Islam yang berpengalaman di bidang Perwakafan lebih banyak menyampaikan tehnis yang berkaitan dengan hukum pertanahan. ' yang harus difahami oleh pelaksana adalah alas hak untuk perwakafan, terlebih bagi tanah hak waris" ungkapnya.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengingat Perwakafan merupakan hal yang sangat penting yang merupakan aset bagi umat Islam.

Merawat Jenazah Covid-19


Tangan serasa pucat gemetaran, ketika tangan lentik perawat perlahan memegangnya. Saya tak sanggung memandang wajahnya, meski senyum manis menghias bibirnya. Namun harus terpaksa diam diam saya terus menangkap senyum manis tersebut. Tangan lembutnya memegang benda bulat lancip yang takkan terlupakan bagaimana untuk perta kali merasakannya, getaran hati yang semakin kencang tak terpeduikan, hingga keluar darah dari jari. Bukan tusukannya yang membuat hati bergetar, namun menunggu kepastian hasil itulah yang membuat kita waswas.
Saya pernah mengalami dimana saya harus melakukan Tes diri terhadap penyakit menular berbahaya.saya pernah merasakan ketegangannya, dimana nomor antrian serasa lama untuk segara tahu hasilnya. Begitu juga ketika menjalani pemeriksaan dimana harus diambil darah dari jari kita. Mungkin perawat yang sedang mengambil darah tersebut memaklumi. Jika perasaan waswas dari yang sedang tes tersebut, karena penyakit menular berbahaya tersebut.
Saya pernah mengikuti workshop tentang bagaimana memandikan jenazah yang terjangkit penyakit HIV AIDS dimana virus ini dapat menular melalui cairan yang ada dalam tubuh manusia, sehingga jika memandikan jenazah yang terjangkit AIDS, maka yang memandikan tidak boleh ikut terkena air, karena rentan tertular virus yang sampai sekarang belum ada obatnya tersebut. Bisa dimaklumi jika perawatan jenazah tersebut dilakukan di Rumah Sakit dimana peralatannya memadai, dimana di Rumah Sakit sang pemandi Jenazah sudah disiapkan peralatannya, sehingga nyaris tak tersentuh air ketika memandikan jenazah.
Ketika ada Jenazah terjangkit penyakit menular berbahaya, seperti HIV-AIDS maupun Covid-10, kita harus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara memandikan jenazah tersebut yang berbeda dari biasanya. Meskipun kadangkala masyarakat ngeyel dan menganggap bahwa orang yang sudah meninggal tidak akan menularkan penyakit dan harus dirawat sesuai tuntunan sunnah seperti biasanya, namun kita mesti memberikan pengertian tersebut agar virus pada jenazah tidak menular pada yang masih hidup.
Pengalaman memandikan Jenazah terjangkit HIV-AIDS merupakan pengalaman sangat berharga, terlebih dengan peralatan seadanya dimana dengan peralatan tersebut (sepatu boat dan jas hujan) kita sudah dapat memandikan jenazah tanpa harus terkena air. Meski naas yang pernah saya alami dimana setelah memandikan jenazah tersebut saya terpeleset dan masuk ke kubangan pembuangan pemandian jenazah, yang membuat saya harus menjalani tes HIV-AIDS. Dan bersyukur dari kejadian tersebut saya tidak apa apa, tes menyebutkan bahwa saya negatif dari penyakit menular berbahaya tersebut.
Penyebaran Covid-19 (coronavirus disease that was discovered in 2019). Artinya, penyakit virus corona yang ditemukan pada 2019, sangat berbeda dengan HIV-AIDS, dimana penyebaran Covid-19 ini bukan hanya melalui cairan yang ada dalam tubuh penderita, namun juga dapat menempel pada benda yang pernah terpegang oleh penderita. Karenanya penanganan jenazah pada penderita Covid-19 jauh lebih ektra dibandingkan dengan jenazah terjangkit HIV-AIDS.
Majelis Ulama Indonesia sebagaimana Fatwa Nomor 14 Tahun 2020 menyatakan "Pengurusan jenazah (tajhiz al-jana'uz) yang terpapar covid-19, terutama dalam memandikan dan mengafani harus dilakukan sesuai protokol medis dan dilakukan oleh pihak yang berwenang, dengan tetap memperhatikan ketentuan syari'at. Sedangkan untuk menyalatkan dan menguburkannya dilakukan sebagaimana biasa dengan tetap menjaga agar tidak terpapar covid-19". Karenanya pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana memperlakukan jenazah terjangkit Covid-19, sehingga perlakuan konyol dalam penanganan jenazah terjangkt Covid-19 yang mengakibatkan tertularnya virus tersebut kebanyak orang dapat dihindari.
Kisah keluarga dan masyarakat yang memaksa melakukan ritual perawatan jenazah secara umum terhadap salah satu keluarganya yang meninggal akibat terkena corona, dimana jenazah ini sudah dimandikan sesuai dengan protap yang sudah ditetapkan dalam rangka pencegahan penyebaran virus covid-19. Namun karena kurangnya pemahaman keluarga terhadap dampak penyebaran covid-19, mereka memaksa membawa jenazah tersebut dan merawat sebagaimana jenazah biasa pada umumnya yang berakibat merebaknya virus tersebut terhadap semua yang terlibat terhadap perawatan jenazah tersebut.
          Edukasi kepada masyarakar terkait wabah Virus Covid-19 harus dilakukan secara berkesinambungan, terlebih pada masyarakat awam yang kurang memahami tentang penyebaran virus tersebut dan bahayanya bagi kehidupan, terlebih melalui jalur keagamaan. Hal ini perlu dilakukan dengan mengingat jalur keagamaan sangat penting karena jalur ini lebih udah diterima oleh masyarakat. Dan yang lebih penting adalah memberikan pemahaman terhadap tokoh aagam lokal yang setiap hari berinteraksi dan diikuti petuahnya oleh masyarakat setempat.
Pemahaman yang kurang komprehensif terhadap penyebaran terhadap virus berbahaya dan memperlakukan orang yang terjangkit terhadap virus tersebut sangat diperlukan, hal ini sangat diperlukan agar tidak salah dalam memperlakukan orang yang terjangkit virus berbahaya serta orang orang yang pekerjaannya berkaitan dengan pendampingan dan pengobatan terhadap orang yang terjangkit virus menular berbahaya tersebut.
Ibnu Sina yang juga dikenal dengan nama Avicenna, seorang dokter / ilmuwan kelahiran Persia (sekarang Iran) menyatakan bahwa kecemasan pada kematian merupakan inti dari semua penyakit mental seperti depresi,fobia kesedihan dan sebagainya,menurutnya dibutuhkan terapi religio–education untuk mengurangi kecemasan tersebut. Pemikiran Ibnu Sina ini sesuai dengan terori Kognitif Behavioristik yakni untuk mengatasi kecemasan dengan melakukan restrukturisasi pemahaman intelektual.

Kita memasuki era digital dimana informasi dengan mudah dapat secara cepat diakses oleh masyarakat, yang seringkali tanpa filter, sehingga semua informasi dapat diterima begitu saja.karenanya memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat sangat diperlukan agar tidak terjadi lagi kesalahan dalam bersikap menghadapi mewabahnya Covid-19.tentang bagaimana menghadapi wabah tersebut agar tidak merebak ke masyarakat, serta bagaimana orang yang terkena virus tersebut segera sembuh serta bagaimana kita tidak saling menularkanvirus yang tak nampak tersebut*
Semoga wabah ini segera berakhir Amin.

Corona, Lockdown dan E-Learning


            Upaya yang dilaksanakan dalam rangka pencegahan penyebaran wabah corona juga dilakukan dengan meliburkan kegiatan belajar mengajar pada sekolah.hal ini dilakukan sebagai salah satu pencegahan terhadap penyebaran virus yang tidak tampak tersebut. Diliburkannya sekolah dan minimalisir kegiatan yang melibatkan banyak orang bukanlah perwujudan dari rasa ketakutan terhadap takdir, namun sebagai salah satu upaya manusia dimana diberi pilihan untuk memilih mencari yang terbaik demi kemaslahatan bersama.
            Pencegahan tersebut bukan berarti kita menghentikan semua kegiatan dan aktifitas, terlebih bagi siswa yang masih dapat dilakukan kegiatan belajar mengajar meskipun tidak dilakukan dengan melakukan pertemuan dalam kelas.

Pada zaman dulu, Istilah belajar dirumah diharapkan siswa belajar sendiri dengan membaca buku dan (jika ada) dapat mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) yang diberikan oleh guru. Meskippun pada kenyataannya sangat jarang bagi siswa ketika diberikan kegiatan belajar dirumah, mereka membaca buku pelajaran.
Di Era digital saat ini, dimana pembelajaran dapat dilakukan secara langsung meskipun tidak ada pertemuan secara langsung dengan memanfaatkan jaringan internet. Teknologi memiliki efek yang sangat besar pada hampir semua segi kehidupan kita, salah satunya di bidang pendidikan Selama beberapa tahun terakhir, E-Learning telah berkembang dengan cepat berkat manfaatnya yang luar biasa bagi para siswa dan tenaga pendidik, terutama pada sekolah diperkotaan.
E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu (Nugroho, 2007).
Kondisi yang mengakibatkan siswa belajar dirumah seperti ketika dilakukan Lockdown dalam rangka pencegahan penularan virus seperti saat ini dapat dilakukan dengan afektif dengan memanfaatkan E-Learning, baik materi pembelajaran maupun pengerjaan Ulangan harian. Dimana guru dapat memberikan soal soal secara online kepada siswanya. Penerapan ini dapat dilakukan mulai tingkat dasar hingga tingkat lanjut.
Pembelajaran berbasis online tersebut pada jenjang tingkat dasar dapat dilakukan dengan memanfaatkan android milik orang tua, sehingga orang tua dapat mengontrol penggunaan android tersebut sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Karenanya memberikan pemahaman terhadap orang tua tentang penggunaan media internet secara positif dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan bagi anak anak dalam memanfaatkan media internet.
Banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dirumah dengan pemantauan guru, sehingga siswa yang sedang melaksanakan kegiatan belajar dirumah tersebut benar benar melaksanakan pembelajaran dirumah dan dipantau oleh guru dan orang tua. Baik melalui android maupun menggunakan laptop.
Pemantauan anak dalam pembelajaran sangat diperlukan bukan hanya agar anak anak tidak tertinggal dalam pembelajaran, namun juga sebagai salah satu kegiatan didalam rumah sehingga anak dapat melakukan kegiatan ketika lockdown dalam rangka pencegahan penyebaran corona, dengan mengingat bahwa tujuan pembelajaran dirumah tersebut agar anak anak dapat berkumul dengan keluarga dan tidak banyak melakukan kegiatan diluar rumah.
Persoalan yang muncul adalah belum semua sekolah sudah menerapkan e-learning, sehingga ketika secara tiba tiba dilaksanakan pembelajaran dirumah dengan menggunakan aplikasi ini sekolah belum siap untuk melaksanakannya. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi terhadap penggunaan e-learning ini dikalangan sekolah, terutama ditingkat dasar. Bahkan ada beberapa sekolah yang mengganggap penggunakan pembelajaran secara online tersebut lebih banyak mudlorotnya dibandingkan dengan segi manfaatnya.
Saat ini disamping aplikasi yang dilakukan secara mandiri oleh lembaga pendidikan, ada beberapa aplikasi e-learning yang sudah disiapkan oleh kementerian yang membidangi pendidikan, begitu juga dengan aplikasi pihak ketiga yang dapat digunakan untuk media pembelajaran secara online, sehingga guru dapat memberikan pembelajaran dan memberikan ujian kepada para siswanya, terutama ketika terjadi kondisi dimana tidak ada pertemuan secara langsung antara siswa dan guru.

Pemantaban Tata Persuratan dan Administrasi Keuangan bagi Kepala KUA se Kab. Banyuwangi




`Bertempat di aula bawah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Kamis (6/2) diadakan Pemantaban  Tata Persuratan terkait dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2019 dan administrasi Keuangan Operasional bagi KUA Kecamatan se Kabupaten Banyuwangi.
Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Muklis didampingi Perencana Madya dan Pranata Komputer pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi bertindak sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut. “Sudah disiapkan aplikasi oleh Kementerian Agama dalam hal tata persuratan” Ungkap Muklis. Sementara itu dalam penerapan aplikasi Tata Persuratan tersebut, Pranata Komputer yang mendisain Aplikasi tersebut, Aulia Cahyo Syahrain menyampaikan bahwa dengan penggunaan Aplikasi tersebut sudah ditelaah dari beberapa aturan, sehingga meminimalisir kesalahan dalam pembuatan dan penerapan Tata Persuratan.
Dalam kaitannya dengan pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai, Perencana Madya pada kemenag Kabupaten Banyuwangi Achlis Yusrianto menyampaikan bahwa dalam pemberiatn tukin tersebut telah diatur dalam PMA Nomor 11 Tahun 2019, serta KMA Nomor 83 Tahun 2019. “Persaratan pencairan Tunjangan Kinerja telah jelas diatur dalam Peraturanb perundang undangan yang berlaku sebagai pijakan dalam pencairannya” Ungkapnya. Lebih lanjut Achlis menyampaikan bahwa catatan kinerja tersebut tidak akan berat untuk dilaksanakan jika setiap harinya dikerjakan, dengan melampirkan bukti dokumen sebagai pendukung kegiatan. “Semua kegiatan harus melampirkan bukti pendukung, baik kegiatan dalam kantor maupun kegiatan diluar kantor dengan surat tugas” Ungkapnya.
Dalam Kesempatan tersebut Kasi Bimbingan masyarakat Islam selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berharap Para Kepala KUA dan Bendahara yang hadir dalam kegiatan tersebut juga mensosialisan kepada pegawai yang ada dilingkungannya masing masing.

KML Kemenag Kabupaten Banyuwangi


          Kursus Mahir tingkat Lanjutan (KML) bagi Pembina Pramuka dilaksanakan di MAN 3 Banyuwangi sejak Jum’at (17/1) diikuti oleh Pembina Pramuka dari berbagai Madrasah dan Sekolah di Kabupaten Banyuwangi, dan sekitarnya. Tercatat ada 2 orang peserta dari Kabupaten Situbondo ikut dalam kegiatan tersebut.

Ketua Panitia yang juga Kepala MAN 3 Banyuwangi di Kecamatan Srono Kak Qosim menyampaikan bahwa Pramuka bukan milik satu golongan, karenanya kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama ini bukan hanya diikuti oleh Pembina Pramuka dari Madrasah dalam binaan Kementerian saja, namun juga dari Sekolah dibawah binaan Dinas Pendidikan. “Kementerian Agama menaungi semua Agama di Indonesia, dalam KML tahun ini peserta bukan hanya dari Madrasah, tetapi dari Sekolah, pesertra bukan hanya beragama Islam, tetapi juga yang beragama non Muslim” ungkap Kepala Madrasah yang pernah Menjabat Kasi Mapenda Kemenag Kabupaten Banyuwangi.
Lebih Lanjut kak Qosim menyampaikan bahwa Pramuka bukan hanya milik sekolah maupun Madrasah, tetapi milik kita semua. “pelatih kita ada yang mantan Kepala desa, panitia pelaksana yang membuat soal online juga staf dari Bimas Islam” ungkapnya. Kak Qosiim juga berpesan agar semua peserta benar benar mengikuti keguatan tersebut dengan sungguh sungguh dan bukan hanya untuk mencari sertifikat.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi yang diwakili Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kak Suciningsih menyambut baik kegiatan yanng dilaksanakan yang juga bagian dari kegiatan dalam rangka Hari Amal Bakti (HAB)  ke 74 Kementerian Agama. Dalam sambutannya mantan Kepala MAN Srono yang sekarang ganti nama menjadi MAN 3 Banyuwangi tersebut menyampaikan bahwa Pramuka sangat penting bagi pembentukan karakter siswa “Banyak yang berhasil sebagai pimpinan dari pramuka” ungkapnya. Lebih Lanjut Kak Suciningsih berharap dengan adanya KML ini para Pembina Pramuka benar benar mampu menjadi pembina yang baik bagi siswanya. Kak suciningsih juga menyinggung tentang hasil survey dari peneliti di Amerika yang hasilnya menyimpulkan bahwa unsur paling utama dalam meraih kesuksesan adalah kejujuran.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan diaula Mahad yang dibangun dari tahun anggaran 2019 tersebut, kegiatan KML yang dilaksanakan selama 6 hari tersebut akan dilaksanakan dalam dua tahap, yakni pada hari Jumat sabtu ahad selama dua minggu.

Semangat PNPNS Menbgawal Jalan Sehat HAb Kemenag


Sukses kegiatan jalan sehat yang dilaksanakan Panitia Hari Amal bakti (HAB) Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi ke 74 tahun 2020 Sabtu (11/1) tak terlepas dari Pegawai Non PNS yang ada pada kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi. Para PNPNS tersebut bertugas di kantong kantong parker yang sudah ditentukan panitia.
Pada pelaksanaan Jalan Sehat kerukunan tahun ini, panitia meminjam beberapa halalam Instansi sekitar Kantor Kementerian Agaman yang kebetulan libur  untuk parker peserta. “disamping beberapa kantor, kita juga memanfaatkan lahan parker Ramayana mall untuk peserta” Ungkap Akhlis Yusrianto, Sekretaris Panitia.

Petugas piñata parker kendaraan tersebut diambilkan dari PNPNS yag ada dilingkungan kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi. “Saya dan atas nama segenap panitia menyampaikan terima kasih terhadap PNPNS yang bekerja ekstra dalam kegiatan ini” Ungkap Moh. Jali selaku Ketua HAB.
Ribuan peserta yang memadati halaman dan jalanan sekitar Kantor Kementerian AGgama Kabupaten Banyuwangi tersebut dapat berjalan dengan lancer, meskipun lalu lintas sempat macet. “Kita menata peserta agar tertib” ungkap Joko, salah satu PNPNS.
Pasca pelaksanaan kegiatan tersebut, para PNPNS langsung bergerak cepat membersihkan lingkunbgan kantor hingga tak Nampak ada kegiatan yang menghadirkan ribuan orang. Lingkungan kantor Nampak bersih hanya beberapa menit setelah acara usai.

Petugas Haji kab. Banyuwangi Tulis Kisahnya dalam Sebuah Buku


Bertugas sebagai Ketua Kloter dengan Jamaah Resiko Tinggi (Risti), menulis pengalamannya dalam bentuk Buku, dimana dalam buku dengan judul “Perjalanan Haji Orang Orang Terpilih” tersebut disusun oleh Syafaat, Ketua Kloter 37 SUB tahun perjalanan haji 2017. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kemenag Kabupaten Banyuwangi Suciningsih ketika menerima Buku Tersebut di ruang PTSP, Jumat (10/1) menyampaikan bahwa dengan dituliskannya sebuah pengalaman dalam bentuk Buku, banyak hikmah yang dapat diambil. “Pengalaman tersebut dapat dijadikan pelajaran bagi petugas berikutnya” ungkapnya.
Syafaat, sang penyusun buku menyampaikan bahwa dalam kloter yang dia pimpin saat itu ada enam jamaah yang meninggal, Jumlah terbanyak untuk  Embarkasi Surabaya. “dari enam jamaah yang meninggal tersebut empat diantaranya meninggal di Mina, selebihnya di Rumah sakit” ungkapnya. Lebih lanjut Syafaat menyampaikan bahwa maksud penulisan buku tersebut agar dapat dijadikan gambaran bagi jamaah haji dan petugas haji yag akan bertugas. “kekompakan team dan kerjasama dengan karu dan karom sangat penting bagi terlaksananya Ibadah Haji” ungkapnya.
Kasubbag Tata Usaha Suciningsih berharap semakin banyak ASN di Kabupaten Banyuwangi yang menulis Buku, baik Buku Fiksi maupunNon Fiksi. “ Sudah banyak guru yang menulis Buku, dan penulisan buku ini hiharapkan bukan hanya guru, namun juga ASN dengan jabatan fungsional lainnya. “Saya berharap para ASN dapat menulis buku, terlebih buku yang berkaitan dengan bidangnya” ungkap mantan Kepala MAN Srono ini.

Penyuluh Agama Non PNS Pesnggaraqn Jalan Sehat Kerukunan Berangkat Subuh

Semangat mengtikuti Jalan Sehat Kerukunan yang diselenggarakan Panitia Kegiatan Hari Amal bakti (HAB) Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Tahun 2020 juga dilakukan oleh Penyuluh Agama Non PNS Kecamatan Pesanggaran hari ini sabtu (11/1), meskipun mereka harus berangkat sebelum subuh dengan mengingat jarak yang harus mereka tempuh menuju pusat Kota Kabupaten lebih dari 65 km, bahkan ada yang Rumahnya desa sarongan yang berbatasan dengan Taman Nasional Meri Betiri Kabupaten Jember.

Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Pesanggaran Edy Sunaryo menyampaikan bahwa tadinya mereka tidak akan ikut ambil bagian dalam kegiatan ini, namun pada akhirnya mereka ikut juga, karena rasa memiliki terhadap kementerian Agama yang memperingati Hari Amal Bakti (HAB) atau hari kelahiran. “Meskipun waktunya mepet, mereka berusaha ikut dan mempunyai seragam yang sama yang dimiliki ASN lainnya, meskipun panitia tidaak mewajibkannya” ungkapnya.
Salah satu Penyuluh Non PNS dari Desa kandangan, Ustad Fadhil menyampaikan bahwa sesuai dengan Tema Hab Kemenaag kali ini yakni Umat Rukun, Indonesia maju, Penyuluh juga ingin menunjukkan kerukunan tersebut dan ikut andil bagian dalam kegiatan jalan sehat kerukunan.
Achlis Yusrianto, sekretaris HAB Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi salut dengan semangat salah satu ujung tombak penyampai misi Pemerintah tersebut. “Semangat mereka sangat luar biasa” ungkapnya. Lebih lanjut Perencana Madya tersebut menyampaikan bahwa usaha nereka untuk dapat seragam meskipun dengan cara memesan sendiri kaos ke konveksi yang berbeda dengsan yang dipesan oleh penitia dengan harga sedikit blebih mahal. “Panitia tidak mewajibkan seragam peserta jalan sehat, karena yang dibutuhkan bukan kaos seragam, namun keseragaman dalaam gerak mengemban amanah Kementerian Agama” ungkapnya.

Membersihkan History pada Firefox dan Google

Kadangkala sebuah system aplikasi membutuhkan proses pembersihan History agar dapat dijalankan.
Cara membersihkan history tersebut setelah membuka Firefox adalah sebagai berikut :

  1. Pada bagian atas jendela Firefox
  2. klik tombol Firefox , pada bagian atas
  3. buka menu History dan pilih Clear Recent History.... ...
  4. Memilih seberapa banyak riwayat yang akan dihapus: ...
  5. Terakhir, klik tombol Clear Now.

Sagu Sabu Kemenag Kab. Banyuwangi dari Media Guru


MGMP jenjang MA dan MTs Kabupaten Banyuwangi mengadakan Workshop menulis dengan menghadirkan Narsumber dari Media Guru Senin (16/12) bertempat di aula bawah Kantor Kementeria Agama Kabupaten Banyuwangi hingga selasa (17/12) diikuti oleh 140 Guru dilingkungan Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi dan beberapa guru SD, SMP dan SMP dan SMK di Kabupaten Banyuwangi serta beberapa Kabupaten disekitarnya.

Ketua MGMP jenjang MA, H. Anwaruddin selaku ketua panitia menyampaikan bahwa pihaknya hanya mampu menampung 140 peserta dan terpaksa menolak pendaftaran peserta setelah pendaftar ke 140 dengan mengingat tempat yang hanya mempu menampung 140 peserta. Pihaknya berjanji akan mengadakan kegiatan serupa jika dikehendaki oleh para guru.
Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi H.Slamet memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang dilakukan MGMP tersebut. “Niat yang kuat akan menghasilkan karya yang luar biasa” ungkapnya. Hal ini disampaikan mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bondowoso tersebut melihat antusias para guru mengikuti Workshop Guru menulis.” Imam Syafii dan para Imam Madzhab dan Imam lainnya masih kita kenang karena karya tulisnya” ungkapnya. Lebih lanjut mantan Guru MAN 1 Banyuwangi ini berharap paga guru yang mengikuti Workshop ini mampu menghasilkan karya dalam bentuk buku.
Pada kesempatan tersebut H. Slamet juga memberikan apresiasi terhadap guru yang sudah menghasilkan karya tulis dan telah dibukukan. Beliau juga terispirasi dengan salah satu judul buku yang ditulis salah satu Kepala Madrasah Ibtidaiyah tentang Guru berdedikasi. “Guru besar kita yang mengispirasi banyak orang dan mampu mendidik putranya yakni Nabi Ibrahim, dimana anaknya yang juga siswanya bukan hanya cerdas dibidang IQ dan EQ, namun juga cerdas dibidang ESQ” ungkapnya. Lebih lanjut H Slamet juga menyinggung peran seorang istri yang juga disebut sebagai Asisten Guru Besar dimana mampu menggantikan peran suami ketika tidak ada ditempat. “Siti Hajar mampu menggantikan posisi suami sebagai guru besar dalam mendidik Nabi Ismail, sehingga Nabi Ismail cerdas dengan menggunakan hatinya” ungkapnya.
Workshop Satu Guru Satu Buku yang berlangsung selama dua hari tersebut akan dilanjutkan dengan pendampingan secara online, sehingga peserta mampu menghasilkan satu produk buku. Peserta diajarkan bagaimana menyampaikan ide dan gagasan dalam bentuk karya tulis.”sebenarnya banyak yang ingin dituliskan, namun kita tidak bisa menyampaikan dalam bentuk karya tulis” ungkap Hadi Suwito, salah satu Peserta yang juga Kepala MTsN tersebut.
MGMP jenjang MA dan MTs Kabupaten Banyuwangi mengadakan Workshop menulis dengan menghadirkan Narsumber dari Media Guru Senin (16/12) bertempat di aula bawah Kantor Kementeria Agama Kabupaten Banyuwangi hingga selasa (17/12) diikuti oleh 140 Guru dilingkungan Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi dan beberapa guru SD, SMP dan SMP dan SMK di Kabupaten Banyuwangi serta beberapa Kabupaten disekitarnya.
Ketua MGMP jenjang MA, H. Anwaruddin selaku ketua panitia menyampaikan bahwa pihaknya hanya mampu menampung 140 peserta dan terpaksa menolak pendaftaran peserta setelah pendaftar ke 140 dengan mengingat tempat yang hanya mempu menampung 140 peserta. Pihaknya berjanji akan mengadakan kegiatan serupa jika dikehendaki oleh para guru.
Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi H.Slamet memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang dilakukan MGMP tersebut. “Niat yang kuat akan menghasilkan karya yang luar biasa” ungkapnya. Hal ini disampaikan mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bondowoso tersebut melihat antusias para guru mengikuti Workshop Guru menulis.” Imam Syafii dan para Imam Madzhab dan Imam lainnya masih kita kenang karena karya tulisnya” ungkapnya. Lebih lanjut mantan Guru MAN 1 Banyuwangi ini berharap paga guru yang mengikuti Workshop ini mampu menghasilkan karya dalam bentuk buku.
Pada kesempatan tersebut H. Slamet juga memberikan apresiasi terhadap guru yang sudah menghasilkan karya tulis dan telah dibukukan. Beliau juga terispirasi dengan salah satu judul buku yang ditulis salah satu Kepala Madrasah Ibtidaiyah tentang Guru berdedikasi. “Guru besar kita yang mengispirasi banyak orang dan mampu mendidik putranya yakni Nabi Ibrahim, dimana anaknya yang juga siswanya bukan hanya cerdas dibidang IQ dan EQ, namun juga cerdas dibidang ESQ” ungkapnya. Lebih lanjut H Slamet juga menyinggung peran seorang istri yang juga disebut sebagai Asisten Guru Besar dimana mampu menggantikan peran suami ketika tidak ada ditempat. “Siti Hajar mampu menggantikan posisi suami sebagai guru besar dalam mendidik Nabi Ismail, sehingga Nabi Ismail cerdas dengan menggunakan hatinya” ungkapnya.
Workshop Satu Guru Satu Buku yang berlangsung selama dua hari tersebut akan dilanjutkan dengan pendampingan secara online, sehingga peserta mampu menghasilkan satu produk buku. Peserta diajarkan bagaimana menyampaikan ide dan gagasan dalam bentuk karya tulis.”sebenarnya banyak yang ingin dituliskan, namun kita tidak bisa menyampaikan dalam bentuk karya tulis” ungkap Hadi Suwito, salah satu Peserta yang juga Kepala MTsN tersebut.

Sebuah kegiatan untuk memantik kemampuan berkarya di dunia literasi.  Kegiatan pelatihan penulisan buku ini sebagai upaya membangkitkan dunia literasi khususnya di kabupaten Banyuwangi dengan menghadirkan Nara sumber M. Ihsan, CEO Media Guru Indonesia dan Drs. Murman, M.pd Instruktur Nasional Media Indonesia. Dalam Kesempatan tersebut H. Slamet juga memberikan apresiasi terhadap karya Tulis Guru di Kabupaten Banyuwangi yang telah menghasilkan buku seperti buku Asmara Mantra buku kumpulan puisi karya Nur Khofifah, Keyakinanan Hati Sireng sebuah novel karya Uswatun Hasanah, Guru Berdedikasi Murid Berprestasi karya Azizah Masrukhah.

Lipsyne Karyawan Kemenag Kabupaten Banyuwangi


Aula Bawah Kantor Kementerian agama Kabupaten Banyuwangi siang itu, Kamis (12/12) nampak meriah dengan lagu lagu terbaru yang terdengar dan dinikmati pengunjung yang nyaris penuh memadati aula tersebut.  Para peserta seolah penyanyi ternama ketika melakukan lipsyne membawakan lagu lagu yanhg telah dipersiapkan panitia, ada yang tampil solo, ada pula yang membawa beberapa penari latar.
Juri dalam lomba Tersebut, Ivan Ardiansyah menyampaikan bahwa dengan lomba yang digelar dalam rangka memeriahkan HAB kementerian Agama tersebut bukan hanya diikuti oleh karyawan dilingkungan kementerian agama saja, tetapi juga para kepala KUA dan Penyuluh Agama.
Dari Kantor Urusan Agama Kecamatan, Ghufron Musthofa, Kepala KUA Kecamatan sempu tampil memukau dengan didampingi dua penari latar yang juga Kepala KUA. Ghufron Musthofa menyampaikan bahwa dalam lomba ini perwakilan dari KUA memang yang ditunjuk adalah kepala KUA, sebagai salah satu wujut rasa pedulu terhadap memeriahkan HAB Kementerian Agama. ”Asyik juga bermain Lypsine seperti ini, kita seperti seorang penyanyi beneran” ungkapnya.

Para Pejabat Berkreasi Dalam Festival Nasi Goreng Kemenag Banyuwangi


Para pejabat pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Kamis (12/112) melaksanakan kegiatan yang tidak biasanya. Dengan pakaian ala Chef ternama, dengan didampingi seorang asisten, para pejabat tersebut beradu kreasi dalam festival Nasi Goreng yang dilaksanakan dalam rangka memeriahkan Hari amal Bhakti (HAB) kementerian Agama ke 74.

Kegiatan yang diilaksanakan di teras Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi tersebut berlangsug meriah. Beberapa menu nasi goring dengan nama nama yang unik disajikan oleh para Chef yang terdiri dari para Pejabat dilingkungan kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi dan satker Kementerian Agama yang ada    di Kabupaten Banyuwangi.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi H. Slamet berkeliling melihat kelihaian para kasi dan penyelenggara dalam memasak nasi goreng. Seperti yang dilakukan Kasi pendidikan madrasah yang memasak Nasi Goreng dengan Tema Nasi Goreng K.13 dimana Nasi Goreng tersebut dimasak tanpa tambahan MSG. “Kita memang memasak Nasi Goreng tanpa MSG, namun rasanya tak kalah dengan masakan Chef hotel” ungkapnya.
Panitai menyediakan enam tempat untuk memasak nasi goring tersebut, sehingga kegiatan harus dibagi dalam beberapa sesi karena tempatnya bergantian.

Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan anggaran berbasis SMART Irjen Kemenag di Banyuwangi


Tim Inspektorat Kementerian Agama Republik Indonesia melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja anggaran berbasis SMART pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi selama 4 hari terhitung Rabu (11/12) sampai dengan Sabtu (14/12).
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi H. Slamet ketika memberikan sambutan pada pendampingan yang dilaksanakan di aula atas Kantor kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi menyampaikan bahwa saat ini semua menggunakan aplikasi, dan dengan aplikasi tersebut kerja semakin cepat, data dan pemantauan semakin akurat. “pada awalnya penggunaan aplikasi dirasa berat, namun pada akhirnya akan mempercepat dan memperingan pekerjaan” ungkapnya.
Tim Inspektorat Jenderal yang dipimpin Mohammad Yusup, Kepala Subbagian Verifikasi dan Pelaporan Keuangan, Bagian Keuangan dan Barang Milik Sekretariat Inspektorat Jenderal kementerian Agama akan melakukan pendampingan terhadap penggunaan Aplikasi Smart. “Aplikasi SMART adalah aplikasi berbasis web yang dibangun guna memudahkan satuan kerja dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, operator dari 12 Madrasah Tsanawiyah Negeri dan 4 Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Banyuwangi mengikuti kegiatan tersebut. Meskipun yang diundang hanya satu operator setiap lembaga, namun rata rata setiap lembaga mengirimkan dua orang operator untuk mengikuti kegiatan tersebut, hal ini dilakukan agar setiap lembaga benar benar ada yang dapat menguasai aplikasi tersebut.

Satu Guru Satu Buku Kemenag Kabupaten Banyuwangi


Apresiasi diberikan oleh Kepala Kantor kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi dengan terbitnya beberapa buku karya Guru Madrasah di Kabupaten Banyuwangi. Salah satu Guru yang telah berhasil menerbitkan Buku tersebut adalah Uswatun Hasanah, Guru Muda pada Madrasah Ibtidaiyah swasta Miftahul Huda Kecamatan Gambiran. Buku dengan judul “Keyakinan Hati Sireng” tersebut diserahkan ke Kemenag Kabupaten Banyuwangi yang diterima Kepala seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Banyuwangi Zaenal Abidin.
Bu Us (panggilan akrab Guru tersebut) menyampaikan bahwa dirinya termotivasi menulis Buku dengan mengikuti berbagai Workshop penulisan buku bagi Guru, baik yang dilaksanakan oleh dinas maupun swadaya. “ Alhamdulillah workshop yang saya ikuti dengan pendampingan dapat menghasilkan buku” ungkapnya. Lebih lanjut Bu Us menyampaikan bahwa saat ini ada 8 Guru madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Banyuwangi yyang sudah menerbitkan buku.
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi terus mendorong para guru disemua tingkatan untuk menuangkan ide dan gagasannya dalam bentuk buku, karena dengan karya tulis itulah ide dan gagasan tersebut dapat dengan mudah tersampaikan kepada orang lain hingga lintas generasi. “jika sudah terbiasa menulis, maka menulis bukanlah hal yang sulit” ungkap mantan Kasubag Tata Usaha tersebut.

Jalin Keakraban. HD Proktor Kemenag Jatim adakan Outbound

Disela kegiatan inti Rapat koordinasi Pendataan Calon Peserta Ujian Nasional (Capesun) yang diselenggaran tanggal 12 s/d 14 November 2019, HelpDesk Proktor Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur juga diajak outbound dengan dipandu oleh team dari Kusuma Agrowisata Hotel dan Resort Kota Batu.
Outbound merupakan bentuk dari pembelajaran segala ilmu terapan yang disulasikan dan dilakukan di alam terbuka, meskipun kadang juga dilakukan didalam ruangan. Seperti yang diikuti oleh HD Proktor dari kementerian Agama se Provinsi Jawa Timur, dimana seorang pemandu berada ditengah tengah lingkaran yang secara reflek dibuat oleh para peserta agar dapat melihat arahan pemandu tersebut, karena meskipun sang pemandu yang tidak seksi tersebut menggunakan pengeras suara, namun terasa kurang afdhol jika peserta tidak memandang wajahnya. Outbound merupakan inovatif yang ditemukan oleh cendikiawan berkebangsaan Jerman yang bernama Dr. Kurt Hant. Beliau lahir di Jerman pada tanggal 5 Juni 1886. Ilmu dan ide terapan pendidikan inovatif outbound Kurt Hant bertahan dan berkembang sampai saat ini. Dengan kegiatan tersebut diharapkan para HD yang selama ini membantu kesulitan para proktor madrasah dalam pelaksanaan Ujian, dimana mereka saling berkomunikadi di dunia maya, dalam outbound tersebut mereka dapat beriteraksi secara bebas dalam permainan menarik yang membutuhkan kerjasama dalam senbnuah team. “selama ini kami berkerja dalam sebuah team melalui saluran dunia maya, namun dalam outbound ini kita dituntuk kerjasama dalam dunia nyata” ungkap Suliyat, HD Nasopnal yang dikalangan Proktor sering dipanggil Pakde tersebut.
Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Ahmad Sruji bahtiar ketika membuka Workshop menyampaikan bahwa Team yang solid merupakan kunci kesuksesan sebuah pekerjaan. Kabid pendma juga berpesan agar para HD tetap kompak dan sabar dalam mendampingi proktor se Provinsi Jawa Timur.
Sementara itu Kasi Kurikulum dan Evaluasi Bidang Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Imam Syafii menyampaikan bahwa maksud diadakan outbound tersebut agar para HD dari Kementerian Agama Kabupaten/Kota se Jawa Timur tersebut semakin akrab, dan tidak sungkan ketika saling berkomunikasi dalam Group Whataap. “kami berharap dengan adanya outbound ini padaa HD semakin kompak” ungkap pria asal Jember tersebut.
Sementara itu Syafaat, HD dari Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi sangat terkesan dengan kegiatan yang diadakan Bidang Pendidikan Madrasah kementerian Agama Provinsi Jawa Timur tersebut. “materi yang padat yang kita ikuti dalam ruangan, diimbangi dengan outbound yang tentunya juga sangat bermanfaat bagi kekompakan Team” ungkapnya.
Matahari terbangun dari mimpi indah, kupu kupu menikmati sinar di antara belahan buah apel dan tawa yang merona. HD Kemenag Jawa Timur terbangun diantara semak selimut dingin Kota Batu, ketika cahaya mentari menyapa melalui lubang kecil yang mampu menyampaikan perasaan cinta dalam hati yang mendendam semal
am.

 
Copyright © 2013. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Template Modify by Blogger Tutorial
Proudly powered by Blogger