Pages

Tampilkan postingan dengan label Wartaku Hari ini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wartaku Hari ini. Tampilkan semua postingan

Lebih nyaman tanpa masker

 Lebih nyaman tanpa masker

oleh : Gufron Musthofa

Beberapa negara yang mengumumkan telah membolehkan warganya untuk melepas masker dalam aktivitas tertentu di luar gedung. Mereka telah sukses melawan pandemi Covid 19, setelah melaksanakan berbagai program lockdown dan vaksinasi. Hingga  mereka telah berangsur normal kembali. Hal tersebut membuat kita iri dan ingin menikmati udara segar.

Negara tersebut adalah Korea Selatan dengan prosentase vaksinasi 70%, Hungaria, Bhutan, Israel, Selandia Baru, Italia, dan Amerika Serikat, bagi warganya yang sudah melewati masa 2 Minggu setelelah vaksinasi dosis kedua.

Malaysia telah melaksanakan lockdown total seluruh negeri dalam waktu 14 Hari; dari tanggal 1 Juni sampai 14 Juni 2021. Bahkan diperpanjang samapi 28 Juni. Upaya ini ditempuh untuk menekan perkembangan virus gelombang kedua yang melonjak cukup signifikan. 

Pertanggal 27 Juni 2021, Indonesia mencatatkan lonjakan konfirmasi positif sebanyak 21.342, Jawa timur sebanyak 889 Kasus. Banyuwangi pernah menyumbangkan angka tertinggi di Jawa Timur melampaui data Bangkalan.  Berbagai klaster muncul; mulai dari keluarga, kantor, pesta perkawinan, dan wisata relegi. Sebanyak 61 orang dinyatakan terkonfirmasi dari 98 peserta ziarah. Entah ini akibat kita sudah bosan dengan pandemi atau karena merasa badai telah pergi.

Virus corona bermutasi kevarian baru. Varian Kappa atau varian B1617.1 adalah ada virus yang ditemukan di India. Sedangkan  varian B1617.2 atau varian Delta, memiliki peningkatan transmisi yang membuatnya bisa menyebar lebih mudah antarmanusia, memiliki risiko penularan dan kesakitan yang lebih tinggi dibandingkan versi aslinya. Varian dari India ini sudah menyerang di Indonesia.

Terjangan tsunami virus terjadi dalam berbagai gelombang. Gelombang pertama, kedua dan ketiga. Berbagai negara belahan bumi telah menyiapkan skenario penyelamatan yang jitu. Lockdown atau karantina wilayah bahkan dalam satu negara dianggap ampuh meredam terjangan. Sebut saja Australia, Newzeland, Malaysyia, Arab Saudi, China, Italia dan lainnya.

Kita hampir selalu tertinggal, dan sering bertikai bahkan berpolemik dalam hal ini. Bahkan orang yang tak bertanggung jawab ikut memperkeruh keadaan dengan melempar berita palsu atau hoax. Ketika awal virus ditemukan di Tiongkok, kita masih santai saja. Bulan April India mengalami lonjakan, kita juga baru merasakan di bulan Juni. 

Ibarat telah datang saat dimana ragam tsunami virus menerjang. Mengombang ambingkan bahtera atau sampan. Namun hal itu dianggap sebagai hiburan saja bagi para penumpang. Mereka sudah bosan memakai alat pelindung diri. Mereka tidak peduli  akan tenggelam atau selamat? Semoga kita tidak terseret ombak tersebut dan tetap bertahan dalam bathera yang aman dengan persiapan pengamanan yang matang.

Fenomena di Indonesia; banyak sekali masyarakat merasakan telah bosan melaksanakan protokol kesehatan dalam waktu lama. Sebagian orang bilang “saya sudah capai pakai masker, karena ada bau mulut saya”, “saya sudah bosan dicolok hidung diusap untuk tes anti gen dan PCR hanya untuk kepentingan kantor  atau perjalanan udara”,  “Saya ingin bebas menghirup udara tanpa masker”.

Di sisi lain, gaya hidup masyarakat banyak yang abai terhadap prokes. Kegiatan ekonomi di pasar tidak sepenuhnya mematuhi standar protokol. Sabtu malam adalah saat dimana para anak muda nongkrong di wilayah Banyuwangi Selatan tanpa memikirkan apa yang akan menimpa mereka. Seperti tidak terjadi sesuatupun.

Kebosanan, kecapaian, dan kepayahan tidak hanya dialami masyarakat. Para aparat, satgas covid, tenaga kesehatan pun merasakan hal yang sama. Bahkan diperparah dengan timbulnya gelombang kedua terjangan virus ini.  Lonjakannya melebihi angka dua juta. Rumah sakit rujukan banyak yang kehabisan kamar isolasi. Ambulan antri dalam melayani jenazah.

Upaya pemerintah tak berhenti dilakukan. Upaya menjaga kesehatan umat dilaksanakan. Mobilisasi masal saat lebaran idul fitri dibatasi. Mudik lebaran dilarang dengan penyekatan dan penghapusan cuti bersama.  Sholat jumat pernah dilarang di zona merah. Keberangkatan haji ditunda tahun berikutnya. Tahun ini, untuk kedua kalinya  haji belum dibuka Arab Saudi bagi Tamu Allah dari luar negeri. 

Sholat Idul Adha dan kurban juga diatur sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya perluasan gelombang virus. Pemerintah melalui Menteri Agama menerbitkan Surat Edaran Menteri Agama No: 15 Tentang Penerapan Protokol kesehatan dalam penyelenggaraan  Shalat Hari Raya Iedul Adha dan pelaksanaan kurban 1442 H.

Di zona merah dan oranye; takbir malam hari raya dilaksanakan di masjid atau mushola dengan jumlah peserta paling banyak 10 % dari kapasitas ruang. Sedangkan takbir keliling ditiadakan untuk menghindari kerumunan dan interaksi. Takbir dapat disiarkan secara langsung melalui media sosial. Sholat Id juga dianjurkan ditiadakan. 

Sedangkan di zona hijau diperbolehkan sholat Id dengan mematuhi prokes. Jumlah peserta maksimal 50% dari kapasitas ruang atau lapangan, untuk menjaga jarak antara jamaah. Khutbah dipersingkat paling lama 15 menit. Jamaah diminta untuk tidak bersalam-salaman. Sebagai antisipasi terhadap penyebaran.

Takmir menyiapkan tempat sesuai dengan protokol kesehatan dan menyediakan tempat cuci tangan dan alat pengukur suhu. Orang lanjut usia, orang sakit dilarang ikut berjamaah. Sholat idul adha hukumnya adalah sunah, sedangkan menjaga nyawa atau Hifdu al-nafs adalah hukumnya wajib, maka hal yang wajib yaitu menjaga nyawa mengalahkan hal yang sunah, yaitu shola ied berjamaah di masjid. Disini perlu ada pendalaman pemahaman hukum.

Sedangkan kurban dianjurkan untuk diadakan pemotongan di rumah potong hewan (RPH). Bila tidak ada RPH, dilaksanakan dengan protokol yang ketat. Penyembelihan dilaksanakan pada Tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah atau hari tasyrik; hanya diikuti yang berkurban dan tukang potong. Penyaluran daging diantar panitia ke rumah-rumah dengan menghindari kontak fisik.

Bisa jadi, hanya orang yang waras yang mau naik sampan dan mau memakai baju pelampung. Dan hanya orang yang dungu, sok kuat berenang, tanpa memikirkan keselamatan dirinya dan keselamatan orang lain. Ingatlah, perahu penolong telah terpakai semua, relawan penolong nakes sedang bekerja semua, bahkan jumlahnya berkurang. Apakakah masih ingin sendiri berenang di tengah terjangan gelombang tanpa perahu dan pelampung? Sadarlah,  gelombang ini sangat ganas ferguso!

Kita semua sudah bosan dengan masker dan jaga jarak. Kita ingin melihat konser musik beramai-rami, menonton bola bersorak-sorai di stadion, melihat saudara kita seniman beraksi di panggung gandrung dan jaranan. Pergerakan ekonomi juga sangat kita butuh untuk bertahan hidup.

Anak-anak dan mahasiswa ingin balik ke sekolah atau bangku kuliah. Kita rindu bercengkerama dan berkumpul. Kita ingin bersilaturahmi sambil bersalam-salaman dan berpelukan. Kita sudah tak kuat menahan diri untuk istighotsah. Kita ingin segera naik haji dengan tenang, umroh dengan khidmat.

Namun semua itu masih mimpi, belum bisa terlaksana di bulan ini. Masih diperlukan kebesaran hati untuk menerima kenyataan ini. Tugas kita adalah mematuhi prokes 5M saja. Hingga langit esok cerah kembali. Lihatlah mereka pontang panting menyelamatkan korban, berjuang demi orang lain. 

Semoga badai ini segera usai. Di akhir gelap malam, akan muncul sinar pagi. Setelah ombak dan badai menerjang, laut akan tenang kembali. Mari kita sabar memakai masker, menjaga diri dan keluarga. Hingga datang waktu kita melempar jauh masker sambil tersenyum bersyukur.

Sekab Banyuwangi memberikan Apresiasi Terhadap Penulis dari Kemenag Banyuwangi

Ir. H Mujiono Msi, Sekretaris Kabupaten Bnyuwangi memberikaan apresiasi khusus terhadap Syafaat, salah satu peraih lima bersar terbaik lomba Essay dalam rangka hari lahir Pancasila yang digelar D{RD Kabupaten Banyuwangi. Pria lulusan MI Al Ath Har Benculuk tersebut nampak terkejut ketika Nama Syafaat disebut  sebagai salah satu pemenang Essay bertajuk Spirit Pancasila ; Gotong Royong Hadapi Covid-19 yang diumumkan Senin (29/6) di gedung dewan tersebut.
Pada kesempatan tersebut Syafaat memberikan Buku Karyanya berjudul Perjaanan Haji Orang Orang terpilih, dimana isi buku tersebut tentang pengalaman penulis ketika menjadi Ketua Kelompok Terbang (Kloter) jamaah Haji Embarkasi Surabaya tahun 2017. Syafaat menyampaikan bahwa Kloter yang dipimpinnya merupakan Kloter terberat se Embarkasi Surabaya, dimanna dalam kloternya banyak anggota jamaah dari Lansia dan berpenyakit, “ada enam jamaah yang meninggal dalam kloterrtersebut dan tertinggi se Embarkasi, namun tidak ada yang meninggal di maktab. Semua meninggal di Rumah sakit” Ungkapnya.

Ir. H. Mujiono, MSI yang saat itu mewakili Bupati Banyuwangi sempat kaget karena selama ini mengenal Syafaat sebagai anggota LSM yang dulu aktif dalam kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, ternyata sekarang menjadi ASN pada Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi. “Saya tadi terkejut ketika nama sampeyan disebut, dan ada tayangan videonya” ungkapnya. mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum tersebut menjabat sebagai salah seorang Kepala Bidang pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ketika PNPM Mandiri sedang berlangsung.”Kebetulan beliau PPK dalam kegiatan yang kami lakukan, sehingga sering berinteraksi dengannya” unbgkap Syafaat.
Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi H. Slamet memberikan ucapan selamat kepada Stafnya yang berhasil masuk lima besar dalam penulisan essay tersebut. H. Slamet berharap Essay yang disampaikan Syafaat memberikan inspirasi dan motivasi kepada masyarakat di Kabupaten Banyuwangi untuk melakukan gotong royong dan bersedekah, terutama menghadapi Pandemi Covid-19.
Salah seorang dewan juri dari Radar Banyuwangi, Rahman Bayu Saksono berharap semua essay yang memenuhi sarat dapatnya di bukukan, sehingga dapat memberikan nilai lebih, issu yang diangat menjadi masukan bagi anggota DPRD dan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi.

Guru MAN4 Banyuwangi Meninggal Usai Kecelakaan



Kamis (30/1) Sore Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi berduka, seorang Guru pada MAN 4 Banyuwangi mengalami kecelakaan usai melaksanakan tugas mengajar. Anipan Asyhari, Guru Bidang Study Pendidikan Agama Islam pada MAN 4 Banyuwangi, dulu MAN Pesanggaran tertimpa pohon saat melintas di Jalan Raya Desa Glagah Agung, Kecamatan Purwoharjo saat pulang dari mengajar.

Lelaki kelahiran 7 September 1970 ini bertempat tinggal di Dusun Sumberkepuh RT 18 RW 02 Desa Kedungwungu Kecamatan Tegaldlimo, dimana beliau harus menempuh perjalanan 60 Km PP setiap hari untuk menjalankan kewajibannya sebagai Guru. Naas menimpa dirinya ketika pulang mengajar, sebagaimana disampaikan Kapolsek Purwoharjo AKP Ali Ashari mengatakan, sekitar pukul 15.15 Wib, motor yang dikendarai korban melaju dari arah timur menuju arah Desa Karetan. Saat itu, di sekitar lokasi terjadi hujan deras disertai angin kencang. "Hujan angin membuat pohon putihan tumbang dan menimpa korban," kata Ali. Menurut Ali, saat dievakuasi korban dalam kondisi patah tulang lengan kanan, tulang rusuk sebelah kiri dan mengeluarkan darah pada hidung dan telinganya. "Korban lansung dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegaldlimo. Namun saat perjalanan, korban meninggal dunia," tambahnya
Seragam batik hijau khas Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi yang dikenakan Almarhum memudhkan identifikasi ketika terkena musibah tersebut. Suami dari Herawati Mukminatin ini ketika terjadi kecelakaan tersebut fotonya segera tersebar di dunia maya, dan tidak berlangsung lama kabar musibah yang menimpa dirinya sudah menyebar dan diketahui identitasnya.
Kepala MAN 4 Banyuwangi Mujikan menyampaikan bahwa Almarhum adalah guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab. “MAN 4 Banyuwangi sangat kehilangan dengan sosok beliau, dimana selalu ada hikmah baru ketika para guru berbincang dengannya” ungkapnya.Mujikan berharap istri dan kedua anak yang ditinggalkannya diberi kesabaran.

Hasil Perolehan Pilkades Serentak Kabupaten Banyuwangi

Hasil Sementara Quick Count PILKADES Kabupaten Banyuwangi (9/10/19) Masa jabatan 2019/2025.
Desa Yang belum Terdaftar Monggo ditambahi ..luur..

Nama Desa  dan Kades Terpilih :

KECAMATAN PESANGGARAN
1. Sarongan (GUNOTO)

KECAMATAN BANGOREJO
2. Temurejo (FUAD MUSYADAD, S.IP)
3. Bangurejo (SUYADI).
4. Kebondalem (IKSAN, SH).
5. Sambimulyo (ANDIK SANTOSO).
6. Ringintelu (Budi Santoso).

KECAMATAN PURWOHARJO
7. Grajagan (SUPRIYONO, SH.).
8. Sumberasri (MOHAMAD YASIN, S. Pd.I).
9. Glagahagung (Hj. MIMIN BUDIATI).
10. Sidorejo (WINARTI).
11. Bulurejo (WIDARTO).
12. Keradenan (SUPRIYONO).
13. Karetan (BONARI).

KECAMATAN TEGALDLIMO
14. Purwoasri (SUTRISNO).
15. Kendalrejo (JAINI MUSTOFA).
16. Kedungasri (SUNARYO).
17. Kedungwungu (SURONO).
18. Tegaldlimo (HARIANTO, SE).
19. Wringinpitu (WASITO).
20. Purwoagung (SENEN).
21. Kalipait (SUPRIYONO).

KECAMATAN MUNCAR
22. Kedungrejo (AHMAD ZAIHO).
23. Tembokrejo (ALFEN EFENDI).
24. Blambangan (AGUS STYOBOEDI).
25. Tapanrejo (Drs. SULAIMAN).
26. Wringinputih (MOHAMAD NURHADI, S.H.I).
27. Tambakrejo (NANANG WIDAYAT)
28. Kumendung (Drs. H. HUSAINI).

KECAMATAN CLURING
29. Plampangrejo (YUDI WIYONO)
30. Tampo (DR. HASIM ASHARI, S.S, M.Si).
31. Sembulung (SUPRAYITNO).
32. Cluring (SUNARTO EKA SISWOYO, S.Pd).
33. Benculuk (MUHAMMAD MUDHOFIR, M.PdI.).
34. Sraten (Drs. H. A. RAHMAN MULYADI).
35. Tamanagung (Hj. MARIATUL QIBTIYAH, M.Pd).

KECAMATAN GAMBIRAN
36. Purwodadi (Drs. SUYANTO).
37. Yosomulyo (Drs. JOKO UTOMO PURNIAWAN).
38. Wringinrejo (MUADIM, S.H.).
39. Wringinagung (KONDANG SURYANINGRAT, S.Hut).

KECAMATAN SRONO
40. Bagorejo (SUTARJI).
41. Wonosobo (IMAM MUSLIM).
42. Sukonatar (ALI MASRONI, S.Pd).
43. Kebaman (ALIF BURHANUDDIN, S.Pd).
44. Parijatah wetan (Hj.ISTIQOMAH).
45. Parijatah kulon (MISMAN).
46. Rejoagung (SHON HAJI).
47. Sukomaju (EDY SUYANTO, S.Pd).

KECAMATAN GENTENG
48. Kembiritan (SUKAMTO).
49. Genteng wetan (H. MOH. SYUKRI).
50. Setail (Drs. SAIFUDIN, M.Pd.I).
51. Kaligondo (NUR HADI, SE).

KECAMATAN GLENMORE
52. Karangharjo (MISKAWI).
53. Tulungrejo (M. IKSAN).

KECAMATAN KALIBARU
54. Kalibaru Manis (H. ANDRIAN BAYU DONATA, S.H.).
55. Kalibaru wetan (MOHAMAD TAUFIK, SH).
56. Kajarharjo (HJ. TINEKE EKA WAYAN).
57. Kebunrejo (DEDIE SUHARTO).

KECAMATAN SINGOJURUH
58. Gambor (AHMAD SYAIHUL).
59. Benelan kidul (HABIB ALI MUSTAFA).
60. Lemabang kulon (Drs. SUBANDIYO).
61. Sungojuruh (SUHARTO).
62. Gumirih (MURA'I AHMAD, S.E.,S.H).
63. Padang (MOH. IN'AM LATIF).
64. Singolatren (APANDI).
65. Kemiri (PANTI UTOMO).

KECAMATAN ROGOJAMPI
66. Mangir (SHOLEH).
67. Gladag (AHMAD CHAIDIR SIDQI, S.Sos).
67. Lemabang dewo (EDY SUNARKO).
69. Gitik (HAMZAH).
70. Karangbendo (BUDIHARTO).
71. Rogojampi (Hj. SITI JAMILAH).
72. Pengatigan (MULYADI, S.E).
73. Kedaleman (SHOFWAN,S.Ag).

KECAMATAN KABAT
74. Bareng (SA'RONI).
75. Gombolirang (H. MOH. RIDWAN).
76. Benelan Lor (KHOIRUL ANAM).
77. Labanasem (MAIMUN ALI NASIH).
78. Pakistaji (CHOTIBUL UMAM, S.IP).
79. Pondok nongko (HAMDAN RAMAHURMUZI, S.T).
80. Dadapan (JAJULI).
81. Kabat (MUHAMMAD MISLANI).
82. Macan putih (MOHAMAD FARID).
83. Tambong (AGUS HERMAWAN,S.sos).
84. Pendarungan (ADI PURWANTO,S.Pd).

KECAMATAN GLAGAH
85. Rejosari (ASIS).
86. Kemiren (MOHAMAD ARIFIN).
87. Glagah (SLAMET PRIYO WIDODO).
88. Paspan (RIZAL PAHLEVI. H).
89. Tamansuruh (TEGUH EKO RAHADI, S.AB).
90. Kenjo ( AHMAD SOFYAN).
91. Olesari ( JOKO MUKHLIS).

KECAMATAN GIRI
92. Grogol (SAMSUL ARIFIN).

KECAMATAN WONGSOREJO
93. Bengkak (MUSTAIN).
94. Alas buluh (ABU SOLEH SAID).
95. Wongsorejo (ABDUL BAKAR).
96. Sumber kencono (KUSNAN).
97. Sidodadi (SIDIK WIBISONO).
98. Watukebo/wongsorejo(MAIMUN HARIYONO).
99. Alasrejo (ATMAWI YANTO).
100. Sidowangi (MUANSIN, S.Pd.I).
101. Bimorejo (MAKSUM).

KECAMATAN SONGGON
102. Songgon (SUWARNO).
103. Balak (Kurnia Cahya Samanhudi).
104. Parangharjo (PANJI WIDODO, SP).
105. Bedewang (MOH . ASMAWI).
106. Sumberbulu (SARENGAT M. SH).
107. Bangunsari (LULUT BUDI KURNIAWAN).

KECAMATAN SEMPU
108. Jambewangi (MASKUR, S.Ag).
109. Karangsari (BUDIYONO).
110. Temuguruh (ASMUNI,SP).
111. Gendoh (DIDIK DARMADI).
112. Temuasri (SUNARTI).

KECAMATAN KALIPURO
113. Ketapang (Slamet Utomo).
114. Telemung (MISDI).
115. Bulusari (MUKHLISH,MPdI).

KECAMATAN SILIRAGUNG
116. Seneporejo (MARKUS ADIANTO, A.Md, HUT).
117. Barurejo (AHMAD ZAENURI).

KECAMATAN TEGALSARI
118. Karangdoro (SUNARYO, SP).
119. Tegalrejo (TUMARI).

KECAMATAN LICIN
120. Banjar (SUNANDI).
121. Pakel (MULYADI).
122. Kluncing (SUMAWI).
123. Tamansari (RIZAL SAHPUTRA, SP).

KECAMATAN BLIMBINGSARI
124. Kaotan (MOH. NUR HAIRI).
125. watukebo (Hj. SRI BUNIK).
126. Gintangan (HARDIYONO).
127. Bomo (Ir. SUTIKNO).
128. Patoman (Drs.SUWITO).
129. Karangrejo (SUBANDRIYO).
130. Badean (NURSAMSI).

Keluarga Besar kemenag Tour de Pancur Alas Purwo


Keluarga besar Karyawan kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi mengadakan touring motor menuju Alas Purwo Saabtu, (5/10), dengan start Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka merajut kebersamaan antar karyawan tersebut tidak hanya diikuti oleh para Karyawan PNS, namun juga karyawan non PNS.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi H. Slamet menyambut baik kegiatan yang dialaksanakn karyawan tersebut. “Kegiatan tersebut untuk merajut kebersamaan antar karyawan” ungkapnya. Bukan hanya karwayan dilingkungan Kantor Kementerian Agama, namun juga dikuti oleh karyawan dari Kantor Urusan Agama, dimana dalam kegiatan dengan melintasi hutan belantara tersebut akan tercipta perasaan saling menghormati dan kerjasama, dimana ketika berada dialam bebas yang dilaksanakan dihari libur tersebut tanpa sekat antara pejabat dan staf, juga dengan pegawai non PNS.
Kebersamaan dan kekompakan Nampak erat ketika rombongan menuju Ngagelan, tempat persemaian semi alami penyu dimana beberapa motor terjebak dalam kubangan debu,dalam kondisin tersebut saling membantu untuk mengeluarkan motor yang terjebak jalanan dengan tanah berdebu dengan tebal sekitar 30 cm. “dengan kegiatan terlihat jelas kebersamaan kita” ungkap Ahmad Furqon, bendahara Pengeluaran yang ikut dalam touring tersebut.

Anda Puas Kami Lemas


Kami merasa lega,  pada ahirnya cair juga Tunjangan para Guru Swasta tersebut, meskipun tidak sesuai dengan target kami sebelumnya. Meskipun masih banyak yang kurang puas dengan tunjangan tersebut. Beberapa diantaranya menyadari bahwa apa yang didapatkan sudah sesuai dengan yang sebenarnya memang harus didapatkan, meskipun ada yang belum mendapatkan sesuai dengan yang seharusnya dia dapatkan. Usaha tidak akan menghianati hasil, meskipun hasil tersebut tidak dirasakan sekarang, atau hasil tersebut tidak berbentuk finansial.
 Mungkin benar motto dari rekan saya tentang layanan yang diberikan, “Anda Puas Kami lemas”. Kalau saya yang membuat motto tersebut bukan hanya lemas, namun seharusnya adalah “Anda puas kami kepleh”, hal ini muncul karena pemberkasan yang tak kunjung tuntas dengan berbagai alasan, dari mulai aplikasi yang maintenance karena disesuaikan dengan aturan, para guru yang telat dalam pemberkasan hingga data berkas pencairan dengan sistem baru yang harus kami ikuti. Nyaris tidak ada hari libur buiat kami agar pekerjaan tersebut segera tuntas.
Ribuan berkas yang harus saya pelototi satu persatu, beberapa berkas yang tidak sesuai harus dikembalikan untuk direvisi, ada juga yang mencoba kejelian dan ketelitian kami, dimana ada beberapa orang iseng yang memalsukan dokumen. Tangan saya yang “nruthus” pagi itu memilah satu persatu tumpukan berkas para pendidik tersebut, menemukan pemalsuan tanda tangan pejabat. Nekad juga orang ini, apakan orang yang memalsukan tersebut tidak berfikir bahwa berkas tersebut akan kami teliti ?? apa mereka berfikir bahwa lebih dari tiga ribu berkas tersebut akan ditumpuk begitu saja tanpa diteliti ??.

Meskipun seseorang dalam menanda tangani ribuan berkas tidak akan sama persis, namun guratan pena tersebut merupakan guratan yang khas dimana selalu ada perbedaan dari guratan tangan yang berbeda, kecuali bagi yang sudah terbiasa.

Hak Asuh Anak dan Wali Murid

Siang itu sebagaimana biasa, saya memesan segelas kopi dengan sedikit gula di warung B. Dian, kebetulan saya juga janjian dengan B. Ida, Kepala Sekolah yang sedang galau, problem siswanya karena perebutan hak asuh orang tua. B. Ida takut mengambil langkah, karena dia merasa tidak memahami aturan tentang hak asuh anak jika kedua orang tuanya bercerai. Terlebih B Guru cantik ini belum juga menikah, dan baru kali ini dia terbenturkan dengan kasus seperti ini.
Saya masih membaca koran tentang Guru yang dilaporkan polisi karena cukur paksa yang dilakukannya dari siswa yang dianggap melanggar aturan sekolah, sementara B Ida memesan segelas teh untuk menemani beberapa gorengan yang tersaji. Saya belum melihat senyum B. Ida siang itu, tak seperti sebelumnya dimana B guru cantik ini mengawali pertemuan dengan senyum khasnya. Berita tentang guru yang dilaporkan ke polisi karena cukur paksa menambah berat beban para guru untuk melangkah dan menegakkan disiplin para guru, dimana dulu merupakan hal yang biasa dimana bagi siswa gondrong akan diberikan peringatan segera mencukur dengan rapi, dan jika bandel keesokan harinya akan diberi hadiah dipotong sendiri oleh gurunya, dengan potongan seadanya.
Beberapa bulan yang lalu saya harus mengantarkan anak dari adik perempuan saya yang melarikan diri dari pesantren karena mendapatkan hukuman cukur gundul. Kami mengantar anak dari adik perempuan saya tersebut dan menyerahkan kepada Ustad untuk cukur gundul. Kami tidak minta dispensasi apapun atas hukuman tersebut, meskipun saya sudah akrab dengan pengasuh pesantren, meskipun adik perempuan saya juga salah satu Ustadzah di pesantren tersebut, karena jika saya meminta dispensasi dan dikabulkan, maka akan merusak tatanan dalam pesantren, juga berdampak kurang baik bagi perkembangan kemandirian anak.
Undang undang perlindungan anak sering menjerat para guru yang berusaha menegakkan disiplin bagi peserta didiknya, karenanya pemahaman terhadap undang undang ini sangat diperlukan pagi guru dan tenaga kependidikan, sehingga dalam menegakan didiplin bagi para siswanya. Guru tidak melanggar perundang undangan tentang perlindungan anak tersebut, termasuk hak asuh seorang anak, dimana dalam kasus seorang anak tidak dalam asuhan atau perwalian kedua orang tua, seorang guru harus lebih hati hati untuk menyerahkan tanggung jawab yang berkaaitan dengan administrasi kependidikan.
Saya memahami rasa galau yang dialami B. Ida, karena dia blas sama sekali belum pernah membaca tentang undang undang perlindungan anak, dia juga tidak berani memberikan rekomendasi pindah sekolah atas permintaan Ibu dari peserta didiknya dimana dulu ayah kandungnya yang memasukkan ke sekolahnya, dan sekarang Ibu Kandungnya yang menginginkan anaknya pindah sekolah, dengan alasan anak yang belum berumur 12 tahun adalah hak asuh ibunya, sebagaimana diatur dalam pasal 105 Kompilasi Hukum Islam (KHI).
B. Ida juga menyampaikan bahwa selain permohonan dari Ibu Kandungnya, sekolah yang mau dituju juga telah memberikan surat bahwa sekolahnya siap menerima siswa kelas enam tersebut, bahkan beberapa hari ini anak tersebut tekah masuk ke sekolah yang baru, dimana sekolah yang baru lebih dekat dengan rumah Ibunya.
Saya menjelaskan permasalahan hukum dari problem yang dihadapinya, seteguk kopi terasa lebih manis dari sebelumnya, mungkin beum teraduk dengsan sempurna, atau mungkin karena senyum B Ida ketika meneguk sedikit teh ditangannya. Mungkin dia merasa lega dengan jawaban saya, karena ibu dari siswa yang mau pindah tersebut pandai menyampaikan berbagai argumen dimana bisa menjebak secara hukum bahkan bisa berujung pidana jika tidak berhati hati mensikapinya.
Dalam hal kasus perceraian, untuk menentukan hak perwalian dari seorang siswa, dapat dilihat dari Bukti Formil yang dimilikinya, karenanya pemeriksaan dokumen ketika penerimaan peserta didik baru pada pendidikan dasar formal sangat penting agar tidak terjadi masalah hukum. Meskipun perundang undangan menyerahkan hak perwalian bagi anak usia dibawah 12 tahun kepada Ibunya dan keluarga Ibunya, namun pada kasus tertentu berdasarkan putusan pengadilan, bisa jadi hak perwalian tersebut jatuh ketangan ayah kandungnya, karenanya dalam kasus perebutan hak perwalian pada siswa jika tidak ada kesepakatan,  harus dibuktikan dengan legalitas formal yang dimiliki kedua orang tua, dimana legalitas tersebut disamping dapat dilihat dari Kartu Keluarga yang dimilikinya, juga pada sallinan putusan pengadilan ketika perceraian berlangsung.

Undang uindang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak sebagaimana juga telah dirubah dengan Undang undang Nomor 35 Tahun 2014 mengatur tentang perlindungan anak dimana dalam undang undang ini pada intinya seorang anak yang definisinya adalah yang berusia dibawah 18 tahun, harus dilindungi secara khusus, dimana tidak diperkenankan adanya kekerasan baik fisik maupun mental, baik oleh orang tuanya maupung lingkungannya. Dalam Undang undang ini juga diatur mengenai hak asuh seorang dimana dalam kondisi tertentu Hak asuh seorang anak bisa jadi dicabut dari kedua orang tuanya, atau diberikan kepada saya satu orang tuanya dengan putusan pengadilan. Karenanya kelengkapan administrasi pendidikan dalam penerimaan peserta didik sangat diperlukan baik peserta didik baru maupun pindahan, hal ini untuk menghindari konflik kepentingan ketika hak asuh anak ada pada salah satu kedua orang tua akibat dari perceraian..


Aku dan Anak Lelakiku

Kata orang Jawa, aku dan anak lelakiku dilahirkan dengan weton yang sama yakni Minggu Pahing,  aku sendiri tidak tahu darimana perhitungan neton berdasarkan hari pasaran ini dimana ada tujuh hari dan lima pasaran. Dimana weton Minggu adalah 5 sedangkan Pahing 9, jadi jika dijumlahkan ada 14. Aku tidak mengerti maksud hitungan tersebut, katanya semakin tinggi hitungan weton semakin baik, aku tidak mempercayai sepenuhnya dengan hitungan seperti ini, namun faktanya banyak orang yang mempercayainnya. Tidak salah jika beberapa orang dengan perkembangan tehnologi melakukan rekayasa agar dapat melahirkan anaknya pada hitungan hari yang menurutnya baik. Aku tidak tahu apakah melahirkan dengan rekayasa ini juga masih berpengaruh dengan hitungan weton dan hari baik tersebut.
Aku hanya menghamparkan doa agar anak pertamaku laki-laki, dan Alhamdulillah doaku dikabulkan ketika menjelang subuh anak lelakiku lahir, kulitnya putih, kata orang mirip denganku ketika waktu kecil. Lahirnyapun pada hari minggu dimana aku sedang libur sehingga aku dapat menungguinya detik detik dia untuk pertama kalinya menikmati udara dunia. Sudah saya siapkan nama untuknya sebelum dia dilahirkan, meskipun beberapa bulan sebelumnya pernah aku periksakan ketika masih dalam kandungan untuk mengetahui jebbis kelaminnya, namun aku masih mempersiapkan nama untuk laki laki dan perempuan untuk anak pertamaku. Karena aku tidak mau mendahului takdir. Aku tahu bahwa alat tehnologi sudah canggih, perkembangan pengetahuan terus berkembang. Kita dapat mengupayakan untuk mendapatkan anak laki laki maupun perempuan, dunia kedokteran bisa memprediksi anak dalam kandungan akan lahir laki laki ataukah perempuan. Namun aku harus mempersiapkan dan menerima segalanya, karenanya meskipun doa dan keinginanku adalah anak laki laki, hasil pemeriksaan juga laki laki, namun selain nama laki laki, aku juga mempersiapkan nama perempuan.
Aku menyadari bahwa karakter anakku tidak jauh berbeda denganku, karenanya aku memperlakukannya sebagaimana aku ingin diperlakukan. Ketika kecil seringkali ketika aku menanyakan sesuatu padanya, aku mmendapatkan jawaban yang tidak saya duga sebelumnya. Menurut bapakku, aku dulu juga seperti itu, ketika kecil pinter diplomasi ala jendral kancil. Aku tidak mau menjadikan dia sebagai edisi kedua dariku, aku membiarkan dia tumbuh dan berkembang sesuai dengan liminasinya, karena bagaimanapun miripnya aku dengannya, atau miripnya dia denganku, namun sidik jarinya tetaplah berbeda, dan Tuhan memang membuat sidik jari yang berbeda dari milyaran manusia yang hidup di Bumi.
Anakkku tidak menonjol saat sekolah, kecuali dia dianggap jajaran laki laki ganteng di sekolahnya, sama dengan bapaknya. Kemampuan akademik tidaklah menonjol meskipun tidak terlalu rendah. Ketika anakku duduk di bangku MTs, aku selalu duduk paling belakang ketika rapat wali murid untuk penerimaan raport. Dan memang biasanya aku dipanggil paling akhir atau mendekati akhir dalam penerimaan raport tersebut, karena penerimaan raport berdasarkan peringkat dalam kelas. Dan beberapa kali aku harus pulang paling akhir ketika penerimaan raport tersebut. Aku hanya tersenyum ketika wali kelas atau pembimbing akademik menitipkan salam agar aku menasehati anakku agar belajar lebih giat lagi. Biasanya aku hanya tersenyum tanpa berkomentar, karena menurutku sekolah bukan hanya untuk mendapatkan deretan nilai nilai bagus, namun sekolah untuk mengembangan diri. Aku tidak melarang anakku aktif di kegiatan Intra mauoun ekstra sekolah, karena hal tersebut meskipun mengakibatkan nilai akademiknya turun, namun ada pengalaman lain yang akan berpengaruh pada kehidupan selanjutnya.
Anakku remaja ketika aku sudah dewasa, dan ketika aku remaja, anakku belum ada. Karenanya kami adalah generasi yang berbeda, meskipun sama gantengnya, kalaupun anakku lebih ganteng dariku, juga harus disadari bahwa gizi anak sekarang lebih baik dari generasi sebelumnya dimana dulu sebuah telur dadar harus dibagi lima agar cukup untuk satu keluarga. Begitulah nasib kita dimana dulu kita tidak dapat makan enak karena kondisi orang tua yang masih kekurangan, dan ketika kita sudah berumah tangga, kita harus berhemat agar dapat memberikan gizi yang cukup untuk anak anak nan nantinya ketika anak anak kita sudah dapat hidup mandiri, ketika kita bisa membeli makanan enak, mungkin kesehatan kita yang menghalangi kita untuk makan enak.
Aku memberikan kebebasan anakku untuk memeilih tempat menuntuk ilmu selepas MTs, karena itulah janjiku dulu, memberikan kebebasan kepadanya untuk menentukan pilihaan SLTA maupun perguruan tinggi. Karenanya aku mengiyakan saja ketika anakku ingin ke SMAN tertua di Kabupaten Banyuwangi. Aku berharap mungkin dengan sekolah pada pilihannya sendiri, dia akan lebih giat belajar, namun begitulah yang terjadi, suatu hari anakku bercerita bahwa dia dan teamnya menang dalam pertandingan tingkat Kabupaten, aku tersenyum padanya, mungkin seumur hidup baru kali ini aku mendengar kabar bahagia tersebut, dalam hati aku bertanya pertandingan akademik apa yang dimenangkan anak lelakiku tersebut. Dan aku masih tetap bangga ketika anakku menyampaikan bahwa pertandingan yang diikutinya adalah pertandingan Game Online, atau mungkin yang sekarang disebut e-Spot.
Mengenai peringkat akademik, masih tetap seperti pada jenjang sebelumnya, mendekati peringkat akhir, syukur bukan peringkat terakhir seperti pada jenjang sebelumnya. Aku juga tidak marah, tidak juga menasehati anak lelakiku untuk meninggalkan kebiasaannya main game, aku hanya nerpesan padanya bagaimana caranya dia bisa diterima di PTN. Bagiku masa anak anak atau remaja adalah dunia permainan, karenanya jika kita menjauhkan anak anak dari permainan, mana kita menjauhkan dia dari dunianya.
Masih kuingat ketika dia minta izin untuk pindah dari Fakultas Syariah UIN malang dengan alasan dia tidak bisa membaca kitab kuning, aku mengizinkannya karena sekarang aku juga nggak bisa membaca kitab tanpa harokat tersebut. Dia masuk UIN Malang juga bukan sepenuhnya kehendaknya, ketika itu dia diterima di Fakultas Tahnik Sipil sebuah PTN dan juga diterima di UIN Malang, dan ketika anak lelakiku menyerahkan pilihannya padaku untuk memilihkannya, aku memilihnya untuk belajar di UIN Malang, meskipun aku tahu bahwa dia akan berat kuliah disana, maklumlah dia dari SMA. Aku tahu betapa sulitnya bagi lulusan SMA jurusan IPA untuk belajar Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits maupun membaca kitab kuning. Saat itu aku tidak memberitahukannya bahwa di Fakultas Syariah nantinya seperti itu, karena aku yang mendaftarkannya di UIN, anakku baru aku beritahu sehari sebelum tes.

Aku menangis ketika bersimpuh Di Raudloh Masjid Nabawi, anakku Pantukir di IPDN, dia berangkat sehari setelah aku berangkat Tugas di Saudi Arabia memandu jamaah haji, aku hanya bersimbah doa untuk anak lelakiku yang berjuang meraih cita citanya, dia hanya ingin lebih baik dari ayahnya, meskipun terbukti dia lebih ganteng dari ayahnya. Aku tidak sanggup membayangkan jika dia harus gagal dari pantukir sedangkan ayahnya tidak berada dirumah, bagaimana kecewanya dia jika harus gagal, sementara dua PTN yang ditinggalkannya belum tentu mau menerimanya kembali. Aku sangat bahagia ketika berada di Kota makkah, aku melihat pengumuman bahwa anakku yang selama ini berada di peringkat di sekolahnya, dapat diterima sebagai praja IPDN.(Jumat, 20-09-2019)

Meninggalnya seorang Sahabat


Yeni Siswanti, Dia selalu tersenyum manis pada semua orang, wajahnya yang cantik menambah senyumnya semakin manis.Usianya sepuluh tahun lebih muda dariku. Meskipun hanya beberapa kali saya bertemu dengannya, namun seakan kami sahabat lama, terlebih ketika dia masih menjabat sebagai bendahara, beberapa kali dia konsultasi online. Dia kerja pantang menyerah. Pernah suatu malam saya  harus memverifikasi hasil pekerjaanya. Mungkin dia sekalian sholat malam ketika kirim data online tersebut. Seperti biasanya, aplikasi lebih mudah diakses pada malam hari, ketika banyak orang yang tidak menggunakan akses tersebut pada jam kerja. Beberapa guru yang biasa sholat malam, memanfaatkan moment malam hari untuk mengerjakan berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan aplikasi.

Pagi ini Kamis, 19 September 2019 kabar duka ibu saya terima tepat ketika mata ini baru saja terbuka setelah terlelap menikmati malam, saya menerima  berita WA bahwa sahabat saya kelahiran 21 Pebruari 1983, meninggal dunia. Memang beberapa hari ini perempuan cantik yang baru mengkhitankan anaknya ini dirawat dirumah sakit. Siapapun yang mendengar bahwa dia beberapa kali perempuan dengan dua anak ini harus keluar masuk rumah sakit tidak akan percaya bahwa permpuan cantik ini menderita penyakit berat. Canda dan tawanya mampu menyembunyikan derita yang dialaminya. Dia selalu memberikan semangat kepada teman temannya.
Semangat kepemimpinan menurun dari darah Bapaknya yang seorang Kepala Desa, beberapa kegiatan diluar Madrasah diikuti tanpa harus meninggalkan tugas utama sebagai seorang Ibu Rumah Tangga, sebagai seorang pendidik yang mempunyai dedikasi tinggi. Kepergiannya meninggalkan duka bagi para sahabatnya. Baik di fatayat, maupun di PKK, apalagi sesame insan pendidik dan tenaga kependidikan serta peserta didiknya, terlebih kedua anaknya, Alya Tazkia Salsabila dan Ahmad Rafi Haidar.

Pertama kali saya bertemu dengan Bendahara MTs swasta dengan siswa terbanyak se Kabupaten Banyuwangi ini ketika monitoring penggunaan dana BOS, guru swasta ini pekerjaannya terlihat rapi, sesuai dengan orangnya yang menyenangkan ketika dipandang, tulisannya nyaris sempurna, sangat tidak mudah menemukan kesalahannya. Dia selalu memulai dengan senyum ketika menjelaskan apa yang kami Tanya. Padahal tidak mudah mengelola dan mempertanggung jawabkan dana yang begitu besar, namun perempuan tangguh ini mampu melaksanakannya.

Penyakit yang dideritanya mengakibatkan dia harus berhenti dari pengelola dana BOS, hal ini mengakibatkan kalang kabut sahabat sahabatnya, seorang teman setianya, Anis Setiyorini mengabarkan hal tersebut, dian menyesalkan mengapa dia tidak belajar mengelola dana keuangangan ketika B Yeni masih sehat, karena tidak menyangka semuanya bahwa peremouan energik tersebut akan mendapatkan penyakit yang mengakibatkan B Yeni tidak boleh berfikir yang menguras tenaga. begitulah ketentuannya, kita tidak akan tahu dengan pasti apa yang akan terjadi kemudian.

Beberapa bulan yang lalu saya masih bertemu dengannya ketika pelaksanaan Aksioma atau Porseni tingkat MTs Kabupaten Banyuwangi. Guru cantik ini memberikan semangat kepada peserta didiknya yang sedang bertanding menjadi yang terbaik dalam bidangnya. Suaranya yang renyah mudah dikenali dan memberikan inspirasi tersendiri. Tak terlihat bahwa dibalik keceriaannya tersebut dia menyembunyikan penyakit yang tidak mudah untuk mengobatinya. Keceriaanya mampu menebarkan aura positif kepada siapa saja yang bertatap muka dengannya, hubungannya dengan peserta didik nyaris tanpa batas, dia begitu dekat dengan para siswa ini, seperti seorang ibu dengan anak kandungnya.

Tidak sengaja saya bertemu dengan rombongan B Yeni beserta semua guru dan peserta didik seusai Porseni ketika saya menikmati panorama di Pantai BOOM, anak anak yang mengikuti Porseni diajak serta menikmati destinasi wisata wilayah Kecamatan Banyuwangi ini. Anak anak begitu menikmati pemandangan alam pantai dengan hamparan pasir yang dapat digunakan lapangan sepak bola tersebut, Jeprat jepret B Yeni dengan telaten mengabadikan tingkah jenaka anak didiknya. Para b guru juga nggak kalah bertarung selfie pada patung garuda yang terdapat ditepi pantai tersebut, terlebih Anis Setyorini, perempuan cantik semampai ini seperti bidadari terbang ketika berpose pada sayap garuda, gayanya benar benar seperti bidadari bersayap yang siap terbang kepelaminan.

Pantai Boom Dan Pulau Bidadari

Dermaga kecil itu terlihat elok, belum ada kapal yang berlabuh. Perempuan cantik menemanimu berlama lama menikmati surga kecil dari sebuah Pulau yang tak lagi terpisah dengan Pulau Jawa. Jembatan mirip kepompong yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau yang saya tidak tahu namanya tersebut dibuat bukan lagi diatas selat. Ranum perawan semerbak ketika menyusuri jalan kecil yang mengitari tubuh pulau yang tergolek gemulai. Cadik nelayan berjajar menunggu malam untuk menjemput rizki. Pagi itu kunikmati bermandikan cahaya surya pagi meski tanpa sabun. Senyum bidadari disampingku telah cukup membelah sunyi dengan cerita masa lalu.

Saya tidak tahu, pulau apa namanya, beberapa hali yang lalu saya hanya bisa menatap dari seberang, tidak ada perahu yang membawaku kesana, jembatanpun masih tertutup untuk umum, truk material dan pekerja proyek yang lalu lalang yang berpeluh menata surga kecil diseberang. Beberapa kali saya kesini, namun belum ada kesempatan menikmati Indahnya Pulau Bidadari ini meski terlihat kering menahan gejolak kemarau, bunga bunga tropis masih memancarkan pesona wangi, rumput liar masih terlihat ranum, mengingatkanku pada masa kecil dimana harus menggembalakan kerbau selepas sekolah.

Sisi kanan pulau disiapkan pentas kecil dimana pertunjukan dapat dinikmati dengan anggun, berbeda dengan hamparan pasir diseberang dimana dapat dilaksanakan drama kolosal dengan lebih dari seribu gandrung, di Pulau Kecil ini sepertinya hanya untuk tidak lebih dari seribu orang penonton. Meskipun juga dapat dinikmati dari seberang dimana pentas ini tepat dibibir pulau sehingga semilir sepoi laut dengan bebas dinikmati. Perahu pedagang dari pulau pulau kecil Sekitar pulau Sulawesi berlabuh di Pulau utama untuk menurunkan dagangannya, dua hari dua malam perjalanan laut tidak membuat mereka mabuk perjalanan, bagi mereka perahu perahu itu telah menjadi tempat tinggalnya.

Saya bertanya pada seorang pekerja yang kebetulan melintas tentang nama Pulau ini, namun mereka juga tidak tahu nama dari pulau tersebut. Ya sudahlah apa arti sebuah nama, meskipun penasaran itu akan saya bawa pulang dan akan terobati ketika suatu saat nanti saya sudah menemukan informasi nama pulau ini. Biarlah saya menyebutnya dengan Pulau Bidadari, sebagaimana pagi ini saya ditemani perempuan cantik menyusuri lekuk tubuh pulau tanpa lelah. 

Gedung dengan bangunan segitiga kokoh menghadap laut, sepertinya sebuah gedung pertemuan, disampingnya ada bangunan kecil yang juga berbentuk segitiga hanya berisi beberapa kursi saja. Saya tidak tahu mengapa bangunan ini berbentuk segitiga. Mungkin ketika hujan air dengan mudah mengalir, atau ada filosofi lain yang saya tidak tahu dengan makna dari segitiga tersebut, mungkin segitiga dianggap paling aman sebbagaimana saya juga menggunakannya.
Konon jembatan ponton bukan untuk cadik nelayan, namun untuk scocy dengan kecepatan tinggi yang dengan cepat menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Dermaga kecil itu terlihat Indah dengan beberapa ponton dan jalan mengapung diatas air jernih dimana beberapa ikan dengan bebas beraktifitas. Meskipun panas mulai menyengat, perempuan cantik yang menamaniku pagi itu tetap semangat mengantarku menyusuri beberapa sudut pulau yang sudah tidak terlihat liar. Beberapa bangunan baru berdiri ditengah pulau yang sepertinya beberapa saat lagi dapat dengan resmi dikunjungi. Saya tidak tahu apakah rumput rumput liar ini akan masih dapat tumbuh bebas ketika banyak tangan yang membelainya.
 

Akhirnya saya harus rela meninggalkan pulau bidadari ini, biarkan waktu yang akan menjawabnya, apakah pulau ini masih tetap dinamakan Pulau, ataukah sudah dianggap menjadi satu dengan Pulau Jawa dengan Jembatan mirip kepompiong yang menghubungkannya, entahlah. Mungkin beberapa bulan lagi saya harus ke  Pulau ini untuk memastikannya. (Pantai Boom, Minggu 15 September 2019)
 
 
 

 
Copyright © 2013. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Template Modify by Blogger Tutorial
Proudly powered by Blogger