Langsung ke konten utama

Kepala Kemenag Banyuwangi Hadiri Pentas Seni Api Unggun pada Hari Kedua Kemah Moderasi Beragama II

 Banyuwangi (Warta Blambangan) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Choironi Hidayat, bersama istri menghadiri Pentas Seni (Pensi) Api Unggun pada hari kedua Kemah Moderasi Beragama (Morama) II yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Jeongmara, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (12/10/2024). Acara yang menjadi salah satu puncak kegiatan kemah ini diikuti dengan antusias oleh peserta Pramuka dari berbagai agama, menunjukkan keberagaman dan semangat moderasi beragama.



Dalam kesempatan tersebut, Kepala Kemenag Kab. Banyuwangi menyampaikan apresiasi atas kekompakan dan semangat kebersamaan yang ditunjukkan oleh seluruh peserta. "Pentas seni malam ini menjadi simbol harmonisasi keberagaman di tengah kita. Semoga moderasi beragama terus tumbuh dalam setiap jiwa generasi muda kita," ungkap Choironi.


Pentas seni ini menampilkan berbagai pertunjukan dari peserta Pramuka dengan latar belakang agama yang berbeda. Berbagai seni tari, nyanyian, dan penampilan kreatif lainnya menambah semarak suasana api unggun malam itu.



Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Kasi Pendma) Kemenag Banyuwangi serta Moh. Hakim Said dari Rumah Kebangsaan Banyuwangi, yang juga turut memberikan dukungan terhadap upaya penguatan moderasi beragama melalui kegiatan kepramukaan.


Acara api unggun dan pentas seni di hari kedua kemah Morama II ini diharapkan mampu menjadi momen yang menginspirasi generasi muda dalam mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan dan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari.


Morama II ini sendiri berlangsung selama tiga hari dan diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang agama dan budaya, menekankan pentingnya kerukunan dan persatuan di tengah perbedaan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...