Langsung ke konten utama

Direktur Penerangan Agama Islam Menyapa Penyuluh di Kemah Moderasi Beragama Morama II

Banyuwangi, (Warta Blambangan) Dr. Ahmad Zayadi, Direktur Penerangan Agama Islam Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, di hari kedua, menyapa penyuluh agama dalam rangkaian kegiatan Kemah Moderasi Beragama (Morama II) yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Jeongmara, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. Acara tersebut berlangsung pada hari kedua kegiatan kemah, Sabtu (12/10/2024) dan Dr. Ahmad Zayadi hadir didampingi oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Dr. Santoso, serta Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam, Dr. Moh. Amak Burhanuddin.



Dalam kesempatan tersebut, Dr. Ahmad Zayadi menekankan pentingnya peran penyuluh agama dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama di tengah masyarakat. "Moderasi beragama adalah fondasi penting untuk menjaga kerukunan dan kedamaian dalam kehidupan beragama di Indonesia. Penyuluh agama diharapkan menjadi garda terdepan dalam mengajak masyarakat untuk hidup dalam kebersamaan dan saling menghargai," ujarnya.


Setelah sesi penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan dialog interaktif yang melibatkan berbagai peserta kemah. Dalam sesi tanya jawab tersebut, seorang anggota Pramuka penggalang dan dua anggota Pramuka yang masuk 40 nominator Inisiator Muda Moderasi Beragama turut memberikan pertanyaan kepada Dr. Ahmad Zayadi dan tim.


Kemah Moderasi Beragama Morama II diikuti oleh lebih dari 1500 peserta yang terdiri dari pengawas madrasah, pengawas pendidikan agama, ASN Kementerian Agama, kepala KUA kecamatan, penyuluh agama, serta Pramuka dari berbagai agama. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama dan memperkuat sinergi antar peserta dalam menjaga keharmonisan beragama di Indonesia.


Kegiatan Kemah Moderasi Beragama yang berlangsung hingga 13 Oktober 2024 diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam menciptakan generasi muda yang moderat, toleran, dan mampu hidup dalam keberagaman sejak dini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...