Langsung ke konten utama

Karang Pamitran di Perkemahan MORAMA II: Pemantapan Kepramukaan bagi Pendamping Peserta


Banyuwangi, (Warta Blambangan) Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Perkemahan Moderasi Beragama (MORAMA II), dilaksanakan Karang Pamitran yang diikuti oleh peserta dewasa yang merupakan pendamping peserta perkemahan. Kegiatan ini digelar di Bumi Perkemahan Jeongmara, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, dari tanggal 11 hingga 13 Oktober 2024.



Karang Pamitran ini menghadirkan pemateri dari Pusdiklatcab Pramuka Banyuwangi, di antaranya Kusno Abiwibowo, Abd Rahman, St. Muanifah (Kak Hanief), Syafaat, dan beberapa pelatih lainnya. Selama tiga hari penuh, para peserta mendapatkan pelatihan intensif mengenai berbagai materi kepramukaan, dengan total durasi pelatihan mencapai 35 jam.


Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan para pendamping dalam mendampingi peserta muda, serta membekali mereka dengan pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar kepramukaan yang sejalan dengan semangat moderasi beragama. Materi yang disampaikan mencakup pembinaan mental, penguatan karakter, dan pengembangan kepemimpinan dalam kepramukaan.


Kak Kusno Abiwibowo, salah satu pemateri, menyatakan bahwa Karang Pamitran ini sangat penting dalam membentuk pendamping yang tangguh dan kompeten. "Melalui pelatihan ini, kami berharap para pendamping mampu menjadi teladan yang baik bagi peserta muda, tidak hanya dalam hal teknis kepramukaan tetapi juga dalam menanamkan nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi," ujar Kak Kusno.


Selain itu, St. Muanifah atau yang akrab disapa Kak Hanief, menyampaikan bahwa materi yang disampaikan selama Karang Pamitran disusun untuk mencakup aspek praktis dan teoritis kepramukaan. "Kegiatan ini menjadi kesempatan bagi para pendamping untuk memperdalam wawasan mereka, sehingga siap membimbing generasi muda dengan bijak," katanya.


Dengan dilaksanakannya Karang Pamitran ini, diharapkan para pendamping peserta perkemahan dapat menjalankan peran mereka dengan lebih baik, tidak hanya dalam kegiatan MORAMA II, tetapi juga dalam kegiatan kepramukaan lainnya di masa depan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...