Langsung ke konten utama

RUMAH KEBANGSAAN DUKUNG GESID DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS INDONESIA

 



Pada hari Selasa sore yang cerah pukul 15.00 WIB, markas Rumah Kebangsaan menjadi saksi ketika Harun, Ketua Generasi Emas Indonesia (GESID), menghadirkan visi dan misi organisasinya di hadapan sejumlah pakar pengamat politik, sosial, berbagai suku, LSM, dan media pada tanggal 2 Oktober 2023.

 

GESID, sebuah organisasi kepemudaan yang berkomitmen untuk mendukung pembangunan desa yang adaptif terhadap teknologi dan mencetak generasi muda desa yang tangguh dan berdaya.

 

Misi GESID sangat jelas, yang mencakup:

1. Pengembangan sumber daya lokal untuk memajukan ekonomi desa.

2. Mewujudkan konsep desa cerdas berbasis digital.

3. Mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis digital.

4. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) di desa.

5. Memajukan pemuda dan pemudi desa menuju kemandirian.

 

GESID memiliki visi yang memukau,  yaitu  "Pemuda Maju, Desa Mandiri & Generasi Emas Indonesia."

 

Namun, program GESID tak lepas dari 18 tujuan pembangunan berkelanjutan Desa (SDGs Desa). Mereka merangkul konsep ini dan mengembangkannya dalam rencana kerja mereka.

 

Menurut Andre Waluyo, seorang pakar IT dan founder Aplikasi Gata (Keluarga Tangguh), aplikasi ini telah membantu berbagai komunitas UMKM di Desa. Pengembangan desa yang mandiri memerlukan pembinaan yang berkelanjutan. Andre telah menyusun kurikulum dan metode pelatihan dengan empat pilar utama, yaitu Kewirausahaan, Keterampilan Menejemen Bisnis, Kemampuan Pemasaran & Penjualan, dan Mengelola Alat Bisnis Digital. Metode ini bertujuan agar kelompok usaha yang dibina dapat mengikuti roadmap yang ada dan berhasil dalam mengelola usahanya. GESID mungkin dapat memanfaatkan metode ini untuk mencapai visi dan misinya.

 

Andi Purnama, seorang pengamat kebijakan publik dan pembangunan yang pernah menjadi staf ahli komisi DPRD Kabupaten Banyuwangi, berbicara tentang tantangan UMKM di Desa. Salah satu kelemahannya adalah kurangnya pemetaan dan roadmap yang jelas dalam proses pembentukan dan pengelolaan kelompok usaha. Mereka seringkali hanya membentuk kelompok usaha tanpa memperhitungkan tata kelola yang baik dan benar serta strategi yang tepat untuk pertumbuhan jangka panjang.

 

Hakim Said, pendiri Rumah Kebangsaan, menambahkan, "Kami, sebagai pelaku pembinaan pemuda dan kelompok masyarakat, telah bekerja sama dengan berbagai sektor pendukung, termasuk BLK (Balai Latihan Kerja) di Kabupaten Banyuwangi dan melibatkan penyuluh sekolah dan pondok pesantren yang ada. Namun, kami menyadari bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan. Oleh karena itu, Rumah Kebangsaan siap mendukung GESID sebagai bagian dari solusi untuk menciptakan pemuda yang maju dan desa yang mandiri. Kami berharap pertemuan ini akan meningkatkan kesadaran tentang peran GESID dalam membantu pemuda maju, desa mandiri, dan menciptakan generasi Emas Indonesia."

 

Pesan utama dari pertemuan ini adalah pentingnya sinergi dan dukungan dari berbagai pihak untuk membantu GESID mencapai tujuannya. GESID tidak dapat berjalan sendiri, mereka memerlukan kolaborasi dari eksekutif, legislatif, organisasi masyarakat, dan semua pihak yang peduli terhadap kemajuan bangsa ini. (ARW/AGK)





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...