Banyuwangi (Warta Blambangan) Gedung Juang 45 kembali berdenyut oleh warna, bunyi, dan kata. Pada hari keempat pameran lukisan Lereme Roso, Kamis (25/12/2025), ruang sejarah itu diisi pagelaran musik dan puisi yang menyatukan perupa, penyair, dan pemusik dalam satu tarikan rasa. Sejak pagi hingga malam, pengunjung terus berdatangan, seolah enggan melewatkan percakapan sunyi antara kanvas dan suara.
Pada malam hari, panggung sastra-musik menghadirkan sejumlah tokoh, antara lain Elvin Hendrata, KRT Ilham Triadi, dan Aekanu Hariyono. Suasana memuncak ketika N. Kojin, ketua pelaksana kegiatan, membawakan puisi monolog berjudul Musyawarah Burung. Dengan iringan musik Taufik WR Hidayat dari Lesbumi dan Yons DD—penyanyi sekaligus pencipta lagu Osing—penonton terhenyak, larut dalam dialog simbolik yang bergerak antara bunyi dan makna.b
Sejumlah penyair turut membacakan karya mereka, di antaranya SAW Notodihardjo dari Muncar dan Syafaat dari Lentera Sastra Banyuwangi yang membacakan puisi religi yang ditulis ketika di Makkah dengan diiringi musik yang dimainkan Taufik WR Hidayat dari Lesbumi dan Yon DD. Pramoe Soekarno juga tampil membacakan puisi dari antologi Yo Mung karya Samsudin Adlawi, mempertegas jembatan antara teks dan tafsir yang hidup di hadapan publik.
Pameran Lereme Roso menjadi ruang kolaborasi para penyair dan perupa—tempat lukisan, puisi, dan musik saling menyapa—dan akan berlangsung hingga 28 Desember 2025. Di Gedung Juang 45, seni tidak sekadar dipamerkan, tetapi dirayakan sebagai peristiwa bersama.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar