“Negeri Lumbung dan Negeri Sarang”
Oleh : Dardiri
Negeriku adalah lumbung bahasa,
Di mana,
Induk suara menetaskan ujaran dengan gaya berbeda lagi kaya,
Di sepanjang laut dan daratan yang membentang di permukaannya,
Negeriku adalah lumbung pangan,
Di sana,
Tak diketemukan istilah kelaparan dan kurang makan,
Gizi dengan mudah dicari,
Aneka buah, sayur, biji, dan ragam tumbuhan pun dengan mudah ditemukan,
Negeriku adalah lumbung air,
Di sana,
Dari hulu ke hilir,
Tiada henti mengalir,
Tidak pernah ada berita kehausan berkepanjangan
Karena mata air melimpah ruah tak berkesudahan,
Negeriku adalah lumbung seni,
Di sana,
Corak dan warna menjadi mozaik, ornamen, dan relief alami,
Yang sulit ditemukan padanannya di negeri lain yang tak dikenali,,
Negeriku adalah lumbung budaya,
Di sana,
Induk peradaban melahirkan ragam adat, harkat, martabat, dan hikmat,
Yang tiada tara dan penuh berkat,
Negeriku adalah lumbung sejarah,
Di sana,
Ragam peristiwa menjadi madah dan mata air hidayah,
Yang penuh dengan epos dan romantika bersyahadah,
Negeriku adalah lumbung kebhinekaan,
Di sana,
Perbedaan dan keberagaman menjadi mutu manikam paling berharga,
Di dalam rumah besar Pancasila,
Negeriku adalah lumbung tambang,
Di dalamnya,
Bersemayam aneka logam mulia dan berharga,
Gas dan minyak memancar seolah tiada habisnya,
Hasil bumi menimbun seperti tiada henti,
Negeriku adalah lumbung agama,
Di sana,
Perbedaan keyakinan menjadi begitu indahnya,
Menyatu dalam kearifan kepribadian masyarakatnya,
Negeriku adalah lumbung kerukunan
Di kesehariannya,
Ketidaksepahaman menjadi kekuatan,
Karena penduduknya mengikat diri dalam ketersalingan,
Negeriku kaya raya,
Negeriku subur makmur,
Negeriku penuh warisan adiluhung,
Negeriku gemah ripah,
Negeriku tata tentrem adem ayem,
Negeriku edi peni loh jinawi,
Negeriku aman dan damai,
Bagaimana dengan negerimu?,
Kudengar,
Negerimu adalah sarang penyamun,
Yang mencuri dengan pelan dan santun,
Negerimu adalah sarang perampok,
Yang tega meminta sesama dengan terang-terangan dan main bacok,
Negerimu adalah sarang pendusta,
Yang bahkan sumpahnya sendiri dilupakan begitu saja,
Negerimu adalah sarang pembual,
Yang menjual janji dan harapan serba abal,
Negerimu adalah sarang pembohong,
Yang menjajakan tipu daya dan omong kosong,
Negerimu adalah sarang koruptor,
Yang betingkah manis dan bengis lalu pura-pura memakai celana kolor,
Negerimu adalah sarang serdadu,
Yang bertindak banci lalu sembunyi di balik rompi anti peluru,
Negerimu adalah sarang perdagangan kelabu,
Yang gemar main slintat-slintut di dalam saku,
Negerimu adalah sarang begundal,
Yang berwajah alim tetapi diam-diam mengumbar hasrat nakal dan binal,
Negerimu adalah sarang pemecah belah,
Yang suka cing cong persatuan tetapi diam-diam menyelipkan resah dan amarah,
Negerimu adalah sarang narkotika,
Yang seringkali pengedarnya ditangkap lalu dibebaskan lagi dengan “cuma-cuma”,
Negerimu adalah sarang artis-artis manja dan penuh pesona,
Yang kemudian sering kedapatan bermain kuda lumping secara rahasia,
Negerimu adalah sarang kalong dan kelelawar,
Yang gemar masuk keluar pekarangan tanpa izin pemiliknya karena lapar,
Negerimu adalah sarang harimau dan singa,
Yang doyan mencakar dan memangsa sesama,
Negerimu adalah sarang ular berkepala dua,
Yang melata dan menjulurkan lidah berbisa,
Negerimu adalah sarang hantu,
Yang berkeliaran kesana kemari tak kenal waktu,
Negerimu adalah sarang siluman,
Yang gemar sulapan dan bermain di bawah tangan,
Negerimu adalah sarang pelupa,
Yang bahkan tidak ingat lagi warna bendera negaranya,
Negerimu adalah sarang penipu,
Yang sering memperdaya Tuhan seolah Dia tidak tahu,
Negerimu adalah sarang topeng,
Yang setelah ceramah tentang pentingnya ini dan itu lalu dipakai nari “Kethek Ogleng”,
Negerimu adalah sarang tukang tenung dan japa mantra,
Yang gemar menyihir dan memantra siapa saja hingga lupa siapa dirinya,
Negerimu adalah sarang nista,
Negerimu adalah sarang durjana,
Negerimu adalah sarang porak poranda,
Negerimu adalah sarang kecarut marutan,
Negerimu adalah sarang ketidakberaturan,
Konyol dan dungu,
Aku tertawa sendiri,
Geli,
Karena,
Ternyata,
Dengan bangganya,
Aku-pun telah berpuluh tahun berdiam di negerimu,
Negeri lumbung dan sarang segala-galanya,-
(K G P H : 10 Februari 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar