Pages

Home » » Pesan Moral Pelantikan Kepemimpinan Muslimat NU

Pesan Moral Pelantikan Kepemimpinan Muslimat NU

Pesan Moral Pelantikan Kepemimpinan Muslimat NU

Emi Hidayati : Wakil Ketua PC Muslimat NU Banyuwangi

Pelantikan kepemimpinan Muslimat NU bukan sekadar peristiwa seremonial, melainkan momentum spiritual dan sosial untuk memperbarui niat, arah, dan tanggung jawab kolektif dalam membangun peradaban berbasis kasih sayang (rahmah). Dalam bingkai maqāṣid al-syarī‘ah — menjaga agama (hifz ad-dīn), jiwa (hifz an-nafs), akal (hifz al-‘aql), keturunan (hifz an-nasl), dan harta (hifz al-māl) — Muslimat NU memiliki peran mulia untuk menegakkan nilai-nilai kemaslahatan yang berpihak pada kaum lemah, memuliakan perempuan, dan memperkuat keadaban sosial umat.

Sebagaimana pelajaran dalam Surah An-Nisā’ ayat 114:

"Lā khaira fī katsīrin min najwāhum illā man amara biṣ-ṣadaqatin aw ma‘rūfin aw iṣlāḥin baina an-nās."

"Tidak ada kebaikan sama sekali bagimu dalam berorganisasi, rapat-rapat, diskusi-diskusi, seminar-seminar, bahkan dalam bernegarapun tidak ada artinya kecuali mempunyai agenda besar. Pertama ,peduli terhadap fakir miskin dan sesama melalui amal sosial dan sedekah, kedua, menebarkan amal kebajikan dan kebaikan publik (al-ma‘rūf), dan ketiga membangun rekonsiliasi serta kedamaian sosial (iṣlāḥ baina an-nās)”. Inilah tiga agenda penting yang harus menjadi napas dan orientasi Muslimat NU dalam menjalankan amanah kepemimpinan. 


Kepemimpinan Muslimat NU yang baru dilantik perlu meneguhkan paradigma pembangunan berbasis kerelawanan dan spiritualitas sosial — sebuah paradigma yang menolak keserakahan material dan menggantinya dengan semangat kesederhanaan, gotong royong, dan cinta kasih. Dalam konteks maqāṣid al-syarī‘ah, kerja sosial Muslimat bukan semata amal, melainkan ibadah yang menjaga kehidupan manusia secara menyeluruh. Gerakan ini menolak logika pembangunan modern yang eksploitatif, dan mengembalikannya menjadi pembangunan yang memanusiakan manusia, memperkuat ukhuwah insaniyyah, serta menumbuhkan akhlakul karimah dalam kehidupan bersama.

Dalam praksisnya, kepemimpinan Muslimat NU harus menjadi teladan husnul mu‘āmalah (berinteraksi dengan akhlak mulia), husnul musyārakah (berpartisipasi dengan semangat kebersamaan), dan husnul mu‘āsyarah (hidup rukun dalam keberagaman). Semua itu berpuncak pada cita-cita besar: membangun masyarakat yang shāliḥ, berkeadaban, dan berkeimanan yang kuat. Inilah bentuk nyata iṣlāh sosial — memperbaiki kehidupan umat dari akar kemiskinan, kebodohan, dan perpecahan, menuju masyarakat yang penuh kasih, adil, dan bermartabat.

Muslimat NU dipanggil untuk menegaskan kembali ruh kerelawanan sosial yang menjadi inti gerakan Islam rahmatan lil ‘ālamīn. Di tengah krisis kemanusiaan dan moral global, kerelawanan bukan hanya sikap individual, melainkan jalan perjuangan kolektif yang menyatukan spiritualitas dan solidaritas. Ia menjadi bentuk kemiskinan yang ramah — kesediaan untuk hidup sederhana, berbagi dengan tulus, dan menempatkan kemaslahatan umum di atas kepentingan pribadi.

Melalui semangat ini, Muslimat NU dapat menjadi penyangga moral bangsa, menginspirasi perempuan untuk berdaya tanpa kehilangan kelembutan, berjuang tanpa kehilangan keikhlasan, dan memimpin tanpa kehilangan ketawadhuan. Kepemimpinan yang lahir dari rahim kerelawanan dan ketulusan inilah yang akan menjaga keseimbangan sosial, memperbaiki kerusakan, dan menuntun umat menuju peradaban yang berkeadilan, beradab, dan beriman.

Selamat berkhidmat kepada seluruh jajaran kepemimpinan Muslimat NU yang baru dilantik.

Semoga setiap langkah dan keputusan menjadi amal shalih yang menebar manfaat, menumbuhkan cinta kasih, dan memperkuat peradaban rahmah di bumi pertiwi. 

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Copyright © 2013. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Template Modify by Blogger Tutorial
Proudly powered by Blogger