Banyuwangi (Warta Blambangan) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam menggelar Fokus Group Discussion (FGD) tentang Early Warning System (deteksi dan pencegahan dini konflik keagamaan) di Balai Nikah KUA Kecamatan Gambiran, Selasa (09/09/2025). Kegiatan diikuti 50 peserta yang terdiri atas kepala KUA, penyuluh agama, tokoh masyarakat, serta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimka).
Acara dibuka oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Drs. H. Moh. Jali, M.Pd.I., mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi. Ia menegaskan bahwa deteksi dan pencegahan dini merupakan langkah strategis agar potensi konflik, baik antarumat maupun internal umat beragama, dapat segera diantisipasi.
Diskusi berlangsung interaktif dengan menghadirkan pandangan lintas sektor. Camat Gambiran, Bambang Suryono, mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati menggunakan media sosial. Kapolsek Gambiran, AKP Badrodin Hidayat, menambahkan bahwa media sosial kerap menjadi saluran tercepat penyebaran provokasi, sehingga pemahaman agama yang baik sangat diperlukan, khususnya bagi generasi muda.
Dari unsur TNI, perwakilan Danramil Gambiran, Mujiono, menekankan pentingnya manajemen teritorial melalui peran Babinsa dalam mendeteksi potensi konflik sejak dini. Kepala KUA Banyuwangi, Abdul Aziz, juga mengingatkan bahwa konflik internal umat beragama perlu menjadi perhatian serius melalui penguatan komunikasi di tingkat lokal.
Tokoh lintas agama turut menyampaikan pandangan. Penyuluh Hindu, Andi Purnomo, mendorong penyebaran konten positif di media sosial. Penyelenggara Hindu, Oksan Wibowo, mengapresiasi harmoni masyarakat Banyuwangi yang hidup rukun dalam keberagaman. Dari FKUB, Imam Mukhlis menyoroti pentingnya pendidikan agama yang diajarkan oleh guru seagama untuk menghindari kesalahpahaman, senada dengan pernyataan Penyuluh Agama Katolik, Fransiska Niken Trihartini.
Sementara itu, Ketua MWCNU Genteng, Syaifudin Zuhri, menilai konflik di Indonesia lebih banyak dipicu faktor non-agama seperti kesenjangan sosial, namun tokoh agama dan ASN memiliki tanggung jawab moral untuk mencegah konflik dari berbagai sumber.
Kepala KUA Gambiran sekaligus Ketua Panitia, Gufron Musthofa, berharap kegiatan ini memperkuat semangat persaudaraan dan memperkokoh harmoni antarumat beragama. Seluruh peserta sepakat bahwa sinergi lintas sektor menjadi kunci utama menjaga kerukunan. Media sosial didorong sebagai sarana dakwah dan edukasi, sementara tokoh agama dan masyarakat tetap menjadi garda terdepan merawat kerukunan di Banyuwangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar