Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2025

PP ISNU Siap Berdayakan SDM Unggul Dukung Astacita Presiden Prabowo

J AKARTA  (Warna Blambangan) Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) menyatakan kesiapannya untuk menggerakkan dan memberdayakan sumber daya manusia (SDM) unggul yang dimiliki demi mendukung visi besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam menyukseskan agenda Astacita.  Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum PP ISNU, Kamaruddin Amin, dalam acara Halaqah, Pelantikan, dan Mukernas PP ISNU 2025–2030 yang digelar di Jakarta, Rabu (30/7/2025). “Halaqah ini bukan hanya seremonial, tetapi menjadi komitmen kami untuk bergerak memberdayakan SDM yang kami miliki untuk memberikan dampak bagi tercapainya Indonesia Emas,” tegas Kamaruddin dalam keterangan resminya. Acara halaqah tersebut dibuka langsung oleh Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, dan menjadi titik awal dimulainya kerja-kerja strategis badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang menaungi para sarjana NU tersebut. Kamaruddin menambahkan, dengan kekuatan ribuan sarjana NU yang terseb...

Diguyur Hujan Deras, Pertarungan Etape Tiga Tour de Banyuwangi Ijen Kian Panas

BANYUWANGI  (Warta Blambangan) Etape Tiga Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) 2025 berubah menjadi arena perang terbuka di bawah guyuran hujan deras, Rabu (30/7/2025). Sejak bendera start dikibarkan di RTH Glenmore, lintasan sepanjang 140,3 kilometer yang berakhir di Kantor Bupati Banyuwangi dipenuhi drama, jatuh-bangun, serta duel sengit yang memompa adrenalin.  Hujan yang mengguyur sejak pagi membuat lintasan basah dan licin, menambah kesulitan di medan rolling (naik turun) dengan tanjakan legendaris sepanjang 14 kilometer. Gradien mencapai 15 persen dan elevasi 527 mdpl membuat para pembalap tercekik di setiap kayuhan pedal. Etape ini benar-benar menjadi pemanasan brutal sebelum Gunung Ijen yang menanti di etape pamungkas. "Hujan yang sangat deras membuat kondisi lintasan benar-benar ekstrem. Bahkan kadang jalannya seperti hilang tertutup air. Etape tiga ini jauh lebih sulit dibanding dua etape sebelumnya," ungkap pembalap Belanda, Jeroen Meijers (Victoria Sports Pro Cyclin...

Tour de Ijen dan Sebuah Cara untuk Dilihat Dunia

  Tour de Ijen dan Sebuah Cara untuk Dilihat Dunia Oleh: Lensa Banyuwangi Ada banyak cara untuk memperkenalkan kampung halaman kepada dunia. Ada yang menulis puisi dan membacakannya di forum-forum internasional. Ada yang membawa kopi lokal ke festival di Eropa. Ada juga yang diam-diam membangun jalan, menata trotoar, merawat taman, lalu berharap satu-dua orang asing yang kebetulan lewat akan menoleh dan bertanya, “Ada apa di sini?”  Tapi Banyuwangi memilih yang lebih berani: Tour de Ijen. Setiap tahun, deru sepeda memecah pagi di lereng-lereng gunung. Jalan-jalan yang biasanya dilewati anak sekolah dan penjual gorengan tiba-tiba menjadi panggung bagi pembalap dari berbagai belahan dunia. Kamera televisi melayang-layang di udara, mengintip dari atas drone, menyorot lekuk jalan yang meliuk di antara ladang dan hutan, memperlihatkan betapa hijau tanah ini, betapa biru langitnya, dan betapa segala yang tumbuh di sini seperti tahu caranya membuat orang betah menatap lebih lama. Tou...

Negeri Terisolasi dalam Antrean: Catatan dari Banyuwangi yang Tertahan

 Negeri dalam Antrean: Catatan dari Banyuwangi yang Tertahan Oleh : Syafaat Bayangkan begini: kau bangun pagi di Banyuwangi, ingin mengirim keripik tempe ke Denpasar, lalu mengecek peta Google. Jalur Gumitir merah pekat. Jalur Situbondo lebih merah lagi. Kapal penyeberangan di Ketapang mengantre sampai Alas Baluran, 55 kilometer dari pelabuhan. Di titik ini, kita bisa mengatakan bahwa Banyuwangi tidak sedang baik-baik saja. Ia nyaris seperti kota yang diisolasi. Bukan karena wabah, bukan karena kerusuhan, tapi karena jalan dan kapal. Jalur Gumitir ditutup sejakdua puluh empat Juli. Ada perbaikan jalan. Katanya butuh waktu dua bulan. Itu bukan waktu sebentar bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada kelancaran arus barang dan jasa. Gumitir bukan sekadar jalan raya yang membelah pegunungan. Ia adalah urat nadi. Di sanalah barang-barang dari Surabaya, Jember, dan sekitarnya mengalir menuju Banyuwangi dan Bali. Ketika nadi itu terputus, tubuh pun limbung. Jalur utara via Situbo...

Baku Hantam di Tanjakan Jelun! Etape Dua Tour de Banyuwangi Ijen 2025 Penuh Drama, Aiman Cahyadi Menggila, Italia Kuasai Panggung!

BANYUWANGI  (Warta Blambangan) Etape dua Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) 2025, Selasa (29/7), berubah menjadi arena perang strategi, adu nyali, dan pertarungan level dewa sepanjang 158,8 kilometer. Lintasan dari Taman Nasional Alas Purwo hingga Kantor Bupati Banyuwangi bukan hanya memeras keringat, tapi juga menyajikan duel panas yang membuat penonton tak bisa berkedip!v Drama dimulai sejak kilometer ke-7. Aiman Cahyadi , sang jagoan dari Timnas Indonesia yang kini membela Terengganu Malaysia , langsung tancap gas. Tanpa aba-aba, ia melakukan breakaway —manuver berani yang mengundang decak kagum. Yang mengejutkan, pembalap Jepang Honda Haruhi dari tim VC Fukuoka tak membiarkannya sendirian. Keduanya bak duo samurai di atas aspal, saling memimpin dan saling menekan, memisahkan diri dari peleton hingga menciptakan gap waktu nyaris 5 menit ! Selama lebih dari 100 kilometer, Aiman dan Honda bermain api dengan kecepatan tinggi dan konsistensi luar biasa. Aiman bahkan menyapu bersih t...

Al-Hikam, Kopi, dan Malam yang Tak Pernah Selesai

  Al-Hikam, Kopi, dan Malam yang Tak Pernah Selesai Setiap Senin malam Selasa, dua pekan sekali, saya ikut duduk di masjid tanpa dinding. Angin masuk dari mana-mana. Tidak ada yang bisa menolaknya. Seperti hidup, kadang ia datang tanpa aba-aba. Di Masjid Cheng Ho, kami menunggu suara yang pelan dan dalam. Suara Gus Kholiq. Seorang kiai muda yang tutur katanya tidak ingin menguasai, hanya ingin tinggal sebentar di dalam dada kita.  Saya tidak datang karena merasa hampa. Saya datang karena saya lelah. Itu saja. Dan saya merasa lelah adalah alasan yang paling jujur untuk bertemu Tuhan. Gus Kholiq membaca Al-Hikam seperti sedang membuka surat yang tertunda. Seperti ayah yang mengeluarkan sepucuk kertas dari laci lama dan membacakannya untuk anaknya yang sudah lama dewasa tapi masih sering menangis dalam tidur. Malam-malam itu, saya belajar bahwa Tuhan tidak terburu-buru. Ia tidak menginginkan kita sempurna. Ia hanya ingin kita hadir. Duduk. Menyimak. Lalu pulang dengan dada yang ...

Meledak! Pembalap Belanda Jeroen Meijers Rebut Juara Etape Pertama Tour de Banyuwangi Ijen 2025

BANYUWANGI (Warta Blambangan)  Persaingan super ketat langsung membakar hari pertama Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) 2025 ! Etape pembuka yang digelar Senin (28/7/2025) menghadirkan drama penuh adrenalin di sepanjang 125 kilometer dari Pasar Pesanggaran hingga finis megah di Kantor Bupati Banyuwangi. Dan akhirnya, ledakan kemenangan datang dari pembalap asal Belanda, Jeroen Meijers , yang tampil superior!  Rider tangguh dari tim Victoria Sports Pro Cycling Filipina ini sukses merebut juara etape pertama dengan catatan waktu 2 jam 38 menit 23 detik. Tak hanya itu, Meijers juga langsung menyabet dua gelar bergengsi: Yellow Jersey (Ijen Sulfur Jersey) sebagai pemimpin klasemen waktu dan Green Jersey (Blue Fire Jersey) untuk sprinter terbaik. Langsung dua trofi di hari pertama? Luar biasa! Etape pertama ini terbilang flat alias datar, tapi jangan remehkan tantangannya. Hujan di awal race mengguyur lintasan, memaksa 99 pembalap dari 20 tim internasional ekstra hati-hati—namun...

Banyuwangi Tour de Ijen dengan Empat Etape Siap Digelar Minggu ini

BANYUWANGI (Warta Blambangan) Awan-awan tipis menyambut mereka. Udara lembap pegunungan menantang paru-paru mereka. Dan deru semangat sudah menggema dari selatan hingga barat Banyuwangi. Para gladiator sepeda dunia, resmi tiba di Banyuwangi untuk mengikuti ajang prestisius Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) 2025, yang akan digelar mulai 28 hingga 31 Juli mendatang.  Mereka datang bukan hanya untuk berlomba. Mereka datang untuk menaklukkan. Selama empat hari penuh, para pembalap akan menyusuri 593 kilometer lintasan ekstrem, menyapa hijaunya alam, menyusuri jalanan sunyi pedesaan, dan akhirnya bertarung di tanjakan maut menuju Gunung Ijen, puncak api biru legendaris itu. “Tour de Banyuwangi Ijen tidak hanya balapan, ini adalah pertarungan kehormatan, panggung bagi yang tercepat dan terkuat di tengah alam eksotis Indonesia,” tegas Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Minggu (27/7/2025). Etape Berlapis Keindahan dan Tantangan TdBI 2025 terbagi dalam empat etape spektakuler yang seluruhny...

Gaji, Cinta, dan Sepasang Sandal Jepit

Gaji, Cinta, dan Sepasang Sandal Jepit Oleh: Lensa Banyuwangi Tidak ada yang benar-benar bisa mengukur cinta. Bahkan saat ia sudah menjelma dalam bentuk sepotong nasi hangat dan tempe goreng yang ditaruh di atas piring yang retaknya membentuk garis seperti sungai di musim kemarau. Bahkan saat ia sudah menjelma dalam keputusan untuk bertahan di rumah, membersihkan lantai yang tak pernah mengeluh kotor, menyuapi anak yang tak mengerti harga beras. Kalau saja cinta bisa diukur dengan slip gaji, barangkali lelaki itu akan dinyatakan kalah sejak awal. Tapi kita tahu, hidup tidak berjalan seperti logika neraca keuangan. Kadang, yang tampak seperti kekurangan justru menyimpan kelimpahan yang tidak kasat mata. Aku ingin memulai cerita ini dari sepasang sandal jepit. Barang murah yang sering hilang di masjid atau tertukar di warung kopi. Tapi pernah satu masa, dua orang yang sedang jatuh cinta memakai sepasang sandal jepit itu—berjalan di bawah hujan yang entah sudah berapa kali mengguyur k...

Lagu-Lagu dan Tarian yang Tak Kita Kenal dari Suara Sound Horeg

  Lagu-Lagu dan Tarian yang Tak Kita Kenal dari Suara Sound Horeg Sound horeg tak sekadar dentuman musik; ia berubah menjadi panggung dominasi atas diam. Anak-anak disuruh iuran, lalu berjoget dengan lagu yang tak mereka kenal, sementara orang tua menutup telinga. Di balik gegap gempita itu, kita pelan-pelan kehilangan malu, kehilangan makna, dan yang paling menyedihkan: kehilangan ruang untuk mendengar suara hati. Beberapa hari ini, linimasa kita penuh dengan perdebatan yang tak selesai tentang sound horeg. Ada yang membolehkan. Ada yang mengharamkan. Ada yang membela karena merasa mewakili "kebebasan berekspresi." Ada pula yang menolak karena merasa sedang menjaga "kesucian tradisi." Tapi seperti biasa, yang paling nyaring bukanlah kebenaran, melainkan siapa yang lebih dulu naik panggung. Selebihnya, adalah orang-orang seperti kawan saya di desa kecil yang jauh dari kota, tetapi dekat dengan dentuman. "Remaja-remaja diminta iuran buat sewa sound horeg," ...

Sewengi di Baluran* *Tentang Jalan yang Tertutup dan Hati yang belum Terbuka

 *Sewengi di Baluran* *Tentang Jalan yang Tertutup dan Hati yang belum Terbuka* Saya membaca beberapa pesan dari grup WhatsApp, sebagian dengan nada gusar, sebagian dengan lelucon yang dipaksakan. Tapi ada satu pesan yang membuat saya diam lama: > “Macet sampai Baluran, jalur satu-satunya. Gumitir ditutup. Lewat Ijen sempit dan curam. Kapal cuma empat. Sisanya katanya sedang diperbaiki... katanya karena pernah ada kapal tenggelam... katanya...” Kata “katanya” muncul berulang kali, seperti gumaman orang yang tak betul-betul percaya kepada siapa pun lagi, bahkan mungkin kepada dirinya sendiri. Saya bayangkan jalan yang biasanya lancar, kini seperti sungai yang dipenuhi batu-batu besar. Orang-orang yang biasanya bisa mengatur waktu, kini hanya bisa menatap langit. Di tengah sunyi, Baluran menjadi lorong panjang tanpa ujung. Bukan karena kita tak punya kapal. Bukan karena kita tak punya jalan. Tapi karena sesuatu yang jauh lebih tak terlihat: Ketidaksiapan, dan ketidakpedulian yang ...

Jalur Langit ke Banyuwangi

 Jalur Langit ke Banyuwangi  Oleh: Syafaat  Ketika dia pertama kali datang ke Banyuwangi, ia merasa seperti sedang diturunkan dari langit ke hutan yang tidak bernama. Di terminal Sri Tanjung Ketapang, dia berhenti. Dunia berhenti. Pandangannya pun ikut berhenti. Semua yang dia tahu tentang kota ini adalah sunyi panjang jalan, pepohonan, dan aroma tanah basah yang belum dijamah lampu malam. Dia naik bus jurusan Tegaldlimo. Bus itu lambat, tua, dan seperti baru bangun dari tidur panjang. Jendela-jendelanya berkeringat. Jalanan yang dilalui meliuk seperti ular tua yang sedang merayap di antara akar-akar Baluran dan Grajagan. Dari balik kaca, ia menyaksikan pohon-pohon yang tidak pernah bisa ia beri nama, tumbuh di kedua sisi jalan, seolah menyimpan rahasia masa lalu yang tak pernah selesai. Di benaknya, Banyuwangi adalah ujung, bukan lintasan. Ia membayangkan dunia berhenti di sana. Tempat tugasnya, Tegaldlimo, seperti titik kecil yang hanya bisa dijangkau dengan izin para p...

Penyuluh Agama Islam Dilatih Media Digital dan Pembuatan Film Pendek: Dakwah Tak Lagi di Mimbar Saja

  BANYUWANGI (Warta Blambangan) Kamis siang itu, aula Ma’had MTsN 1 Banyuwangi berubah menjadi ruang belajar yang tak biasa. Di dalamnya, puluhan penyuluh agama Islam dari berbagai KUA Kecamatan duduk bersisian dengan laptop dan gawai di depan mereka. Tidak ada kitab tebal yang dibuka atau lembaran-lembaran teks dakwah yang dibagikan seperti biasanya. Kali ini, yang mereka pelajari adalah bagaimana menyampaikan pesan agama melalui layar — bukan mimbar.  Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi menggelar Pelatihan Media Digital dan Pembuatan Film Pendek , sebuah program yang dirancang untuk membekali para penyuluh agama dengan keterampilan komunikasi digital. Tujuannya sederhana tapi revolusioner: dakwah harus ikut bermigrasi, dari corong masjid ke layar ponsel. Adalah Nur Ahmadi Indartono yang menjadi narasumber utama dalam pelatihan ini. Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Banyuwangi dan sekaligus anggota Dewan Kesenian Blamban...