Langsung ke konten utama

Hotel Transit Mewah Jadi Penghibur di Tengah Ketidakpastian Kepulangan Jemaah Haji



JEDDAH (Warta Blambangan) Penundaan kepulangan jemaah haji Kloter 43 dan 44 Embarkasi Surabaya (SUB) menyisakan beragam cerita. Di tengah ketidakpastian jadwal pulang, para jemaah justru mendapat pengalaman tak terduga saat ditempatkan di hotel transit mewah, Ambassador Palace Hotel, yang disiapkan oleh pihak penyelenggara.



Pasangan suami istri asal Muncar, H. Anam dan Hj. Yuni, mengaku sempat bingung saat tiba di hotel tersebut. Mereka tidak menyangka akan ditempatkan di kamar dengan fasilitas mewah dan lengkap. “Kamarnya besar sekali. Kasurnya empuk, ada kompor, ada kursi tamu. seperti di dunia dongeng ,” ujar Yuni, saat menyampaikan melalui seluler, Selasa (25/6/2025).


Bahkan, keduanya sempat duduk cukup lama di depan kamar karena tak yakin kamar semewah itu memang diperuntukkan bagi jemaah. “Hotel ini juga dilengkapi kolam renang mewah,” tambahnya.


Ambassador Palace Hotel diketahui menyediakan fasilitas lengkap bagi para jemaah, seperti televisi layar lebar, kamar mandi modern, dapur kecil, hingga layanan kamar 24 jam. Pelayanan tersebut menjadi hiburan tak terduga bagi jemaah, yang sebelumnya telah menjalani aktivitas ibadah intensif selama lebih dari 40 hari di Tanah Suci.


Meski menikmati kenyamanan tersebut, para jemaah tetap berharap dapat segera kembali ke tanah air. Mereka dijadwalkan pulang pada Senin (24/6) pukul 03.50 dan 05.10 Waktu Arab Saudi (WAS), menggunakan penerbangan Saudia Airlines dengan nomor SV5302 dan SV5440. Namun, kedua penerbangan tersebut dibatalkan secara mendadak dan dijadwalkan ulang pada Rabu (26/6) dengan nomor penerbangan SV9302 dan SV9440.


Dalam surat resmi dari Saudia Airlines bernomor 035/H)CC/SV/2025, tidak dijelaskan alasan teknis maupun operasional secara rinci, selain kalimat standar: “karena alasan keselamatan operasional yang tidak dapat ditunda.”


Sebelumnya, dua pesawat Saudia yang membawa jemaah dari Jakarta dan Jember dilaporkan melakukan pendaratan darurat di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, akibat adanya ancaman bom. Banyak yang berspekulasi bahwa situasi serupa juga menjadi pertimbangan dalam pembatalan penerbangan jemaah asal Banyuwangi ini.


Situasi juga diperparah dengan meningkatnya eskalasi ketegangan di kawasan Timur Tengah. Iran baru-baru ini menggempur pangkalan militer Amerika Serikat di Qatar, yang dikhawatirkan turut berdampak pada jalur-jalur penerbangan internasional, termasuk yang melintasi wilayah tersebut.


Salah satu jemaah, Sufiyanto, turut mengisahkan momen dramatis yang dialami saat sarapan pagi. “Kami sudah 40 hari makan nasi kotak, tiba-tiba pagi tadi sarapan prasmanan dengan standar hotel bintang lima. Susah sekali menceritakan kondisinya,” ujarnya.


Namun demikian, ia menegaskan bahwa sebaik dan semewah apapun fasilitas hotel yang diberikan, kerinduan akan kampung halaman tetap tak terbendung. “Sebenarnya hati kami sudah di tanah air. Karenanya mohon doa teman-teman semua, semoga segera terlaksana kepulangan kami,” imbuhnya.


Kementerian Agama bersama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi saat ini terus berkoordinasi dengan pihak maskapai dan otoritas terkait untuk memastikan keselamatan dan kelancaran pemulangan jemaah ke Tanah Air.



---


Jika Anda ingin versi dengan gaya piramida terbalik atau tambahan kutipan dari pihak Kemenag, saya siap bantu.


jadwal pulang, para jemaah justru mendapat pengalaman tak terduga saat ditempatkan di hotel transit mewah, Ambassador Palace Hotel, yang disiapkan oleh pihak penyelenggara.

Pasangan suami istri asal Banyuwangi, H. Anam dan Hj. Yuni, mengaku sempat bingung saat tiba di hotel tersebut. Mereka tidak menyangka akan ditempatkan di kamar dengan fasilitas mewah dan lengkap. “Kamarnya besar sekali. Kasurnya empuk, ada kompor, ada kursi tamu. Saya malah bingung cara pakainya,” ujar Yuni sambil tersenyum, saat ditemui di lobi hotel, Selasa (25/6/2025).

Bahkan, keduanya sempat duduk cukup lama di depan kamar karena tak yakin kamar semewah itu memang diperuntukkan bagi jemaah. “Hotel ini juga dilengkapi kolam renang mewah,” tambahnya.

Ambassador Palace Hotel diketahui menyediakan fasilitas lengkap bagi para jemaah, seperti televisi layar lebar, kamar mandi modern, dapur kecil, hingga layanan kamar 24 jam. Pelayanan tersebut menjadi hiburan tak terduga bagi jemaah, yang sebelumnya telah menjalani aktivitas ibadah intensif selama lebih dari 40 hari di Tanah Suci.

Yuni menyampaikan bahwa dirinya yang berasal dari desa pernah ada keinginan nginap di hotel mewah, dan seakan doa tersebut terjawab hari ini, meskipun hanya semalam.

Meski menikmati kenyamanan tersebut, para jemaah tetap berharap dapat segera kembali ke tanah air. Mereka dijadwalkan pulang pada Senin (24/6) pukul 03.50 dan 05.10 Waktu Arab Saudi (WAS), menggunakan penerbangan Saudia Airlines dengan nomor SV5302 dan SV5440. Namun, kedua penerbangan tersebut dibatalkan secara mendadak dan dijadwalkan ulang pada Rabu (26/6) dengan nomor penerbangan SV9302 dan SV9440.

Dalam surat resmi dari Saudia Airlines bernomor 035/H)CC/SV/2025, tidak dijelaskan alasan teknis maupun operasional secara rinci, selain kalimat standar: “karena alasan keselamatan operasional yang tidak dapat ditunda.”

Sebelumnya, dua pesawat Saudia yang membawa jemaah dari Jakarta dan Jember dilaporkan melakukan pendaratan darurat di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, akibat adanya ancaman bom. Banyak yang berspekulasi bahwa situasi serupa juga menjadi pertimbangan dalam pembatalan penerbangan jemaah asal Banyuwangi ini.

Situasi juga diperparah dengan meningkatnya eskalasi ketegangan di kawasan Timur Tengah. Iran baru-baru ini menggempur pangkalan militer Amerika Serikat di Qatar, yang dikhawatirkan turut berdampak pada jalur-jalur penerbangan internasional, termasuk yang melintasi wilayah tersebut.

Kalau dilihat hanya dua kloter yang tertunda kepulangan nya, kemungkinan besar bukan masalah konflik timur tengah, tetapi masalah lainnya, namun demikian para jamaah berharap bisa segera pulang agar keluarga yang di rumah tidak terlalu khawatir.

Salah satu jemaah, Sufiyanto, turut mengisahkan momen dramatis yang dialami saat sarapan pagi. “Kami sudah 40 hari makan nasi kotak, tiba-tiba pagi tadi sarapan prasmanan dengan standar hotel bintang lima. Susah sekali menceritakan kondisinya,” ujarnya.

Namun demikian, ia menegaskan bahwa sebaik dan semewah apapun fasilitas hotel yang diberikan, kerinduan akan kampung halaman tetap tak terbendung. “Sebenarnya hati kami sudah di tanah air. Karenanya mohon doa teman-teman semua, semoga segera terlaksana kepulangan kami,” imbuhnya.

Kementerian Agama bersama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi saat ini terus berkoordinasi dengan pihak maskapai dan otoritas terkait untuk memastikan keselamatan dan kelancaran pemulangan jemaah ke Tanah Air.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...