Langsung ke konten utama

Catatan Kecil Perjalanan Petugas Haji Karya Syafaat Dibedah Akademisi

Banyuwangi –(Warta Blambangan) Aula PC NU Banyuwangi menjadi saksi diskusi inspiratif dalam acara bedah buku Catatan Kecil Perjalanan Petugas Haji karya Syafaat, Jumat (23/11/2024). Buku yang merekam pengalaman seorang petugas haji ini dibedah oleh empat narasumber kompeten, dengan menggali berbagai perspektif dan refleksi mendalam dari isi buku tersebut.


Acara ini diprakarsai oleh Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Banyuwangi dengan ketua pelaksana Abdul Azis, S.Ag., M.H.I.,  Dalam sambutannya, Abdul Azis menegaskan pentingnya memahami dinamika pelayanan haji dan pembelajaran nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung di dalamnya.



Refleksi Pengalaman dan Filosofi Kehidupan

Dr. Hj. Emi Hidayati, S PD., M.Si., dosen IAII Genteng, membuka pembahasan dengan menyoroti sisi filosofis buku ini. Ia menyebut buku ini sebagai gambaran nyata bahwa ideologi tidak cukup menjadi landasan tunggal. “Filosofi di atas ideologi adalah pelajaran besar yang dapat kita petik dari perjalanan ini,” ujar Emy yang berangkat haji tahun 2017, bersamaan dengan penulis menjadi petugas haji pertama kali.


Lebih lanjut Emi Hidayati,  menyampaikan bahwa Mengelola rasa cemburu menjadi salah satu ujian batin. Ketika petugas melihat perhatian lebih terhadap jamaah lain di situlah kita belajar menempatkan kepentingan umat di atas ego pribadi,” katanya.


Perspektif Manajerial dan Organisasi disampaikan 

Dr. Kurniyatul Faizah S.Ag.,M.Pd, Dosen IAII Genteng mengulas manajemen pelaksanaan haji yang tertuang dalam buku ini. 


Penjelasan lebih rinci tentang konsep syarikah ini dijelaskan oleh H. Abdul Azis, S.Ag., M.Pd.I, Kepala KUA Kecamatan Banyuwangi yang juga beberapa kali bertugas sebagai petugas haji . “Tulisan ini mengingatkan kita bahwa pelayanan jamaah haji bukan hanya tugas pemerintah, tetapi sinergi yang melibatkan banyak pihak, termasuk penyelenggara swasta,” ujarnya.

Acara dengan moderator Dr. Nur Anim Jauhariyah, S.Pd., M.Si, Dosen Universitas KH. Mukhtar Syafaat (UIMSYA) Blokagung ini berjalan dinamis, hadir juga dalam diskusi, mitra tim penulis dalam tugas haji dari tim Kesehatan Hj. Deny Fitria yang sehari harinya dinas di RSUD Blambangan.


Penulis buku Catatan Kecil Perjalanan Petugas Haji, H. Syafaat, S.H., M.H.I. menyampaikan ucapan terima kasih atas saran dan masukan.

"Masukkan agar cerita lebih detail dan lebih mengena bagi mereka yang belum pernah haji maupun umrah sangat bagus" kata Syafaat.


Antusiasme dan Harapan

Peserta yang hadir, terdiri dari berbagai kalangan akademisi, tokoh masyarakat, dan mahasiswa, terlihat antusias mengikuti jalannya acara. Diskusi hangat dan sesi tanya jawab memberikan pemahaman lebih mendalam tentang dinamika tugas seorang petugas haji, memberikan motivasi untuk menjadi petugas haji.


Di akhir sesi, Peraih sastratama (Sastrawan utama) Nur Khofifah membacakan salah satu puisi karya Syafaat yang ada dalam buku dengan judul "sudut sujud".

"puisi ini mempunyai makna mendalam tentang panggilan menunaikan ibadah haji" kata Vieva (panggilan akrabnya) yang juga anggota Lentera Sastra. (syaf)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...