Langsung ke konten utama

Pawai Budaya Sumpah Pemuda MIN 1 Banyuwangi Meriahkan Jalanan Depan Kantor Kementerian Agama

Banyuwangi (Warta Blambangan) Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, ratusan siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Banyuwangi menggelar pawai budaya yang berlangsung meriah pada Rabu (30/10/2024). Pawai ini dimulai dari halaman madrasah mereka dan melintasi jalan utama di depan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, menampilkan berbagai kreasi busana tradisional dari seluruh nusantara yang dipakai para siswa.



Tidak hanya menampilkan budaya bangsa melalui pawai, siswa MIN 1 Banyuwangi didampingi Kepala MIN 1 Banyuwangi Mohammad Haris Jamroni juga menyerahkan buket buku antologi puisi "Merajut Benang Terputus" yang berisi karya-karya inspiratif dari guru dan siswa kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Chaironi Hidayat. Buku antologi puisi tersebut diterbitkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Banyuwangi sebagai bentuk apresiasi terhadap minat literasi di kalangan pendidik dan siswa madrasah.


Dalam sambutannya, Chaironi Hidayat mengapresiasi semangat kebudayaan dan literasi yang ditunjukkan oleh siswa MIN 1 Banyuwangi. "Ini adalah bentuk nyata kecintaan kita pada budaya bangsa dan penguatan nilai-nilai literasi. Saya bangga atas inisiatif MIN 1 Banyuwangi yang telah menggabungkan budaya dengan literasi dalam momentum peringatan Sumpah Pemuda ini," ujarnya.


Pawai budaya yang berlangsung mengelilingi jalur utama sekitar madrasah ini menarik perhatian masyarakat dan pengguna jalan di sekitar Kantor Kementerian Agama. Kepala MIN 1 Banyuwangi berharap kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan sebagai wadah untuk mengenalkan nilai-nilai kebhinekaan dan literasi sejak dini kepada para siswa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...