Langsung ke konten utama

MUSDA VI JRKI JATIM AKAN DIGELAR DI BUMI BLAMBANGAN

SC MUSDA VI JRKI JATIM

Warta Blambangan, 9/6/2024 -  Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) Wilayah Jawa Timur akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke-6 yang akan berlangsung di Hotel Tanjung Asri-Giri, Banyuwangi, pada tanggal 5 hingga 7 Juli 2024. Acara ini tidak hanya sekadar pertemuan, tetapi juga akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan menarik seperti Bioskop Keliling dan Paju Gandrung.

Sejarah dan Antusiasme Delegasi

Musda sebelumnya telah sukses diselenggarakan di berbagai kota seperti Tulungagung, Kediri, Surabaya, Jombang, dan Magetan. Banyuwangi selalu dikenal dengan delegasi yang kompak dan penuh semangat, mewarnai setiap Musda dan pelatihan peningkatan kapasitas SDM serta lembaga. Ketua JRKI Jatim, Sumali, yang juga merupakan kru ludruk pimpinan Cak Pendik dan penyiar Rajamuni FM Surabaya, berharap para pegiat radio komunitas di Jawa Timur akan antusias meramaikan acara ini dengan menggunakan berbagai moda transportasi, baik bus, kendaraan pribadi, kereta api, maupun pesawat.

Kepemimpinan yang Visioner

Ketika ditanya tentang kemungkinan dirinya maju sebagai calon ketua, Cak Ali, sapaan akrab Sumali, dengan rendah hati memberikan kesempatan kepada kader lain yang lebih berdaya dan siap memimpin di era digital. "Rumah atau studio saya tetap bisa menjadi sekretariat, namun ke depan saya akan lebih fokus ngemong cucu dan mengurus radio komunitas," ujarnya sambil tersenyum.

Persiapan Pra-Musda dan Visi Masa Depan

Ketua SC, Tuti Haryati, M.Pd, yang juga Kepala SMP Al Azhaar Tulungagung dan lembaga di Kampung Inggris Pare Kediri, menyampaikan bahwa tujuan Pra-Musda adalah menyiapkan materi dan memilih Pimpinan Musda agar saat Musda nanti berjalan lancar, dengan perdebatan yang efisien serta program kerja berkelanjutan dengan pengurus baru yang lebih visioner dan enterpreneur. Acara ini akan diisi dengan berbagai kegiatan yang dapat dinikmati peserta sembari menikmati pemandangan dan seni tradisional Banyuwangi.


Sinergi dengan Mitra dan Program Menarik

Tuti juga menyebutkan adanya sinergi dengan mitra seperti Mafindo yang akan menghadirkan program Bioskop Keliling serta seminar dengan narasumber dari Ketua JRKI Pusat dan KPID Jatim. Ia berharap pengurus baru yang terpilih nanti adalah mereka yang tidak terikat sebagai guru atau pegawai, sehingga memiliki banyak waktu untuk berkeliling Jawa Timur dan berjejaring dengan berbagai pihak di Solo, Bandung, atau Jakarta.

Kegiatan Lokal yang Menarik

Ketua Panitia Lokal, Hadi Purwanto, menambahkan bahwa acara ini juga akan diisi dengan gathering bersama para pihak yang selama ini mendukung media mereka, sambil menikmati sego tempong dan menyaksikan drama "Celathu Sanggar Merah Putih Gotong-royong'45" serta Paju Gandrung di Waroeng Kemarang, lereng Gunung Ijen. Juga akan ada bazar UMKM Segoro'45 dan sahabat difabel Aura Lentera, serta penampilan dari paguyuban lansia dan talkshow di radio komunitas anggota JRKBB.

Aguk Darsono bersama Tim Panitia Lokal MUSDA VI Jatim

Dukungan dan Harapan

Aguk Darsono, perwakilan dari panitia lokal, menyatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan pihak kepolisian dan Bupati Banyuwangi untuk memastikan kelancaran dan keberkahan acara ini. "Kami berharap acara ini akan memberikan kesan yang mendalam bagi para peserta dan membuat mereka ingin kembali lagi sebagai wisatawan nusantara," tuturnya.

Dengan berbagai kegiatan yang menarik dan dukungan dari berbagai pihak, Musda VI JRKI Jatim diharapkan akan menjadi acara yang sukses dan berkesan bagi semua peserta. (AWN/AM/AW)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...