Perjalanan Muslim Level Lima
Menjadi muslim yang dapat menjalankan semua rukun Islam merupakan impian umat Islam di seluruh dunia, namun tidak semua orang diberi kesempatan untuk menjalankan semua rukun Islam tersebut, karena dua rukun Islam paling akhir diperuntukkan bagi mereka yang mempunyai kelebihan harta, dan tidak diwajibkan bagi mereka yang tidak diberi kelongggaran harta yang cukup, baik zakat yang merupakan rukun Islam keempat maupun rukun Islam ke lima yang hanya dapat dilakukan di Kota Makkah pada hari tertentu saja.
Perjalanan
Ibadah haji yang hanya dapat dilakukan satu tahun sekali menjadi dambaan setiap
orang, sehingga antrian pendaftaran haji semakin hari semakin panjang hingga
puluhan tahun, bahkan tidak sedikit yang sudah mendaftarkan sebagai Jamaah Haji
(istilah yang dipakai dala undang-undang bagi mereka yang sudah daftar haji),
namun tidak ada kesempatan melaksanakan Ibadah haji karena terburu tutup usia.
Begitupun sebaliknya, banyak yang mempunyai harta berlimpah, namun bellum ada
kelonggaran hati dan pikiran untuk menunaikan ibadah haji dengan berbgai alasan
yang ada pada diri mereka.
Perjalanan
haji yang mulai pendaftaran membutuhkan waktu yang panjang dan berbagai liku
tersebut membuat perjalanan haji bukan sekedar perjalanan ibadah biasa, yang
waktunya bisa kita atur menurut kelonggaran kita, namun kitalah yang harus
menyesuaikan diri dengan waktu dan tempat yang tersedia, sehingga kita harus
dapat berbagi dengan sesama jamaah yang juga mempunyai kepentingan yang sama
dengan kita untuk melaksanakan ibadah haji dengan sempurna.
Setiap
jamaah haji inin sempurna dalam melaksanakan ibadah haji, sehingga meskipun
pemerintah telah menjadwalkan manasik haji hingga delapan kali sebelum
keberangkatan, banyak jamaah yang merasa kurang dan harus menambah dengan biaya
mandiri melalui KBIHU (Kelompok Bimbingan Ibadah haji dan Umroh) yang bukan
hanya memberikan tambahan bimbingan manasik, namun juga menawarkan Wisata
Religi selama di tanah suci, sehingga meskipun dengan tambahan biaya, para
jamaah tidak perlu mencari biro perjalanan wisata sendiri selama di saudi. Hal
ini berbeda dengaan jamaah Non KBIHU yang ketika mereka ingin melakukan wisata
selama musim haji, mereka harus pergi sendiri atau dibantu oleh para petugas
mencarikan kendaraan (dengan biaya mandiri).
Seandainya
diibaratkan sebuah game, perjalanan haji merupakan game level lima yang
diatasnya sudah tidak ada level lagi, dan seharusnya bagi gamer yang telah
melewati level lima ini telah hafal dengan level-level dibawahnya, melaksanakan
setiap hari level pertama hingga level keempat tersebut, karena level lima
merupakan level puncak dan level istimewa yang tidak semua orang diberi
kesempatan untuk melaksanakannya.
Perjalanan
haji bukan hanya dilihat dari dimensi religi secara sempit, namun ada dimensi lain
yang membutuhkaan pencernaan religi lebih luas, terlebih dengan pelaksanaan
perhajian yang lebih lama masa penantian daripada masa pelaksanaan, dengan
inden lebih dari sepuluh tahun untuk dapat melaksanakannya, bahkan semakin
tahun semakin lama saja masa tunggu untuk dapatnya berangkat haji, yang sistim
antrian ini tidak dapat di kompromikan untuk jamaah haji reguler, dan
dikecualikan bagi yang mengambil quota petugas atau quota haji khusus.
Dimensi
sosial dalam pelaksanaan ibadah haji nampak nyata bukan hanya ketika para
jamaah yang bergabung dalam satu kloter telah betangkat ke tanah suci, namun
dimulai sejak para jamaah haji tersebut berada di tanah air, sejak pendaftaran
hingga melengkapi segala bentuk dokumen yang bisa saja mereka termakan para calo
yang memanfaatkan situasi dari para jamaah yang belum pernah bepergian ke luar
negeri.
Dalam pelaksanaan
perhajian, para jamaah dalam satu kloter dipimpin oleh ketua kloter sebagai
pimpinan utama dalam kloter, yang kemudian para jamaah ini dibagi lagi dengan
kelompok lebih kecil dalam rombongan yang terdiri dari beberapa regu.
Kekompakan komponen kloter ini sangat menentukan keberhasilan ibadah haji dalam
merasakan kenyamanan melaksanakan ibadah, karenanya sedikit saja mereka
bermasalah, akan menimbulkan rasa kurang nyaman yang harus ditanggung oleh para
jamaah secara keseluruhan.
Tidak
sedikit muslim yang takut melaksanakan perjalanan level lima ini, mereka merasa
belum memenuhi sarat naik level, merasa pengetahuan agamanya masih kurang,
mersa imannya setipis sutra dan lain sebagainya, padahal perjalanan level lima
yang merupakan ibadah fisik ini tidak mensaratkan demikian, karena perjalanan
level lima ini merupakan perjalanan penting agar sang petualang menjadi semakin
baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar