Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Kualanamu

 Kualanamu 



Melihat umah-rumah dari ketinggian nampak seperti melihat layar kecil dalam google maps,  tak henti-henti memandang sudut jendela dari pesawat yang beranjak turun. Para penumpang memasang sabuk pengaman dalam suasana hening menunggu pesawat menyelesaikan penerbangan yang beberapa lama melewati hamparan awan diatas ketinggian. Pohon kepala dan beberapa bangunan semakin terlihat nyata, beberapa pesawat yang telah mendarat nampak diam saja, terlihat kecil, padahal bisa menampung ratusan manusia di dalamnya.

Aku ingin berteriak "selamat datang Kualanamu", namun apalah daya karena pesawat mendaratimu hanya satu jam saja, nampaknya hanya ingin minum Advur dan penumpang hanya berdiam dalam pesawat, tak boleh kemana-mana. 


Ternyata tidak semua jamaah haji menikmati perjalanan diatas ketinggian, adapula yang merasa ketakutan

 Saya tidak memahami mengapa seperti ini, penumpang di belakangku yang duduk di kursi VVIP meminta pindah di belakang, dekat ekor karena isterinya yang duduk di bangku paling belakang merasa merasa ketakutan.

Saya mengatakannya, dan benar saja karena perempuan yang masih muda itu telah sembab airmata.

Saya harus merubah posisi agar sama-sama nyaman, karena meskipun berada di depan, namun kalau sendirian juga akan menimbulkan ketakutan, karenanya saya memindahkan suami ke belakang agar dapat bersanding dengan belahan hatinya dan mengikhlaskan bangku depan untuk orang lain.

Akhirnya mereka merasa sama-sama nyaman dan mulai kutinggalkan ketika sang istri mulai bersandar pada bahu suami.

Satu jam terasa lama ketika kita hanya diam saja menunggu tak berbuat apa-apa, karenanya perlulah sedikit peregangan meskipun hanya duduk-duduk saja.

Tidak semua penumpang menyadari jika kita masih berada di Kualanamu, dan itu masih berada di negeri sendiri, karena kru pesawat sebagian besar berbicara dengan bahasa Arab dan Inggris, kadangkala dengan Bahasa Indonesia meskipun sedikit kaku.

Pesawat hanya terisi 369 penumpang karena ada dua penumpang yang pada menit terakhir sebelum berangkat ke Bandara Juanda harus menunfa niatnya, karena ada ibu tua yang harus dibawa ke rumah sakit haji, akibat kelelahan, dia bercerita bahwa ketika masih di rumah, tamu tak henti hentinya mengunjungi dia yang mau berangkat haji, karenanya kondisi badan drop ketika berada di Embarkasi.

Sang suami tidak mau berangkat sendirian meskipun saya berjanji bahwa sang istri segera menyusul ketika badannya sudah fit.


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog