Langsung ke konten utama

Survey Nasional Baca Tulis Al-Qur’an di Banyuwangi

 Banyuwangi (Warta Blambangan) Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang (BLAS) mengadakan Survey Nasional Baca Tulis Al-Qur’an (Surnas BTQ) terhadap 240 Sekolah atau Madrasah di Indonesia, salah satu yang di survei adalah SMP Sultan Agung Desa Jambewangi Kecamatan Sempu, 


Survei yang dilaksanakan Kamis (03/08/2023) dilakukan terhadap 4 siswa yang dipilih secara acak dari kelas 8 dan kelas 9, oleh Syafaat, ASN Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi yang mendapat tugas sebagai penguji dari Balitbang Semarang.

Kepala SMP Sultan Agung Siti Fathimah R menyampaikan terima kasih kepada Balitbang Kementerian Agama yang memilih sekolahnya untuk di Survei.

"Untuk jenjang SLTP, Sekolah kami merupakan satu-satunya yang disurvei di  wilayah Kabupaten Banyuwangi", katanya.

Sementara Penyuluh Agama Islam pada KUA Kecamatan Sempu, Guntur yang ikut mendampingi penguji menyampaikan bahwa Survei ini  sangat menarik yang mungkin juga dapat dilakukan secara lokal ditingkat Kabupaten dengan Sekolah yang lebih banyak, atau mungkin ada perwakilan di tiap Kecamatan.

Melalui saluran seluler Kepala Balitbang Semarang Anshori menyampaikan bahwa Riset ini menggunakan dua jenis instrument, yaitu tes dan non tes. Instrumen tes terdiri dari dua alat ukur, yaitu tes baca Al Qur’an (Tartil) dan tes tulis Al Qur’an (Imla’).

Sementara untuk instrumen non tes menggunakan kuisoner untuk ditanyakan oleh penguji kepada peserta didik untuk dijawab/diisi sesuai faktual keseharian mereka.  Aspek yang diukur adalah demografi, motivasi, kurikulum dan pola pembisaan membaca Al Qur’an di keluarga.

Sementara itu di tempat terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Moh.  Amak Burhanudin menyampakan bahwa pihaknya sangat mendukung Surnas BTQ yang dilaksanakan pada jenjang  SLTP dan SLTA yang salah satunya di Kabupaten Banyuwangi.

"Ada satu SMP dan satu Madrasah Aliyah di Kabupaten Banyuwangi yang disurvei Balitbang", kata Amak.

Selaku penguji, Syafaat menyampaikan bahwa dalam Survey ini para penguji telah dibekali dengan batasan yang jelas, sehingga ada alat pengukuran yang sama se Indonesia. Ditanya tentang hasil Survey, dirinya menyampaikan bahwa tugasnya hanya melakukan pengujian dan melaporkan kepada Balitbang dan tidak berhak untuk mengumumkan.

"Nanti akan di umumkan secara Nasional, dan Insyaallah nilai siswa di Kabupaten Banyuwangi secara umum cukup bagus" katanya. (syaf/yas)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...