Langsung ke konten utama

Juri Cilik Dalam Lomba Puisi Dan Menyanyi MI Darun Najah II Banyuwangi

Banyuwangi (Warta Blambangan) Menjadi juri dalam lomba Puisi dan menyanyi mungkin hal yang mustahil bagi siswi kelas 3 MI. Akan tetapi tidak begitu bagi siswi MI Darun Najah II. Dalam kegiatan Ekstra kurikuler Sabtu (12/08/2023), dimomen bulan Agustus ini diadakan lomba puisi dan menyanyi khusus bagi siswi yang mengikuti ekstra kurikuler Puisi. Siswi yang sudah mampu Puisi dan menyanyi dengan baik dan sering menjadi juara diberi tugas menjadi juri cilik yang akan menilai teman-temannya yang menjadi peserta lomba.

Sebagai juri menyanyi Aulia Izzatun Nisa kelas 4 dan Berlian Ramadhani kelas 3, sedangkan juri Puisi Siti Rohimah Elbahiroh dan Adelia Corina kelas 5. Mereka telah beberapa kali menjadi juara dalam lomba yang diikutinya, baik ditingkat Kecamatan maupun ditingkat Kabupaten. 


Menggali potensi siswi tidak hanya dengan materi memberikan materi puisi saja akan tetapi penting juga bagi siswi yang sudah mampu dibidangnya untuk mengembangkan kemampuan bidang penjurian. Begitu kata kepala MI Darun Najah II Majidatul Himmah saat menerima laporan dari juri cilik tentang hasil penilaiannya. 

“para siswa tidak hanya diajarkan bagaimana mereka menjadi peserta, kegiatan, namun juga sebagai panitia dan juga juri dalam kegiatan tersebut” kata Majid.

Lebih lanjut Majid menyampaikan bahwa dari hasil laporan juri cilik ini, mereka juga professional untuk menjadi juri dari teman-temannya, tidak ada keberpihakan dengan para peserta. Mereka mampu menjelaskan bagaimana keunggulan peserta yang menjadi pemenangnya.

MI Darun Najah II beberapa tahun terahir menggiatkan ekstrakurikuler dibidang pengembangan bakat dan minat, terutama dibidang seni. Untuk seni baca puisi dan menyanyi dipercayakan kepada sanggar merah putih 45 pimpinan Agus Wahyu Nuryadi, sedangkan dipidang karya tulis MI Darun Najah II menggandeng Lentera Sastra.

Selain lomba dibidang seni, pada bulan Agustus ini juga terbit Buku Karya Tulis siswa dari pelatihan yang dilaksanakan bersama Lentera Sastra, yang diharapkan menjadi pelecut bagi siswa untuk terus mengembangkan bakat dan minat dibidang literasi dan sastra.(Eni)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...