Langsung ke konten utama

Nama Kankemenag Kab. Banyuwangi dicatut untuk Penipuan


Banyuwangi (Warta Blambangan), beberapa hari terahir marak WhatAap dari nomor tak dikenal yang mengatas namakan Dr. Moh. Amak Burhanudin, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi yang mengirimkan pesan pribadi kepada beberapa orang untuk memberikan bantuan atas nama Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi.

Melalui saluran seluler, Senin (03/07/2023), Amak yang sedang menjalankan ibadah haji menyampaikan bahwa tidak benar dirinya mengirimkan pesan tersebut.

“masyarakat jangan percaya dengan pesan pribadi tersebut, apalagi dengan menggunakan nomor yang tidak dikenal’  kata Amak.


Lebih lanjut Amak menyampaikan agar masyarakat lebih waspada dengan adanya percobaan penipuan dari oknum yang tidak bertanggung jawab.


“masyarakat dapat konfirmasi kepada kami jika ada pesan seperti itu, dan jangan memberikan data apapun ketika diminta oleh orang dengan nomor tidak dikenal” katanya.

Dalam sehari ini (senin, 03/07/2023)_ sudah beberapa orang yang konfirmasi kepada petugas Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi tentang adanya pesan singkat dari nomor tidak dikenal  dengan mengatasnamakan pejabat di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi. 

Seperti yang dialami LAZNAS Yatim Mandiri Banyuwangi yang mendapat pesan pribadi dari orang yang mengaku Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi  bahkan untuk meyakinkan calon korban, pengurus Yatim Mandiri dikirimi  tanda terima dari pesantren yang pernah dibantu yang ternyata tanda terima tersebut palsu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...