Langsung ke konten utama

Siswi Mi Darunnajah II Asah Kemampuan Menulis

       


 Menulis bukanlah hal yang mudah, terutama bagi pemula. Untuk dapat mengeksplorasi kemampuan literasi siswi khususnya dibidang menulis, MI Darun Najah II melaksanakan kegiatan Pelatihan Menulis bagi siswi Rabu (21/06/2023) dengan narasumber dua orang pentolan  Lentera Sastra H. Syafaat dari Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi dan Nurul Lutfia Rohmah guru Bahasa Indonesia MAN1 Banyuwangi.

Lutfi menyampaikan bahwa sebelum menulis ada 4 hal yang harus dipersiapkan yaitu ada niat untuk menulis, menulis ditempat yang tepat, temukan apa yang akan ditulis serta membuat rancangan tulisan. Dalam kegiatan ini Lutfi banyak berinteraksi dengan mengajak siswi menuliskan pengalaman sehari-hari di rumah hingga tersusun minimal 17 kalimat, diluar dugaan ternyata banyak siswi yang dapat menuliskan lebih dari 25 kalimat dalam waktu beberapa menit saja.

“Ternyata siswa MI darunnajah II Banyuwangi sangat berbakat dalam menulis” kata Lutfi.

Sebagai tindak lanjut, siswi diberikan tugas untuk membuat tulisan dirumah, yang dikumpulkan beberapa hari berikutnya. Tulisan-tulisan tersebut akan dirangkum dalam sebuah buku, yang diharapkan dapat memberikan motivasi bagi siswa untuk menjadi penulis handal.


Dalam kesempatan tersebut Syafaat memberikan motivasi kepada siswi bahwa menulis itu sangat penting, karena seseorang akan dikenal dan dikenang melalui karya tulisnya.

“kita mengenal berbagai macam ilmu pengetahuna dari para ilmuwan dari para penulis, jikakita ingin dikenal, maka menulislah” kata Syafaat.

Kepala MI Darun Najah II Majidatul Himmah berharap dengan pelatihan ini akan mengikis rendahnya keinginan menulis dikalangan siswi MI Darun Najah II dan dapat menjadi motivasi untuk mau memulai menulis, sehingga kedepan muncul siswi yang mempunyai kemampuan menulis dan akan ditindak lanjuti dengan bimbingan sehingga mereka mampu menghasilkan karya tulis yang baik dan berkualitas. (Eni)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...