Langsung ke konten utama

Diklat Jurnalistik MTsN 4 Banyuwangi


 Diklat Jurnalistik MTsN 4 Banyuwangi


Sebagai madrasah riset dan madrasah literasi, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 4 Banyuwangi mengadakan Pendidikan dan Pelatihan Jurnalistik bagi siswa sejak Senin (15/11/2021) hingga Selesai (16/11/2021) di aula MTsN 4 Banyuwangi di Sumberberas.

Panitia pelaksana kegiatan yang juga Kepala Perpustakaan Lulu Anwariyah menyampaikan bahwa Tahun ini MTsN 4 Banyuwangi merupakan satu satunya tahun ini yang menyelenggarakan Diklat jurnalistik.

Kepala MTsN 4 Banyuwangi Hadi Suwito ketika membuka Diklat dengan tema "Membangun insan liyerat dalam berkarya" menyampaikan bahwa dengan adanya pelatihan dengan narasumber Yasin Alibi, pranata Humas pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi dan Syafaat diharapkan adanya peningkatan kemampuan siswa dibidang Literasi. 

"Duta perpustakaan dibebtuk bukan sebagai pelayan perpustakaan, tetapi diharapkan menjadi penulis yang bercirikan keagamaan' ungkapnya.

Lebih lanjut Hadi Suwito menyampaikan bahwa dengan adanya Karya Tulis maha buah pikiran kita akan dibaca oleh generasi selanjutnya, yang dalam hal ini adalah adik kelas dari yang saat ini mengikuti Diklat.

Dalam paparannya, kedua narasumber yang sudah berpengalaman di bidangnya tersebut menyampaikan berbagai trik penulisan berita hingga penulisan essai populer.

Sebagaimana yang disampaikan Syafaat yang juga ketua Terminal Literasi Pegawai Kementerian Agama (Lentera Sastra) bahwa pelatihan penulisan ini akan terus diadakan pendampingan secara online hingga peserta dapat menerbitkan buku ber ISBN.(syafaat)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...