“Songkok Indonesia”
Oleh : Dardiri
Songkok hitam,
Tergantung di sebuah ruang bercat hitam,
Di dalam rumah besar berlantai pualam,
Berjendela kaca polos berkilat tajam,
Dibatasi pagar dari besi sewarna arang,
Jauh,
Di seberang jalan dan tempat parkir mobil-mobil berpelat merah,
Tangan-tangan mengucur darah,
Jari-jarinya memeras resah,
Memintal gulungan kapas dan kertas,
Di sebuah pabrik songkok,
Beludru berwarna hitam,
Keringat mereka serupa aspal gorengan,
Lebam dan legam menajam,
Nasib telah diremah renyah,
Dalam rapat-rapat singkat temu pendapat,
Dalam sidang-sidang tertutup di dalam gedung berkubah terbelah,
Tangan-tangan pekerja pabrik,
Tidak begitu piawai menorehkan kesepakatan,
Janji yang ditunggu adalah tiap tanggal satu,
Lebih dari itu,
Resah dan darah menguntitnya dari waktu ke waktu,
Darah dan resah itu telah dititipkan pada seonggok songkok,
Hitam warnanya,
Beludru kulitnya,
Karena tangan mereka sendirilah yang membuatnya,
Songkok hitam,
Dibawa membaca sesuatu di bawah buku tebal dengan panduan khidmat,
Dibawa dalam rapat-rapat keramat,
Dipakai dalam sidang-sidang suara sumbang,
Menyaksikan tanda tangan dan kesepakatan,
Melihat persinggungan dan persemakmuran,
Ikut menonton syahwat dan aurat terbuka dalam tata cara dan pura-pura,
Dibawa keliling negara,
Mengunjungi kaki Rinjani dan pertigaan laut Raja Ampat,
Memutar dunia,
Mengitari menara pisa dan tembok besar cina,
Meneduhkan dahaga bangsa,
Menyejukkan suntuk dunia,
Songkok Hitam Nasional namanya,
Indonesia,
Bangga,
Disematkan di hitam beludrumu,
Kalau tidak setuju,
Hitamkan saja kepala-kepala penuh nafsu,
Pemakaimu,-
(K G P H : 13 Februari 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar