--Cermin 5--
Oleh : Dardiri
Pernah,
Kau certitakan kepadaku tentang lawatan angin,
Yang berdenting seperti sekeping logam mulia jatuh di bukit-bukit bertebing,
Dulu sekali,
Ketika hujan masih berwarna kelabu,
Dan malam belum begitu dalam,
Kamu,
Bercerita dengan menutup mata,
Bahkan ketika hujan berganti warna,
Dan malam menjadi lebih dari sekedar menghujam,
Ada yang kamu lupakan,
Bahwa malam yang paling dalam sekalipun,
Akan berakhir dengan pagi,
Dan purnama yang paling bundar keemasan sekalipun,
Akan diretakkan oleh fajar,
Sepintas kemudian,
Tiga puluh sembilan butir embun,
Menggoyang pelan daun bidara di samping rumah kita,
Kamu masih bercerita,
Dan aku mendengarnya dari dalam cermin kaca,-
(K G P H : 03 Februari 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar