Langsung ke konten utama

LITERASI AYAT AYAT NEGERI

 LITERASI AYAT AYAT NEGERI

Oleh : Faiz Abadi

Kala kubuka halaman  pertama 

Prabu Brawijaya menyerahkan tahta

Guratan takdir

Kejayaan Majapahit

Telah berakhir

Tanpa ada darah

Apalagi banjir darah

Harusnya semua sadar

Halaman pengantar

adalah ayat perdamaian

Syeh Ja'far Shodiq memegang titah tanpa pertumpahan darah

Perjalanan kehendak

Tanpa nestapa

Cikal bakal kejayaan Nusantara

Para kompeni datang membakar 

Tinta sejarah menjadi merah

Altar, biara, mimbar, segala tempat pemujaan telah ternoda

Keris Empu Gandring menjelma menjadi mesiu adu domba

Membumihanguskan kesucian Bhineka Tunggal Ika

Setelah Sang dwi warna berkibar

Lembar berikutnya kembali dalam satu ikrar

Namun keris Empu Gandring hidup kembali

Menjelma dalam raga atheis

Gotong royong, toleransi, religi, spiritual mulai terbakar

Banjir airmata bercampur darah kembali tergenang

Kini akankah terulang

Caci maki, saling tusuk, kelicikan, saling umpat, penghianatan, bom bali, adu domba, ghibah, fitnah

Bukanlah jati diri

Masihkah ada noda pada lembar berikutnya

Berjuta generasi terus membaca

Ayat ayat apakah pada halaman bumi pertiwi

Masihkah kita menjaga marwah

Menjadi benteng amanah

Lenyapkan hantu haus darah

Bersama memeluk kaki Garuda Jaya

Menjaga Sila pertama hingga kelima

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...