Langsung ke konten utama

Bimas Islam Sabet Juara Umum, Lomba HUT RI Kemenag Banyuwangi Jadi Simbol Soliditas


Banyuwangi (Warta Blambangan) Suasana riuh penuh gelak tawa, kebersamaan, dan energi positif mewarnai peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi. Tidak hanya sekadar seremoni, perayaan tahun ini berubah menjadi momentum pengikat kebersamaan keluarga besar Kemenag, ketika seluruh seksi dan pegawai terlibat aktif dalam enam perlombaan unik yang digelar sejak tanggal 27 Agustus 2025. 


Kepala Kantor Kemenag Banyuwangi, Dr. Chaironi Hidayat, hadir sekaligus ikut meramaikan perlombaan dengan penuh keakraban. Saat pengumuman pemenang lomba pada Jumat siang, beliau menekankan bahwa nilai kebersamaan jauh lebih bermakna dibandingkan hadiah yang diperebutkan.

> “Hadiah itu simbolis saja, yang penting kita semua bergembira. Nilainya tidak seberapa, tetapi tawa, keceriaan, dan kekompakan inilah yang sangat berarti. InsyaAllah tahun depan kita buat lebih meriah lagi,” tegasnya yang langsung disambut tepuk tangan meriah dari peserta.

Enam lomba yang dipertandingkan—baris-berbaris dengan mata tertutup, estafet air, makan kerupuk, makan biskuit, yel-yel, hingga lomba memasak ala Arabian—menjadi ajang adu kreatifitas sekaligus pengikat emosional antarpegawai. Setiap seksi tampil dengan semangat tinggi, mencerminkan bahwa peringatan kemerdekaan bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga memperkuat kolaborasi di masa kini.

Hasil perlombaan menunjukkan dominasi Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam yang berhasil menyabet lima gelar juara dari enam cabang lomba, sehingga berhak menyandang predikat juara umum. Keberhasilan ini bukan hanya soal capaian lomba, tetapi sekaligus cerminan soliditas dan kekompakan tim Bimas Islam yang begitu kuat. 


> “Alhamdulillah, semua seksi kompak. Namun yang paling berkesan tentu adalah kebersamaan yang terjalin di antara kita semua. Inilah semangat Kemenag Banyuwangi dalam merayakan kemerdekaan,” ungkap Oksan Wibowo, salah satu panitia lomba.

Acara ditutup dengan pembagian hadiah sederhana berupa laptop, kipas angin, dan tas, sebagai simbol apresiasi atas semangat dan partisipasi peserta. Meski tidak bernilai tinggi secara materi, hadiah tersebut menjelma sebagai ikon penghargaan atas semangat kolektif keluarga besar Kemenag Banyuwangi, Jumat (29/08/2025)

Lebih jauh, Dr. Chaironi mengingatkan bahwa semangat kebersamaan ini tidak boleh berhenti pada momentum HUT RI semata, tetapi harus dijaga dalam keseharian di lingkungan kerja Kemenag. Dengan demikian, nilai kebersamaan yang tercipta dalam riuh tawa lomba akan menjadi modal sosial untuk melahirkan kinerja yang semakin solid dan produktif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...