Langsung ke konten utama

Jamaah Haji Kloter SUB-44 Banyuwangi Tiba dengan Selamat di Tanah Air Setelah Sempat Tertunda

Surabaya, (Warta Blambangan) – Jamaah haji asal Kabupaten Banyuwangi yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) SUB-44 Debarkasi Surabaya akhirnya tiba dengan selamat di Tanah Air, Selasa (24/06/2025), setelah sempat mengalami penundaan di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi. Pesawat yang membawa para jamaah mendarat di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, pada pukul 14.48 WIB dan tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya sekitar pukul 16.00 WIB.

Kepastian kedatangan ini disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Dr. Chaironi Hidayat, yang turut hadir di lokasi menyambut kedatangan para jamaah. Dalam keterangannya, ia menyampaikan rasa syukur atas kelancaran proses pemulangan. 




“Alhamdulillah, setelah melalui proses yang cukup panjang dan penuh tantangan, Kloter SUB-44 akhirnya dapat dipulangkan lebih awal dari jadwal sebelumnya. Ini kabar yang sangat menggembirakan, baik bagi para jamaah maupun keluarga yang telah menantikan mereka,” ujar Chaironi.

Sebelumnya, Kloter SUB-43 dan SUB-44 sempat menjadi perhatian publik karena tertundanya jadwal kepulangan dari Tanah Suci. Berdasarkan informasi dari Pembimbing Ibadah Kloter, kedua kloter awalnya dijadwalkan terbang dari Jeddah pada 26 Juni 2025. Namun, menyusul perkembangan situasi dan hasil koordinasi intensif, Kloter SUB-44 berhasil diberangkatkan lebih cepat.


Penundaan tersebut dipicu oleh dinamika keamanan di kawasan Timur Tengah, terutama meningkatnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel. Salah satu dampaknya adalah penutupan sementara Bandara Internasional Muskat di Oman yang menjadi titik transit penting bagi penerbangan Debarkasi Surabaya.

Meski demikian, berkat koordinasi intensif antara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, PPIH Debarkasi Surabaya, pihak maskapai, dan instansi terkait lainnya, proses pemulangan Kloter SUB-44 dapat direalisasikan lebih awal. Hal ini menunjukkan kesungguhan semua pihak dalam memberikan pelayanan terbaik bagi jamaah.

Kedatangan para jamaah disambut penuh haru dan suka cita oleh panitia serta keluarga yang telah menanti sejak pagi di kawasan Asrama Haji Sukolilo. Sebagian keluarga bahkan datang langsung dari Banyuwangi untuk menjemput anggota keluarga mereka yang telah menunaikan ibadah haji.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Dr. Achmad Sruji Bakhtiar, juga turut menyambut langsung para jamaah di lokasi debarkasi. Dalam pesannya, ia berpesan agar para jamaah menjaga kemabruran haji dengan lima prinsip utama:

  1. Sabar

  2. Pemaaf

  3. Menjaga lisan 


  4. Bersyukur

  5. Istiqomah dalam ibadah

“Kemabruran haji bukan hanya soal pulang dalam keadaan sehat dan selamat, tetapi juga tercermin dalam perilaku dan amal setelah kembali ke tanah air,” ujar Bakhtiar.

Sementara itu, Kloter SUB-43 masih dijadwalkan kembali pada 26 Juni 2025. PPIH Debarkasi Surabaya terus melakukan pemantauan dan penyesuaian jadwal berdasarkan perkembangan situasi keamanan serta menjamin keselamatan seluruh jamaah haji.

Kementerian Agama melalui PPIH menegaskan komitmennya untuk melaksanakan pemulangan jamaah haji secara tertib, aman, dan lancar, hingga seluruh kloter kembali ke daerah masing-masing dalam kondisi sehat, selamat, dan penuh rasa syukur.

Dengan kepulangan ini, Kloter SUB-44 resmi menutup salah satu babak perjalanan spiritual para jamaah haji asal Banyuwangi, yang kini kembali ke tanah air membawa pengalaman iman yang dalam serta semangat untuk terus menebar kebaikan di lingkungan masing-masing

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...