Langsung ke konten utama

Pelaku UMKM Dilibatkan dalam Pengawasan Partisipatif Pilkada 2024


Bawaslu Kabupaten Banyuwangi menggelar sosialisasi bertema “Pemberdayaan Pelaku UMKM dalam Pengawasan Partisipatif PILKADA Serentak 2024” pada Minggu (17/11/2024) di Hotel Kokoon Banyuwangi. Kegiatan ini dihadiri oleh 100 pelaku UMKM dari berbagai kecamatan, sebagai upaya menguatkan peran masyarakat dalam menjaga transparansi dan keadilan Pilkada.


Ketua Bawaslu Banyuwangi, Adrianus Yansen Pale, dalam sambutannya mengajak para pelaku UMKM untuk turut serta mengedukasi lingkungan mereka. “Kami mengharapkan peran aktif Anda dalam memantau dan memastikan Pilkada berjalan dengan sehat, jujur, dan adil,” ujarnya.

Hadir pula Abdul Azis, Koordinator Sekretariat Bawaslu, dan Galang Romadon dari Layanan Informasi Bawaslu, yang memandu jalannya acara. Narasumber dari pelaku UMKM, Lucia Damayanti, pemilik brand “Minimarketnya Orang Pintar”, berbagi pengalaman tentang pentingnya kolaborasi antara UMKM dan masyarakat,  serta peran UMKM dalam mendukung proses demokrasi yang lebih baik.


Ajakan untuk Berpartisipasi

Pada sesi penutup, Galang memberikan edukasi singkat tentang pengawasan partisipatif. Ia menekankan pentingnya pelaporan jika ada indikasi pelanggaran selama Pilkada berlangsung. “Laporkan kepada Bawaslu jika Anda menemukan pelanggaran. Partisipasi aktif dari masyarakat akan membantu menciptakan Pilkada yang transparan dan adil,” pesannya.


Sosialisasi ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran dan keterlibatan pelaku UMKM dalam mendukung pelaksanaan Pilkada serentak 2024 di Banyuwangi.(AW)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...