Langsung ke konten utama

Rapat Koordinasi Tim Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak, Diharapkan Semua Pihak Terlibat Aktif

Banyuwangi (Warta Blambangan)– Dalam rangka memperkuat komitmen bersama untuk mewujudkan Kabupaten Layak Anak (KLA), Tim Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak menggelar rapat koordinasi pada Rabu (22/10/2024) di Aula Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (PP dan KB) Banyuwangi. Rapat ini dibuka oleh Kepala Dinas PP dan KB, Henik Setyorini, yang menekankan pentingnya peran serta semua pihak untuk terlibat aktif dalam mewujudkan Kabupaten Layak Anak.



Dalam sambutannya, Henik Setyorini menyampaikan harapan agar seluruh stakeholder, baik dari pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat, dapat saling bahu-membahu mendukung berbagai program yang telah dicanangkan. "Kabupaten Layak Anak bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi semua pihak harus memiliki komitmen yang sama untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak," ujarnya.


Rapat koordinasi ini dipimpin oleh Fasilitator Daerah Kabupaten Layak Anak, yang menjelaskan tentang lima klaster KLA yang menjadi fokus utama dalam pengembangan program. Kelima klaster tersebut meliputi hak sipil dan kebebasan, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan dasar dan kesejahteraan, pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya, serta perlindungan khusus bagi anak.


Melalui rapat ini, diharapkan tercipta sinergi yang kuat antara semua pihak dalam mendukung Banyuwangi sebagai Kabupaten Layak Anak.

Dalam penyusunan gugus tugas melibatkan semua pihak, seperti Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten, Kementerian Agama, Jurnalistik dan pihak terkait lainnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...