Langsung ke konten utama

Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak, Satgas PPA adakan Sosialisasi di Pesantren

Banyuwangi (Warta Blambangan) Sosialisasi pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak di pesantren yang dilaksanakan Satgas PPA Kabupaten Banyuwangi bertempat di Pondok Pesantren Darussalam Kecamatan Kalibaru, Kamis (15/08/2024) diikuti oleh 50 santri. 


Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam KH. Mohammad Faizin menyampaikan terima kasih kepada tim yang telah memberikan edukasi kepada para santri.

Beberapa materi disampaikan oleh para narasumber, seperti Farida Hanum dan Alizha Amalia Rohana dari P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak),  Ir. Lukman El Hakim dari Dinsos PP dan KB, Syafaat, S.H., M.H.I dari Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi serta Ipda Devi Novita, Kanit Renakta (Remaja, Anak dan Wanita) Polresta Banyuwangi.

Farida Hanum menyampaikan bahwa saat ini prosentase kekerasan pada anak dan perempuan masih relatif tinggi, dan perlu adanya pencegahan sejak dini.

Ipda Devi menyampaikan bahwa santri perlu memahami tentang apa yang tidak boleh dilakukan yang mengakibatkan tindak pidana.

"ada batasan-batasan tubuh kita yang tidak boleh disentuh oleh orang yang secara tidak sah" kata Devi.

Beberapa pasal tentang pidana terkait dengan kekerasan pada perempuan dan anak juga disampaikan dalam kegiatan tersebut.

Syafaat dari Kementerian Agama lebih banyak menyampaikan tentang kekerasan pada perempuan dan anak dengan pendekatan agama.

"tugas santri yang utama adalah menuntut ilmu, dan jangan berfikir untuk pernikahan" kata Syafaat.

Sosialisasi pencegahan kekerasan pada anak dan remaja lebih banyak diadakan diskusi dan tanya jawab.

"salah satu hak anak adalah hak untuk berbicara ataupun bertanya, karenanya jangan takut untuk bertanya ataupun menyampaikan pendapat" kata Devi.

Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh para santri untuk bertanya dan menyampaikan uneg-unegnya berkaitan dengan reproduksi dan bagaimana cara melaporkan ketika ada kejadian yang menimpa terkait dengan kekerasan.

Lebih lanjut Devi menyampaikan bahwa adanya sosialisasi ini dimaksudkan agar di satuan pendidikan tidak ada lagi kekerasan pada perempuan dan anak di Kabupaten Banyuwangi.

"bagi korban kekerasan pada anak akan dilindungi identitasnya" kata Kanit Renakta 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...