Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Home » » Doa Orang-orang Tersesat

Doa Orang-orang Tersesat

 Doa Orang-orang Tersesat


Jumat pertama di Kota Makkah, saya ingin mengikuti Sholat Jumat di Masjidil Haram, meskipun di Mushola Hotel juga dilaksanakan sholat Jumat dengan beberapa pertimbangan bahwa banyaknya jamaah lansia yang tidak dapat ke Haram.


Ada himbauan agar jamaah berangkat pagi, karena bus Shalawat berhenti beroperasi pukul 09:00 WAS, sehingga pagi itu jam setengah sembilan hotel sudah nampak lengang, beberapa masih bergegas ke Masjid dengan bus Shalawat terakhir.

Saya ke haram ketika bus Shalawat berhenti beroperasi, perjalanan 4 kilometer yang biasanya ditempuh menuju haram sudah tak nampak lagi, karena meskipun haram terlihat dekat yang ditandai dengan terlihat jelas jam besar diatas zamzam tower, namun bus memilih jalan memutar dan berhenti di terminal jiat. Sedangkan jika berjalan kaki dengan jalan lurus dari hotel hanyalah 2 kilometer saja.

Berangkat berjalan kaki menuju haram dengan seragam kebanggaan petugas haji bersama orang-orang berbagai negeri, sepertinya ada kekuatan berbeda hingga perjalanan menjadi tak terasa, karena panggilan nurani untuk bersama jamaah yang telah lama mendahului menjadi penyemangat untuk berjalan kaki ke Haram.

Pukul 10:00 WAS di hari Jumat terminal di Haram di tutup, masjid seperti hampir penuh, saya baru saja masuk halaman Haram, ketika memasuki masjid terbesar di dunia itu kita diarahkan ke lantai entah berapa melalui eskalator.

Usai sholat Jumat, orang-orang keluar dari masjid,  berhamburan seperti laron di musim hujan, entah keluar dari pintu mana mereka lupa, pokoknya keluar begitu saja, sehingga di pelataran masjid jamaah seperti aliran air tumpah dari baskom, mereka banyak yang berjalan Sarah arah lupa tujuan.

Saya berjalan yang sesekali harus berhenti melayani jamaah yang tidak tahu arah mana mereka pulang.

Saya berjalan diantara pertokoan, dengan pasti menuju arah pulang berjalan kaki sendirian. Nampak beberapa orang tua menghentikan langkahku, karena seragam kebanggaan petugas yang selalu dipakai ketika keluar memudahkan mereka yang sedang kebingungan.sekelompok orang tua ini nampak bahagia, mungkin bertemu dengan petugas bagi mereka merupakan haraybessr untuk segera pulang.

Saya mengajak mereka menepi dari sengatan matahari di tengah jalan, ngobrol bersama mereka dan mencoba menjawab pertanyaan yang mereka ajukan.

Mereka berangkat dan berhenti di terminal Syib Amir, sekitar 2 kilometer dari arah sekarang mereka berada, saya tidak menyampaikan bahwa mereka tersesat terlalu jauh, saya hanya menyampaikan harapan mereka dengan menunjukkan jalan pulang. Karena sejauh apapun kita melangkah, akan terasa menyenangkan dan indah ketika ada kepastian.

Saya begitu terharu karena menjadi jawaban bagi mereka yang tersesat dan menunjukkan jalan pulang, karena tidak ada orang yang tidak akan renta, dalam doaku ketika kita renta, tidak dikurangi nikmat pengingat, begitupun juga tubuh yang suatu saat juga akan rapuh, janganlah dikurangi kekuatan keimanan pada masa akhir kita menikmati kenikmatan iman  

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog