Langsung ke konten utama

60 Tahun MI Tunas Budaya Mangir

Banyuwangi (Warta Blambangan) Hatri jadi MI Miftahul Ulum Mangir yang ke- 60 tiba-tiba menjadi sorotan karena sajiannya yang tidak biasa. Kegiatan yang bersamaan dengan Pelepasan Siswa Kelas 6 tahun pelajaran 2023/2024 ini mendapatkan perhatian khusus dari Kepala Kemenag dan Kasi Pendma di lingkungan Kantor Kementerian  Banyuwangi, dilaksanakan hari ini (Sabtu, 22 Juni 2024)



Acara yang diselenggarakan malam hari ini memilih konsep panggung terbuka, kental nuansa etnik Banyuwangi. Hal ini diselaraskan dilaunchingnya MI Miftahul Ulum Mangir sebagai Madrasah Tunas Budaya. Pada kesempatan-kesempatan ini Kepala Kantor Kementerian Agama Banyuwangi, Dr. H. Chaironi Hidayat, S.Ag, M.M secara khusus menyampaikan ucapan selamat hari jadi MI Miftahul Ulum Mangir dengan harapan di usianya semakin dewasa dapat menjadi lembaga pendidikan yang tetap memberikan layanan terbaik dengan mensinergikan berbagai pihak baik guru, orang tua murid, maupun masyarakat. 


Sementara itu H. Dimyati, S.Ag, M.Pd selalu Kasi Pendma Kemenag Banyuwangi juga menyampaikan ucapan yang sama dengan harapan menjadi lembaga pendidikan yang semakin sukses dengan dukungan guru dan komite dengan harapan ke depannya MI Miftahul Ulum Mangir terus berinovasi menuju Madrasah yang Maju, Bermutu, dan Mendunia. 


Kepala kantor melalui Pengawas MI wilayah kecamatan Rogojampi, Bambang Harwono berpesan agar Madrasah benar-benar memberikan layanan terbaik sebagai bentuk ibadah dengan bersama-sama memajukan madrasah. Bambang juga secara langsung bertanya kepada para wisudawan mengenai cita-cita siswa kelas 6 yang diwisuda tahun ini. "Cita-cita anak-anak harus disuport wali murid. Cintailah anak-anak secara ikhlas dengan memperhatikan secara 24 jam, tidak boleh dikalahkan oleh hp" pungkas Bambang. Yang tidak boleh dilupakan adalah keberlangsungan silaturahmi masyarakat dengan MI Miftahul Ulum Mangir harus berlangsung selamanya. Paling tidak melalui doa. 


Mengawali inovasi madrasah dengan terobosan launching sebagai Madrasah Tunas Budaya tentu memiliki konsekuensi dan harapan tertentu. Seperti disampaikan Kepala MI Miftahul Ulum Mangir, dipilihnya MI Tunas Budaya ini karena melihat lingkungan karakter di Mangir sendiri sebagai wilayah kantong seni tradisi Banyuwangi. Saa Miftahul Ulum Mangir menjadi pelopor di wilayah Banyuwangi sebagai madrasah yang membranding dirinya sebagai madrasah yang konsen terhadap pengembangan dan pelestarian budaya dengan ciri karakter islami. Hal ini terlihat dari berbagai sajian mulai awal sampai akhir yang kental nuansa religi tanpa meninggalkan budaya yang melekat di Banyuwangi. 


Kesemarakan acara berlangsung mulai pukul 19.00 - 23.00 WIB menampilkan berbagai atraksi seni.  Berbagai tampilan meliputi Muslim Fashion Show, penanaman karakter melalui pidato dan doa sehari-hari ditampilkan oleh siswa kelas 1. Tahfidzul Qur'an sebagai wujud dari pembiasaan anak-anak sebelum waktu pembelajaran di kelas. Tidak lupa berbagai hasil ekstrak kurikuler ditampilkan seperti tari Gandrung, Pesisiran, jaranan, Cengkir Gading arahan Aris dari sanggar Kembang Mangir. Sebagai puncak atraksi ditampilkannya drama tari yang menampilkan siswa mulai kelas 3 sampai Kelas 6 dengan judul "Tunas Impian", sebuah gambaran Mangir dari masa ke masa menceritakan asal muasal desa Mangir sampai sepak terjang MI Miftahul Ulum di desa Mangir, yang ditangani langsung oleh paguyuban alumninya. Keterlibatan para alumni ini menjadi bagian menyatunya MI sebagai ruh pendidikan yang terus melekat selamanya. Keterlibatan para alumni yang didukung para guru, komite, dan pengurus yayasan ini sukses membawa nuansa baru mulai dari setting panggung, tampilan acara, pembuatan vidio, dan terjun langsung dalam melatih siswa. 


Melalui Madrasah Tunas Budaya MI Miftahul Ulum Mangir bertekad 

menjadikan Madrasah yang Maju, Bermutu, dan Mendunia. (@vief)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...