Langsung ke konten utama

Sugita Naoki Lancar Akad Pakai Bahasa Indonesia Jawab Wali Aisyah

Banyuwangi(Warta Blambangan) "Alhamdulillah,sempat melayang juga down bayangkan pernikahan antar negara,akhirnya bisa punya akte surat nikah!" tutur Aisyah Dwiazti Jayaningrum pada media jurnalnews yang menyaksikan di depan mihrab Masjid Besar KH Ahmad Dahlan sembari tunjukan buku mungil bergambar burung garuda seraya tersenyum tanpa bisa menahan air matanya menetes haru bersyukur. Suaminya Sugita Naoki putra kedua Okawa Eji dan Sugita Yoshiko asal Jepang yang tampak capai bisa juga tersenyum lega.
Aisyah yang alumni Jurusan Boga Universitas Malang lalu kerja di Perusahaan Makanan Nippon bagian distributor kuliner khas ini mengungkapkan pelayanan Intelkam Polresta amat persisi bagus,KUA melayani dengan hati serta kedubes Jepang pun selesaikan adminitrasi hitungan menit walau akhirnya terbang dari Jakarta lanjut KA Mutiara. Timur Malam dari Stasiun Gubeng untuk bisa sampai Masjid KH.Ahmad Dahlan hari Selasa,7 Mei 2024 pukul 06.33 untuk penghulu melakukan pemeriksaan berkas dan 07.17 akad ijab kabul wali kakak kandungnya Iqbal Darri Setyo Arif dengan bahasa Indoneia yang telah dipelajari sekitar 3 bulan berlangsung sakral,khidmad dan lancar .Naoki beri mahar uang 100 ribu yen,cincin berlian dan seperangkat alat sholat lengkap. Kepala KUA Kecamatan Banyuwangi,Ahmad Sakur Isnaini,S.Ag menyampaikan pernikahan itu tak hanya urusan mempelai tapi juga mempertemukan 2 keluarga besar apalagi ini antar negara maka perlu hati-hati mempelajari regulasi dan etika."Kebetulan saat tugas di Glagah dan Licin kami punya pengalaman menikahkan dengan orang luar negeri salah satunya juga Jepang!" ungkap Ketua alumni Ponpes Al Anwari Kertosari ini. Usai khutbah nikah dan doa, Kepala KUA yang juga biasa melayani Ruqyah Aswaja ini berharap mempelai menjadi keluarga saqinah yang khair serta melahirkan generasi yang qur'ani. Ustadz Herman Takmir Masjid yang juga pembina ponpes ABK KH Ahmad Dahlan ini berpesan untuk jaga sholat,jaga tauhid dan jaga amanat orangtua agar menjadi keluarga berkah yamg melahirkan anak sholeh dan sholehah."Like dan yang nonton ijab qobul mualaf ini lebih banyak dari pengajian rutin!" tambah takmir bidang humas media massa Yudhi yang siarkan langsung via medsos momentum sakral ini. Rahastuti Ridartiwi ibunya mempelai putri sampaikan keterbatasan waktu mantunya yang jumat tamggal 3 Mei datang lalu selasa 7 Mei jam 10.55 harus terbang ke Bandara Soekarno-Hatta lanjut Tokyo, dengan berbagai menyelesaikan administrasi ke berbagai instansi hingga bisa tasyakuran mengumpulkan keluarga dan senyampang halalbihalal dengan tetangga serta undang sejawat pers media dan LSM almarhum suaminya Azhar Prasetyo hari Sabtu,4 Mei 2024..Ayah Iqbal dan Aisyah, Azhar Prasetyo ketemu ibunya kala ditempatkan di Banyuwangi oleh pimpinan Koran Jawa Pos.Lalu mendirikan PPMA Bocah Angon dan Ki Gede Banyuwangi yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat serta klinik koperasi dan UMKM.Meninggal 8 tahun lalu di Jakarta jelang ditugaskan kementerian koperasi ke Korea Selatan.Almarhum juga pemerhati budaya dan sejarah termasuk inisiator hari jadi Banyuwangi dan pahlawan Blambangan. "Di Jepang tak ada budaya ngunduh mantu!" tutur pensiunan Satpol PP ini sembari tersenyum seraya menerima salam doa restu kerabat buat putrinya.(Bung Aguk/AM/JN).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...