Langsung ke konten utama

Ketua Satgas Halal Kemenag Kab. Banyuwangi Serahkan 11 Sertifikat Halal

Banyuwangi (Warta Blambangan) Ketua Satgas Sertifikat Halal pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi moh. Jali menyerahkan 11 Sertifikat Halal yang diterbitkan  Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) oleh pendamping Produk Halal pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Syafaat kepada 11 Pelaku Usaha di Desa Sepanjang Kecamatan Glenmore yang diwakili Tira Yulia Nuraini di ruang PTSP Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Kamis (04/04/2024).


Di Dampingi Mastur, Kasi Bimas Islam, H. Moh. Jali menyampaikan bahwa fasilitas Sertifikat Halal secara Gratis dilakukan hingga Oktober 2024, karenanya bagi Pelaku Usaha UMKM diharapkan segera mengurus Sertifikat Halal melalui para Pendamping Produk Halal.

“kami sampaikan terima kasih kepada para pendamping produk halal yang telah mendampingi para pelaku usaha untuk membantu hingga terbit setifikat halal” kata Jali.

Sementara itu Tira Yulia Nuraini atas nama para pelaku usaha menyampaikan banyak terima kasih kepada Kementerian Agama melalui para pendamping produk halal yang telah membantyu mempermudah hingga terbutnya sertifikat halal ini.

“para pelaku bukan hanya didampingi cara untuk menerbitkan sertifikat saja, tetapi juga didampingi dalam administrasi usaha lainnya” kata Tira.

Lebih lanjut Tira dan para pelaku UMKM lainnya berharap Kementerian Agama bukan hanya membantu dalam penerbitan sertifikat halal saja, tetapi juga pendampingan terhadap pemberdayaan ekonomi umat.(tim)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...