Langsung ke konten utama

Bentuk Karakter Anak & Cinta Masjid sejak dini, Takmir & Remas Masjid Jamik Baiturrahim Curungrejo Gelar Pesantren Ramadlan 1445 H


Minggu 17/03/24. Beragam cara dilakukan untuk membentuk karakter anak sejak dini termasuk menumbuh kembangkan kecintaan terhadap Masjid. Seperti dilakukan Masjid Jamik Baiturrahim Curungrejo, yang menggelar Pesantren Ramadan Kilat khusus anak TK Muslimat, TK PGRI, TK Darma Wanita dan SDN ataupun MINU se Desa Curungrejo. Kegiatan semacam ini telah secara rutin dilaksanakan setiap bulan suci Ramadlan. Terang Ketua Takmir Masjid Jamik Baiturrahim Curungrejo H.M Iksan



Berbagai lembaga pendidikan mengikuti Pesantren Ramadan yang digelar Masjid terletak di Desa Curungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang tersebut.


Diantaranya, TK Muslimat NU, TK Dharma Wanita, SDN-01, SDN-02 dan MINU Curungrejo. Pengasuh dan Pendamping Remaja Masjid Jami Baiturrahim Zainal Abidin mengatakan, tujuan diadakannya pesantren kilat Ramadan kali ini adalah membangun karakter anak sejak usia dini agar lebih dekat dan cinta terhadap masjid.



"Masjid sebagai sebuah pusat peradaban Islam masa lalu, masa kini dan masa depan, wajib ditanamkan rasa cinta terhadap anak-anak khususnya pada usia dini," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, sama halnya pada Pesantren Ramadan pada umumnya, kegiatan yang dilakukan adalah pemberian bekal maupun materi tentang agama Islam

Selain itu, mereka juga semakin dekat dengan masjid. Kegiatan Pesantren Ramadlan ini dikemas dengan metode yang menarik, seperti main game, quiz dan juga ada puluhan door prise.


Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Baiturrahim M Iksan menyampaikan kepada panitia penyelenggara mapun kepada Remas dan IPNU-IPPNU PAC Kepanjen agar lebih banyak lagi mempunyai ide-ide kreatif untuk membuat kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak-anak di masjid.



"Tujuannya agar keberadaan masjid menjadi semakin syiar dan tercipta calon-calon generasi Islam yang cinta terhadap masjid," sebutnya.


Pihaknya juga menyambut baik dan mendukung penuh berbagai program syiar di Masjid Jamik Baiturrahim Curungrejo, salah satunya adalah kegiatan Pesantren Ramadan ini. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...