Langsung ke konten utama

Penyuluh Agama Islam Banyuwangi kembali Dipercaya sebagai Pembina Upacara BDK Surabaya

 Surabaya (Warta Blambangan) Peserta orientasi PPPK melaksanakan apel pagi di halaman Balai Diklat Keagamaan Surabaya yang diikuti oleh seluruh PPPK dari berbagai daerah di Jawa Timur. Jumat (24/11/2023), kegiatan apel pagi dilaksanakan dengan dipimpin langsung Oleh Peserta PPPK dari Kemenag Kabupaten Banyuwangi Nur Sofia Azma,S.Sy., yang kesehariannya bertugas sebagai Penyuluh Agama Islam pada KUA Kecamatan Giri.


Dalam sambutannya pembina apel mengingatkan untuk senantiasa bersyukur atas segala amanah yg diemban yakni amanah sebagai ASN. Karena amanah tersebut merupakan anugrah dari Allah, yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya.
Lebih lanjut lagi sofia mengatakan bahwa keberhasilan yang diraih oleh kita semua bukan karena kehebatan atau kejeniusan diri kita melainkan semua adalah pertolongan dari Allah SWT.

"terima kasih kepada Balai Diklat Keagamaan Surabaya atas segala ilmu dan pengalaman yg luar biasa* kata Sofia

Kegiatan apel pagi hari Jum'at tersebut diakhiri dengan doa bersama agar dalam melaksanakan kegiatan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Sosialisasi bukan perempuan pertama utusan Kabupaten Banyuwangi yang ditunjuk sebagai Pembina apel di BDK Surabaya, pada angkatan sebelumnya, Dalilatus Saadah, Penyuluh Agama Islam pada KUA Kecamatan Gambiran juga ditunjuk menjadi Pembina Upacara. (Sofia)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...