Langsung ke konten utama

Dialog Deteksi Dini Aliran Paham Keagamaan di Banyuwangi

Banyuwangi (Warta Blambangan) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur melakukan dialog deteksi dini aliran paham keagamaan di Warung NKRI (Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan NKRI) Hedon cafe Banyuwangi, Rabu (27/09/2023) yang diikuti beberapa perwakilan Ormas Keagamaan, Polresta, Kesbangpol dan Kodim 0825 Banyuwangi. Dan Kepala KUA Kecamatan.



Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi yang diwakili Kepala Sub Bagian Tata Usaha H. Moh. Jali menyampaikan bahwa dalam penanganan perbedaan paham keagamaan, Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi telah berkoordinasi dengan baik dengan segenap komponen, agar situasi tetap kondusif.

"pelaksanaan dialog deteksi dini aliran paham keagamaan tahun 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dilaksanakan di Kabupaten Banyuwangi merupakan sebuah kehormatan" kata Jali.



Ketua Tim Bina Paham Keagamaan dan Kepustakaan Islam Bidang Urais Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Drs. Supriyadi, M.M. yang memimpin dialog menyampaikan bahwa kegiatan ini salah satunya merupakan tindak lanjut dari kegiatan di tingkat Provinsi beberapa hari yang lalu.


Supriyadi menyampaikan bahwa katagori persoalan konflik sosial yang menyangkut persoalan dimensi kebangsaan diantaranya, Radikalisme, Ekstrimisme, dan Terorisme, dan lain-lain.


Kepala Kesbangpol Kabupaten Banyuwangi Muhammad Lutfi menyampaikan bahwa di Banyuwangi ada Timdu penanganan konflik sosial, yang akan dipilah dengan Timdu konflik kerawanan konflik paham keagamaan.

"Insyaallah di Kabupaten Banyuwangi relatif kondusif, meskipun banyak etnis, budaya dan agama di dalamnya" kata Lutfi.

Tentang info konflik keagamaan  Lutfi menyampaikan bahwa seringkali info konflik paham keagamaan, media sudah menyampaikan.


Selanjutnya dari Intel Polresta Banyuwangi Syamsul Muarif mengharap agar output dari kegiatan ini ditindak lanjuti secara berkelanjutan, terlebih pada KUA Kecamatan ada Penyuluh Agama.

"sumber aksi teror beberapa diantaranya dari Banyuwangi, meskipun sudah tidak berdomisili di Banyuwangi, sehingga perlu adanya deteksi dini" kata Syamsul.

Lebih lanjut Syamsul menyampaikan bahwa di Banyuwangi ada beberapa orang mantan anggota organisasi yang diduga terlibat aksi teror, bahkan ada yang saat ini masih diamankan oleh Densus 88.

Disamping tersebut di Banyuwangi juga banyak aliran kepercayaan, serta Agama Bahai yang penganutnya di Jawa Timur terbanyak di Kabupaten Banyuwangi.

Dari MUI Kabupaten Banyuwangi Nur Khozon Cholil menyampaikan bahwa beberapa cara yang digunakan, seperti menyebarkan majalah pada jamaah Sholat Jumat, bahkan dapat menguasai sebuah masjid atau musholla. 

Terkait ormas yang dikeluarkan dari kepengurusan MUI berdasarkan surat edaran MUI pusat, Nur Khozin menyampaikan bahwa MUI Kabupaten Banyuwangi mengikuti edaran dari MUI pusat.


Terkait paguyuban kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Sekretaris MUI Kabupaten Banyuwangi Imam Muklis menyampaikan bahwa sebagian besar pengaruhnya ada diwilayah Banyuwangi Selatan.


Syafaat dari Seksi Bimbingan Masyarakat Islam pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi menyampaikan bahwa Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi telah membentuk Rintisan dan KMB disetiap wilayah Kecamatan sebagai model wilayah Desa/Kelurahan dalam menjaga kerukunan.

"beberapa jargon moderasi beragama muncul di beberapa KMB, seperti dosaku beda tapi mesra dan lain-lain" kata Syafaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...