Langsung ke konten utama

Bedah Buku Banyuwangi Memanggil dengan Puisi

Penyair Asean D. Zawawi Imron hadir dalam acara Bedah Buku Banyuwangi Memanggil dengan Puisi yang ditulis 85 Penyair Kabupaten Banyuwangi di auditorium Untag Banyuwangi, Jumat (28/10/2022). 



Yang menarik dari para penyair tersebut 4 orang berasal dari lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, masing-masing adalah Syafaat, Nurul Ludfia Rochmah, Faiz Abadi dan Nur Khofifah  yang kesemuanya merupakan anggota Komunitas Lentera Sastra (Terminal Literasi Pegawai Kementerian Agama). 


Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Dr. H. Moh. Amak Burhanudin memberikan apresiasi terhadap para penulis dari Kementerian Agama. 


D. Zawawi Imron yang lama bermukim di Banyuwangi tersebut menyampaikan bahwa para penyair Banyuwangi mempunyai potensi yang luar biasa.

Bedah buku yang dipandu Syamsudin Adlawi, Direktur Radar Banyuwangi tersebut juga didampingi Iqbal Baraas, Penyair Banyuwangi yang berdomisili di Kota Genteng. 



D. Zawawi Imron yang dikenal dalam sajak Celurit Emas menyampaikan bahwa kita butuh hati yang bersih yang akan terlihat dari karya Puisi.

"uraian yang disampaikan Iqbal sudah cukup mewakili" ungkapnya.

Lebih lanjut penulis yang banyak mendapatkan penghargaan tingkat Internasional tersebut menyampaikan bahwa Banyuwangi sangat kaya akan budaya dan keindahan alamnya.

"Saya pada tahun 1967 telah menulis tentang keindahan alam Banyuwangi" ungkapnya 

Lebih lanjut Sang Celurit Emas berpesan agar kita tidak melupakan asal diri kita.

"kita semua mempunyai pahlawan dari diri kita yakni Ibu kita sendiri yang tak pernah dapat tergantikan" ungkapnya.

Sementara itu Ketua Komunitas Lentera Sastra Syafaat menyampaikan bahwa Komunitas yang dipimpinnya akan terus mengabarkan semangat menulis dilimgkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi baik untuk ASN maupun bagi siswa.

"Saat ini juga ada pengumpulan puisi Khasanah Budaya Banyuwangi yang ajan dipilih 77 Penyair terbaik yang dapat diikuti oleh penulis Kementerian Agama" ungkapnya. 


Lebih lanjut Syafaat menyampaikan bahwa dirinya ditunjuk sebagai  Koordinasi Obor Sastra Indonesia yang melaksanakan kegiatan tersebut. (syaf)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...