“Wulandari”
Oleh : Dardiri
Mungkin,
Kaupun jarang sekali dihinggapi rasa ingin bertanya,
Berapa puluh purnama,
Kau lewati dengan nyala api membiak dari sayatan kecil,
Yang mirip renggang anyaman bambu setelah beberapa windu berlalu,
Hatimu?,
Masa lalu,
Sepertinya benar-benar “keramat”,
Hingga kamu melipatnya begitu rapat,
Agar seujung sengat lebah-pun tak sempat terlihat,
Bahkan oleh bayanganmu sendiri,
Adakah yang tengah kau cari,
Dari ayunan fajar yang sebentar lagi menjalar?
Dari lantunan dini hari yang berserakan di ranjang mimpi?,
Bibirmu,
Terkatup,
Bukan karena terpasung dalam kuyup,
Tetapi karena kata telah tiada,
Sayup,
Kudengar,
Kau memanggilku “kekasih”,
Dan,
Aku memanggilmu “Wulandari”,-
(K G P H : 28 Januari 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar