Langsung ke konten utama

Semangat Literasi ASN Kemenag Kabupaten Banyuwangi

 


Semangat Literasi ASN Kemenag Kabupaten Banyuwangi

Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi bekerjasama dengan Banyuwangi 1 TV, sebuah Chanel TV Lokal yang ada di Kabupaten Banyuwangi mengadakan kegiatan Komunikasi dan dialog Sastra, Sabtu (12/12) di aula bawah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi. Acara yang di gagas kelompok Lentera Sastra yang beraggotakan para penulis ASN tersebut selain Lounching Buku Karyanya berjudul Potpourri Memeluk Rindu di Masa Pandemi juga menyampaikan program program Kementerian Agama.

Dalam Acara Reso (Rehat Sore) dengan Host Mbak Vieva tersebut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi H. Slamet menyampaikan bahwa Kemampuan dan keterampilan Aparatur Sipil Negara dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Munculnya beberapa artikel di media cetak terkemuka yang ditulis pegawai dan guru di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi membuktikan bahwa ASN Kementerian Agama mempunyai kemampuan literasi yang cukup baik” ungkapnya.  Lebih lanjut  H. Slamet yang meniti karier sebagai ASN di kementerian Agama Kabupaten Banyuwangii tersebut menyampaikan bahwa Kemampuan menulis para ASN patut diperhitungkan. Terlebih beberapa di antaranya mampu menjadi juara di bidang karya tulis baik di tingkat kabupaten, wilayah maupun di tingkat nasional.

Selain Buku yang ditulis dalam Antologi, banyak buku yang telah ditulis dan ber ISBN yang telah diterbitkan anggota Lentera Sastra. “Kami memberikan apresiasi kepada kelompok Lentera Sastra yang beranggotakan para penulis di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi yang mampu mengobarkan semangat menulis baik kepada pegawai, guru, maupun siswa madrasah. Sebagai bukti, sudah muncul para penulis muda yang mewarnai berbagai media dengan karya tulisan yang membawa ciri khas keagamaan yang kuat” ungkap mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bondowoso tersebut.

Sementara itu Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Hj. Suciningsih yang turut hadir dalam Rehat Sore juga menyampaikan bahwa Selama Pandemi Covid-19, para guru dan siswa dapat berperan meningkatkan kemampuan menulisnya di samping terus melakukan pembelajaran jarak jauh. Dengan menulis, kegiatan belajar di rumah menjadi lebih efektif. Masa pendemi Covid-19 dan segala problemnya adalah tema tulisan yang masih sangat luas untuk dibahas. Pembahasan tersebut dapat ditulis dalam bentuk artikel, puisi, maupun video. Hal ini menjadi nilai lebih dengan mengingat pesan yang tersampaikan semakin luas yang bukan inklusif di lingkungan madrasah. “Kemampuan menulis tersebut terasah dengan baik atas pendampingan kelompok Lentera Sastra, karenanya kelompok ini juga harus menyebarkan virus kebaikan dibidang literasi terhadap semua ASN dan pegawai serta guru pada lembaga swasta dibawah binaan Kementerian Agama” ungkapnya.

Mantan Pendidik pada Madrasah Aliyah Negeri tersebut juga menyampaikan bahwa kualitas penulisan sangat dipengaruhi dengan budaya membaca. “Saya salut bahwa ternyata para penulis bukan hanya para Guru, namun juga Perencana yang ada dilingkungan Kemenag” ungkapnya. Berkaitan dengan terbitnya Buku Potpurri Memeluk Rindu di Masa Pendemi yang merupakan kumpulan karya para penulis berbakat di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Hj. Suciningsih  turut bangga, “ Saya mengucapkan selamat atas terbitnya buku ini sekaligus memiliki harapan besar langkah ini menjadi pemantik untuk karya buku-buku berikutnya. Dengan demikian kita dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dibidang literasi”

Ketua Lentera Sastra, Syafaat yang juga staf pada Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) menyampaikan bahwa pada awalnya nama lentera sastra diambil dari  Terminal Literasi Pegawai Kementerian Agama, diakronimkan dengan Telempik, istilah  bahasa Using yang berarti Lentera atau Damar Ublik dlam bahasa jawa, “Lentera sasta itu wangsalan, kami mengambil kata yang unik dan khas dari bahasa lokal” ungkapnya. Anggota kelompok Lentera Sastra bukan hanya guru, tetapi juga ada Pengawas, dan Penyuluh Agama Islam.

Dalam acara yang disiarkan secara Live tersebut, juga dihadiri oleh semua pengurus dan anggota Lentera Sastra. Dialog interaktif juga dilakukan dan banyak masukan dan harapan untuk meningkatkan kemampuan menulis bagi guru maupun ASN, sebagaimana disampaikan H.Saeroji, Kepala MAN 1 Banyuwangi. “Bu Ludfia yang juga sekretaris Lentera Sastra merupakan salah satu tenaga pendidik pada MAN 1 Banyuwangi, namun dalam hal menulis beliau adalah mentor saya” ungkapnya. Mantan Kepala MAN 4 Banyuwangi tersebut yakin bahwa dengan adanya kelompok Lentera sastra yang beranggotakan para mentor penulis pada kementerian Agama tersebut akan malahirkan banyak tokoh penulis. “salah satu wujud nyata dari kelompok ini disamping artikel dari anggotanya, juga memberikan pendampingan terhadap pelajar penulis pada MAN yang ada di kabupaten Banyuwangi dengan bukti tulisan para siswa tersebut dapat dimuat pada lembar opini harian terkemuka di Provinsi Jawa Timur” ungkapnya.

Dalam menggugah dan meningkatkan kualitas penulisan, Pranata Humas kemenag Kab. Banyuwangi Yasin Alibi menyampaikan bahwa dimasa pandemi Covid-19 ini panitia Hari Amal bakti (HAB ke 75 ) pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi juga mengadakan beberapa lomba secara virtual, yang salah satunya adalah Lomba menulis artikel, baik untuk pelajar maupun untuk pegawai. “Lomba tersebut bukan hanya untuk ASN saja tetapi juga untuk Guru dan Pegawai pada lembaga dibawah binaan Kementerian Agama, seperti pada RA dan Madrasah swasta, Penyuluh Agama Islam, Hindu, Katolik dan sebagainya” ungkapnya.

Kerjasama dengan Banyuwangi TV1 tersebut akan dilakukan terus menerus, dan diberikan satu ruang acara tersendiri yang dapat diisi dengan berbagai informasi dari Kantor Kementerian Agama. “Informasi dari kementerian Agama sebagai institusi dibidang pembangunan agama di Indonesia sangat diperlukan masyarakat” ungkap Vieva, Host Banyuwangi 1 TV.  Selanjutnya juga dapat diisi oleh para penghulu dan Penyuluh Agama, baik Fungsional maupun Non PNS. (syaf)


Komentar

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...