Langsung ke konten utama

Semangat dalam Rindu

 

Semangat dalam Rindu
Oleh : ST. Muanifah

Ingin selalu nampak sempurna di mata anak didiknya, adalah hal yang sangat wajar. Karena guru adalah panutan bagi mereka. Walau kadang terengah karena lelah, tetapi guru yang baik akan terus berusaha memenuhi kebutuhan pembelajaran bagi anak didiknya.

Di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir, membuat semua komponen pendidikan kerja ekstra keras dibanding pada pembelajaran normal. Terutama peran guru sebagai garda terdepan keberhasilan pendidikan ada dipundaknya. Mau tidak mau harus memersiapkan materi pembelajaran jarak jauh setiap hari dengan memanfaatkan berbagai macam aplikasi, hal ini yang membuat guru terus menerus berguru, demi memudahkan anak didiknya.

Perjuangan tiada henti demi anak didik terlayani. Para guru belajar bersama tentang berbagai aplikasi, antara lain, CorelDraw, Camtasia, Video Maker, KineMaster, dan lain-lain, untuk dapat menyajikan pembelajaran dengan baik kepada anak didik.


Tetapi bukan serta merta tuntas tanpa kendala, ketika semangat guru terus belajar, mengharuskan pembelajaran terus melaju berpacu dengan waktu. Ada saja kendala yang terjadi, ketika ilmu telah didapat, ganti sarananya bermasalah. Power point telah dibuat, rekaman lewat aplikasi camtasia telah dilakukan, hasilnya suara kecil sekali, usut punya usut laptopnya bermasalah.

Guru harus putar otak lagi, aplikasi lain disiapkan, KinMaster dicobanya, padahal ini salah satu aplikasi yang sangat memudahkan guru membuat media pembelajaran, ternyata bermasalah lagi, tidak muncul awal tampak di layar, KinMaster untuk siap dipakai, lalu muncul keterangan, "Anda belum berhasil mendouwnload aplikasi," padahal aplikasi telah nampak di layar hand phone. Rekaman video langsung pun kurang efektif, di tengah-tengah rekaman belum selesai, ruang tersisa tinggal beberapa detik, akibatnya rekaman terputus. Pakai Video Maker, satu-satunya jalan yang bisa bertahan untuk membuat pembelajaran tidak terputus setiap harinya, walau dengan video maker juga selalu harus menghapus banyak video yang lain, agar cukup ruang untuk menyelesaikan pembuatan video tersebut.

Pandemi covid-19 benar-benar menguji kesabaran, beruntung sedikit bisa IT, para guru yang tidak banyak bisa IT bagaimana? Pendidikan di Indonesia dipertaruhkan, seberapa persen serapan ilmu yang diperoleh anak-anak dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dibanding dengan tatap muka? Pendidikan karakter anak, bisakah tersentuh maksimal? Karena guru mengingatkan jarak jauh, dengan orang tuanya sendiri masih belum seperti ketika diingatkan gurunya.

Betapa berat tugas guru masa pandemi ini, dan berharap akan cepat berlalu, sehingga dapat melaksanakan pembelajaran secara langsung.

Belum lagi komplain wali murid, anaknya tidak bisa mengikuti pelajaran setiap hari dengan baik, karena handphone satu-satunya harus dibawa kerja. Guru sebatas bisa melayani dan menunaikan kewajiban mentransfer ilmunya agar anak-anak tidak ketinggalan pengetahuan, haruskah berlama-lama dengan pembelajaran jarak jauh yang menjanjikan modernitas dan kecanggihan IT? Ternyata belum menjawab segudang permasalahan di lapang, tetapi menyisakan masalah yang semakin dalam.

Pejuang literasi, tak kan pernah surut langkah dalam mengayomi anak didik dengan kata-kata lembutnya, menyirami rohani dengan memandu shalat duha, mengaji dan pembelajaran agamanya, memberikan pengetahuan umumnya, lewat pembelajaran jarak jauh. Pejuang literasi bukan sebatas mengajarkan tulis menulis, tetapi membangun peradaban mencerdaskan anak bangsa secara utuh, itulah pejuang literasi sejati. Kunci keberhasilan seseorang adalah sabar ketika diuji, ikhlas dalam menjalankan amanat.

Kurengkuh rindu dalam diam, seraya terus berjalan mencerdaskan anak bangsa. Allah SWT telah memberikan hikmah besar dari peristiwa Covid-19. Ada hikmah di balik musibah dan akan dirasakan bagi hamba-hamba-Nya yang berpikir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...