Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

Indonesia, Rumah Kita Sendiri

  Indonesia, Rumah Kita Sendiri oleh: Syafaat Indonesia adalah rumah besar yang tak pernah mengklaim kesempurnaan. Atapnya kadang bocor, dindingnya retak, lantainya dingin di malam sunyi. Namun tetaplah rumah, tempat luka dan tawa berlabuh, tempat pulang yang tak tergantikan. Ia berdiri dari peluh buruh dan petani, darah para pejuang, doa ibu di lereng gunung, dan air mata nelayan yang menatap laut tanpa kepastian. Kini rumah ini diuji, bukan karena cintanya pudar, tetapi karena penghuninya lupa cara menyapu halaman. Retakan bisa ditambal, asalkan kita merawatnya dengan cinta. Tidak ada rumah yang benar-benar sempurna. Bahkan rumah yang dibangun dengan cinta pun bisa bocor di musim hujan. Gentengnya bisa bergeser, dindingnya bisa retak, lantai bisa dingin saat malam tiba. Tapi rumah tetaplah rumah. Tempat kembali setelah dunia terlalu gaduh, tempat menyimpan luka dan tawa, tempat di mana aroma kayu tua dan masakan ibu bertahan lebih lama dari ingatan kita sendiri. Rumah besar in...

Tentang Aurat, Hate Comment, dan Kesabaran di Era Digital

 Tentang Aurat, Hate Comment, dan Kesabaran di Era Digital  (Kenangan pembinaan KTIQ Banyuwangi) Selama tiga hari berturut-turut, saya diminta mendampingi dua penulis muda dalam lomba karya tulis ilmiah Al-Qur’an. Yang perempuan, wajahnya manis, dan sering menulis di media sosial. Ia pandai menyampaikan ide dengan bahasa sederhana. Ia beberapa kali mengikuti pembinaan kampus, dan dari situ saya tahu bahwa dunia tulis-menulis bukan sekadar hobi baginya. Ia serius. Yang laki-laki, santri. Tulisan-tulisannya pernah menghiasi media digital. Gaya tulisnya seperti tafsir klasik yang diturunkan ke meja makan kita hari ini. Ada kekuatan ketika ia mengutip ulama lama lalu menyambungkannya dengan kondisi zaman sekarang. Saya mendampingi mereka bukan karena saya lebih pandai. Saya kira hanya karena saya dianggap sabar. Sabar, ternyata, lebih dibutuhkan daripada pintar. Anak-anak muda penuh gagasan, seperti air yang pecah dari bendungan: deras, liar, kadang tak terkendali. Penulis perempu...