Langsung ke konten utama

Dinsos PPKB Banyuwangi Gelar Penguatan Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB)

Banyuwangi (Warta Blambangan) Dalam upaya mendukung pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan Tingkat Daerah, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Banyuwangi menggelar kegiatan Penguatan Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB), Rabu (23/4/2025), bertempat di Aula Dinsos PPKB Banyuwangi.



Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB tersebut dihadiri oleh perwakilan organisasi kemasyarakatan, perangkat desa, kader KB, serta mitra strategis lainnya. Kepala Dinsos PPKB Banyuwangi, yang diwakili oleh Kepala Bidang Pengendalian Penduduk, Lukman Hakim, membuka kegiatan secara resmi.


Dalam sambutannya, Lukman menyampaikan pentingnya sinergi antar pihak dalam membangun Kampung KB sebagai satuan wilayah setingkat desa yang menjadi pusat integrasi dan konvergensi program pembangunan keluarga. “Kampung KB bukan sekadar program, tetapi pendekatan holistik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, keluarga, dan masyarakat,” ujarnya.


Dasar pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada sejumlah regulasi nasional, di antaranya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas dan Inpres Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem. Selain itu, kegiatan ini juga merujuk pada kebijakan dari Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Koordinator PMK, serta dukungan kebijakan daerah.


Kampung KB diharapkan dapat menjadi wadah pemberdayaan masyarakat yang melibatkan seluruh dimensi kehidupan keluarga, termasuk aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, dan perlindungan anak. Melalui kegiatan penguatan ini, Dinsos PPKB mendorong agar organisasi kemasyarakatan di daerah lebih aktif dalam pelayanan dan pembinaan kesertaan ber-KB.



Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya konkret Banyuwangi dalam mewujudkan pembangunan keluarga yang tangguh dan berdaya saing, sejalan dengan visi pembangunan manusia Indonesia yang unggul.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...