Langsung ke konten utama

Puncak Milad Ketiga Lentera Sastra Dimerdekakan Banyak Tokoh

Banyuwangi (Warta Blambangan) Puncar acara milad ketiga Komunitas Lentera Sastra yang diselenggarakan di aula bawah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi dihadiri tokoh penting dibidang Literasi dan Sastra Banyuwangi, Jumat (15/12/2023). Disamping Chaironi Hidayat, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, hadir juga H. Zen Kostolani, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Samsudin Adlawi, sastrawan yang juga Direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi, Jajaran Pengurus Dewan Kesedian Belambangan seperti Hasan Basri, Slamet Hariyanto, Titin Fatimah, Fatah Yasin Nor, Nanik, juga Sanggar Merah Putih 45 Aguk Wahyu Nuryadi, Killing Osing Banyuwangi Aekanu Hariyono dan beberapa Kepala Madrasah. 


Sebelum diskusi Literasi dan Sastra, tampil tiga penari cilik dari MIN 1 Banyuwangi, juga special penampilan Naura Lazuard Ghifari siswa MTsN 1 Banyuwangi yang juga putri dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, para jawara Liga Puisi dan lain-lain.

Zen Kostolani menyampaikan bahwa kehadiran Lentera Sastra sangat membantu dalam perkembangan literasi dan sastra di Kabupaten Banyuwangi, hal ini terbukti dengan adanya komunitas ini kemampuan menulis siswa maupun ASN semakin meningkat. Begitupun dengan yang disampaikan Samsudin Adlawi yang menyampaikan tentang perkembangan literasi dan sastra di Indonesia.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi menyampaikan bahwa beliau akan mensuport semua kegiatan lentera sastra sepanjang tidak bertentangan dengan regulasi. Roni berharap bahwa dalam peringatan HA ke 78 ini di Kabupaten Banyuwangi ada antologi puisi yang ditulis insan Kementerian Agama.

Sementara itu Ketua Komunitas Lentera Sastra Syafaat sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada komunitas yang dipimpinnya, sehingga Lentera Sastra bukan hanya dikenal di Kabupaten Banyuwangi, tetapi juga di seluruh Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...