Langsung ke konten utama

Kankemenag Kab Banyuwangi Tutup Workshop Jurnal Ilmiah Lentera Sastra

Banyuwangi (Warta Blambangan) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi H. Chaironi Hidayat menutup Workshop Penulisan artikel Jurnal Ilmiah yang diselenggarakan Komunitas Lentera Sastra, Kamis (16/11/2023) setelah kegiatan tersebut berlangsung sejak Sabtu (11/21/2023) yang diikuti 116 peserta. 


Roni (panggilan akrabnya) menyampaikan terima kasih kepada para Narasumber yang telah menularkan ilmunya diantaranya Profesor Dr. Indriya Mulyaningsih, M.Pd. Guru Besar IAIN Syeh Nurjati Cirebon, Syafaat, S.H., M.H.I. Ketua Komunitas Lentera Sastra Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Reza Faishol, S.Kom., M.Pd. Dosen Pasca Sarjana IAI Ibrahimy Genteng dan Dr. Nur Anim Jauhariyah, S.Pd.I., M.Si Dosen UIMSYA (Universitas KH. Mukhtar Syafaat) Blokagung Kecamatan Tegalsari.
Roni mengingatkan bahwa dalam Islam jika mengingat wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad tersirat dan tersirat tentang pentingnya literasi.
"Literasi dalam arti luas yakni bagaimana seseorang menerima dan mengolah informasi dan menyampaikan kepada orang lain sesuai keilmuan yang ada" katanya
Lebih lanjut mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumenep ini menyampaikan bahwa dirinya akan memberikan fasilitas yang dibutuhkan dalam perkembangan literasi dilingkungan Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi.

Ketua Komunitas Lentera Sastra menyampaikan bahwa semua hasil karya dalam workshop ini akan dibukukan, baik cetak ataupun elektronik (e-Book).
Syafaat menyampaikan bahwa pada awalnya peserta dibatasi maksimal 80 peserta saja, tetapi saat pembukaan peserta yang tidak mendaftar juga hadir, dan nggak tega ketika ditolak.
"mereka menyadari ketika harus berdesakan di aula bawah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi" kata Syafaat.
Dalam pertemuan tersebut Profesor Indri  mereview karya peserta yang sudah masuk beberapa hari sebelumnya.
Beberapa masukan yang diberikan guru besar IAIN Syeh Nurjati tersebut mampu memberikan wawasan tentang bagaimana menulis jurnal.
"setiap yang disampaikan harus mempunyai dasar dan sumber yang jelas" kata Indri.
Pertemuan terahir ini benar-benar dimanfaatkan oleh para peserta yang mengikuti kegiatan hingga hari keenam (syaf)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...